Covid 19

Prokes 5M Tetap Menjadi Kunci Penyelamat Meski Ada Vaksin

Dokter relawan Covid-19, dr. Muh.Fajri Adayih dalam forum webinar yang diselenggarakan KPCPEN yang bertajuk “Prokes Dijalankan, Covid-19 Kita Kalah”, mengatakan meski kini vaksinasi sudah berjalan tetapi protokol kesehatan 5M tetap wajib dijalankan.

“Di awal pandemi, orang takut, panik, dan lainnya. Bahkan ada yang psikosoamtis segala, tetapi setelah itu sampai sekarang orang sebagian itu cenderung untuk abai. Dan cenderung apatis. Seharusnya pemerintah punya kewajiban 3T dan masyarakat punya kewajiban 5M. Supaya sama-sama ambil bagian, sama-sama jadi subyek pandemi ini,” jelas Fajri.

Menurutnya, penyebab grafik positif terus naik ada beberapa faktor utama. Pertama, saat ini masyarakat sudah mulai lengah menjalankan prokes 5M. Kedua, masyarakat juga banyak terpapar informasi salah dan hoaks sehingga apatis terhadap penyakit. Hal tersebut juga menjadi penyebab mulai banyak orang mengabaikan prokes. Ketiga, masyarakat masih terbelah ada kelompok yang percaya dan banyak juga yang tidak percaya.

Fajri sangat menyayangkan masih adanya pihak-pihak yang memanfaatkan momentum ini untuk dapat atensi lewat akun sosial media dengan cara menciptakan informasi salah dan hoaks.

“Contoh soal vaksin, ada 300 ribu sudah divaksin dan di antara 300 ribu itu ada satu orang dan beliau dokter di Palembang yang meninggal usai di vaksin. Satu kasus yang belum diperiksa lebih lanjut apa penyebab kematiannya itu, kasus ini dijadikan latar belakang untuk memberi rasa cemas ke masyarakat soal vaksinasi.” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan saat ini dari 1 juta kasus Covid-19 itu 80% adalah kasus ringan, dan 10% kasus sedang dan sisanya kasus berat. Angka kematian 2,8%.

“Ketika kita abai maka grafiknya akan naik terus. Memang yang meninggal itu rata-rata adalah pasien Covid-19 usia lanjut dan yang punya penyakit komorbid seperti jantung, diabetes, gangguan ginjal dan sebagainya. Tapi banyak juga ada orang muda yang memang terkena Covid-19 yang berat. Nah yang apa yang terjadi? Semua organ dalam bisa terserang virus ini.” lanjutnya.

Fajri menegaskan bahwa vaksin memang penting dan saat ini memang sudah mulai distribusi dan proses vaksinasi, tetapi prokes tetap yang utama, meski pun sudah vaksinasi kita tetap wajib menjalankan prokes.Ia juga memperjelas prokesnya seperti apa yang efektif?.Pertama, pakai masker. Masker masih menjadi senjata pelindung paling ampuh. Kedua, hindari untuk berkumpul di ruangan yang tertutup atau ber-AC, sebisa mungkin jika memang harus berkumpul sebaiknya di ruang terbuka atau ruang dengan sirkulasi udara alami yang baik, ada jendela dan ventilasi terbuka. Kemudian ketiga adalah cuci tangan. Ini penting juga karena kalau ada droplet yang menempel di permukaan misalnya kertas, meja, atau pakaian itu bisa menempel disana selama 28 hari.

Syafri, seorang penyintas Covid-19 dari Makassar juga membagikan pengalamannya tertular virus corona dan dirawat hingga 21 hari di rumah sakit.

Ia menceritakan, 10 hari pertama dirawat Syafri mengalami gejala sangat berat, mulai dari demam tinggi, nafas sesak dan batuk keluar bercak darah. Kondisi badan lemah.

“Saya dirawat sampai 21 hari. Tetapi setelah saya dinyatakan negatif pun saya masih merasa belum benar-benar pulih kembali, jadi hampir 3 bulan baru saya kembali seperti normal. “ jelasnya.

“Saya sendiri sudah sangat patuh dengan prokes, tetapi mungkin ada satu atau dua kali kecolongan, misalnya buka masker saat makan, jadi benar kata dokter tadi sesehat apa pun kita wajib patuh prokes” ujar Syafri.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved