Covid 19

Protokol Kesehatan Covid-19 di Pesantren dan Peran Kyai Jadi Panutan

Gerakan Pakai Masker bersama NU telah melakukan kampanye ini ke pondok-pondok pesantren di Indonesia (Foto: Yosa/SWA)

Menurut data dari Kementerian Agama (Kemenag), terdapat puluhan pesantren yang terpapar Covid-19, dan ribuan santri yang positif Covid-19. Konsep pondok atau boarding school yang diterapkan pesantren cukup berisiko terjadi penularan karena para santri berbagi ruangan makan, belajar, tidur, dan lainnya bersama-sama. Lalu bagaimana penerapan protokol kesehatan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak) di Pondok Pesantren?

Sugeng Ibrahim, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Soegijapranata dan Anggota Gerakan Pakai Masker, mengatakan, salah satu cara untuk melawan pandemi virus adalah dengan memutus penularan. Cara memutusnya adalah melakukan 3M tersebut. Membiasakan hal ini ke masyarakat memang bukan hal yang mudah. Cara berikutnya adalah dengna vaksinasi. Tapi yang utama adalah dengan memutus penularan.

“Kami di Gerakan Pakai Masker bersama NU juga telah melakukan kampanye ini ke pondok-pondok pesantren,” ujar Sugeng dalam Katadata Forum Virtual Series, Jumat (6/11/2020).

Ia menyarankan para santri yang menderita penyakit tertentu seperti asma, TBC, atau penyakit paru lainnya tidak kembali bermukim di pesantren. Pengurus pesantren juga diimbauuntuk karantina wilayah agar tidak ada orang yang keluar-masuk pesantren. Langkah tersebut dinilai ampuh melindungi santri dan kiai. “Ancaman bahaya itu ada pada kiai yang di atas 59 tahun dan dengan penyakit komorbid,” jelasnya.

Sugeng menambahkan, pengurus pesantren juga perlu memiliki guru khusus yang bertugas sebagai kepala kamar dan ketua kelas. Guru tersebut dapat menegakkan protokol kesehatan di pesantren, seperti menegur dan memberi sanksi bagi santri yang tidak memakai masker.

Sementara itu, Basnang Said, Kepala Subdit Pendidikan Pesantren Dit PD Pontren Kemenag, di acara yang sama menyampaikan, kyai memiliki peranan besar dalam pencegaha penularan Covid-19 di pesantren. Hal-hal yang dilakukan para kyai akan menjadi tauladan yang akan ditiru oleh para santri.

Ia mengatakan, kyai dan ulama bisa menjadi pengawas sekaligus contoh bagi para santri dalam penerapan 3M. Ketika kyai mengajar dengan menggunakan masker, maka santri akhirnya juga akan ikut memakai masker.

“Maka ke depannya, bukan hanya ‘Pesan Ibu 3M’ yang harus digaungkan tapi juga pesan Kiai. Ketika Kiai yang menyampaikan bahwa harus memakai masker, menjaga jarak, dan cuci tangan maka semua akan patuh.

Sejalan dengan itu, Mazidatul Faizah, Satuan Tugas Covid-19 Yayasan Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang, menambahkan bahwa Satgas Pondok Pesantren senantiasa ketat munculnya klaster baru dengan memastikan kondisi kesehatan para santri sebelum kembali ke pondok pesantren.

Faizah menjelaskan, santri harus menjalani tes kesehatan dahulu sebelum kembali ke pesantren. Jika tidak memiliki gejala maka diperbolehkan kembali ke asrama. Selain itu, pondok pesantren juga harus menyediakan kamar isolasi dan kamar pemulihan di setiap gedung asrama. “Digunakan untuk merawat kalau ada santri yang sakit agar tidak berbaur dengan yang lainnya,” ujar Faizah.

Basnang juga mengungkapkan, berdasarkan data hingga 20 Oktober 2020, total kasus positif Covid-19 di pondok pesantren mencapai 2.332 di 39 pondok pesantren yang tersebar di 11 provinsi. “Sebanyak 2.326 santri, 16 ustadz dan ustadzah terpapar Covid-19. Sekitar 90\% merupakan orang tanpa gejala,” ungkapnya.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved