Covid 19

Satgas Covid-19 Ingatkan Penerapan Protokol Kesehatan pada UMKM

Koordinator Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menghimbau agar para pelaku UMKM disiplin menerapkan protokol kesehatan Covid-19 selama menjalankan kegiatan usahanya. Disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan ini perlu dilakukan agar roda perekonomian Indonesia bisa segera pulih kembali.

Ia menegaskan ekonomi bisa berjalan dengan menerapkan protokol kesehatan. Namun, jika indikator ekonomi berjalan dan kasusnya naik berarti ada yang tidak disiplin. “Entah itu dari konsumen atau UMKM-nya. Makanya harus gotong royong menjadi satu,” ujarnya dalam Dialog Covid-19: Penerapan Protokol Kesehatan di UMKM secara virtual, Senin (26/10/2020).

Wiku menuturkan, saat ini Satgas memiliki sebuah instrumen untuk memonitor perilaku masyarakat secara real time. Data ini diperoleh dari anggota TNI, Polri, dan Satpol PP di seluruh Indonesia yang melaporkan kerumunan di masyarakat dengan tingkat kedisiplinan mereka menggunakan masker. Data ini juga memperlihatkan kepatuhan institusi baik pasar atau pun mal terhadap protokol kesehatan.

Hasilnya, masih ada 19,94\% tidak menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Lokasi kerumunan dengan tingkat tidak patuh memakai masker tertinggi yakni jalan umum sebesar 20,8\%, rumah 18,4\%, restoran atau kedai 18,1\%, tempat olahraga publik/RPTRA 15,3\%, dan pasar 11, 3\%.

Adapun lokasi kerumunan dengan tingkat tidak patuh menjaga jarak dan menghindari kerumunan tertinggi yakni restoran/kedai sebesar 16,4\%, tempat olahraga publik/RPTRA 16,3\%, jalan umum 14,4\%, rumah 13,7\%, dan tempat wisata 13,1\%.

Dari data tersebut, kata Wiku, akan terlihat lokasi atau daerah mana saja yang perlu dimonitor lebih lanjut terkait penerapan protokol kesehatan. “Dengan demikian, pemerintah dapat segera menyediakan masker atau alat cuci tangan. Dengan cara seperti itu UMKM pasti jalannya semakin cepat, karena sebenarnya kita sendiri yang mengendalikan,” tuturnya.

Menurutnya, Covid-19 adalah bencana nonalam bagi seluruh dunia yang haruss kita hadapi. Siapa yang bisa beradaptasi lebih cepat itulah yang menang melawan Covid-19.

“Kita sudah memasuki bulan ke-8 dan seharusnya masyarakat, termasuk UMKM dan pasar sudah belajar mengenai penerapan protokol kesehatan untuk memutus rantai penyebaran virus Corona yang lebih luas. Sekarang bagaimana kita menjalankan kegiatan ekonomi tersebut dengan tidak menimbulkan kasus baru. Mari kita latihan beradaptasi melakukan protokol kesehatan ini secara bertahap dengan disiplin,” paparnya.

Wiku mengungkapkan, jika protokol kesehatan tersebut dilakukan secara disiplin dan selalu dimonitor, kegiatan sektor usaha diharapkan akan bergerak kembali. Karena menurutnya, kesehatan dan ekonomi harus berjalan bersama tidak bisa berjalan sendiri-sendiri.

“Artinya tidak hanya diperlukan adaptasi secara individu, tetapi juga adaptasi kegiatan ekonominya. Ini harus menjadi kebiasaan baru. Adaptasi kita memang belum sempurna, tapi semakin membaik,” kata dia.

Senada dengan Wiku, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menyampaikan, UMKM termasuk sektor yang paling terdampak dari adanya pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19. Apalagi hampir 60\% UMKM adalah pedagang makanan dan minuman.

“UMKM ini berbeda dengan usaha besar, mereka tidak bisa menunda kegiatan usahanya karena pendapatan mereka bersifat harian dan langsung berurusan dengan perut,” ujarnya.

Menurut Teten, tidak mudah untuk menerapkan protokol kesehatan pada UMKM dan para pedagang pasar. Maka dari itu, pihaknya bersama pemerintah daerah dalam hal ini kepala dinas kabupaten, kota, dan provinsi terus berupaya memberikan arahan-arahan dan kebutuhan untuk UMKM seperti masker, hand sanitizer, dan disinfektan.

Upaya pemerintah daerah untuk memberikan sertifikat kepada restoran, hotel, ataupun UMKM yang patuh pada protokol kesehatan juga dinilai oleh Teten sebagai langkah yang tepat. Menurutnya, upaya tersebut dapat mencegah klaster baru Covid-19 dalam kegiatan usaha.

“Pandemi ini mengakibatkan pendapatan UMKM menurun bahkan ada yang 100 \% hilang. Oleh karena itu, kesadaran untuk mematuhi protokol kesehatan menjadi penting agar kegiatan ekonomi kita bisa segera pulih kembali,” katanya.

Dengan disiplin menerapkan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan kebiasaan mencuci tangan, dinilai Wiku bisa mendatangkan keuntungan. Salah satunya, konsumen akan yakin untuk membeli produk/jasa dari UMKM tersebut. Selain itu, dengan aktivitas ekonomi yang ditambah, harusnya kasusnya pun tidak bertamba.

“Pemerintah ini sedang membuatkan dua tameng atau pelindung diri dan pelindung masyarakat. Pertama melalui protokol kesehatan 3M, kedua dari vaksin. Sambil menunggu pelindung kedua ada, maka pelindung pertama harus dimaksimalkan. Itu adalah modal agar ekonomi dapat berjalan kembali,” jelasnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved