Covid 19

Sejuta Tes Antigen Percepat Pengendalian Pandemi Covid-19

Pandu Riono, epidemolog dari UI (Foto: Eva/SWA)

Hingga 8 bulan ini kasus penyebaran Covid-19 di Indonesia belum juga menunjukkan grafik penurunan. Hal ini menimbulkan keprihatinan sejumlah pihak. Untuk membantu pemerintah dalam mengendalikan penyebaran virus Corona ini, digagaslah “Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen untuk Indonesia”.

“Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen untuk Indonesia” ini diprakarsai oleh sejumlah warga dari pelbagai latar profesi. Tujuannya untuk menggalang partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kapasitas pelayanan kesehatan dalam melakukan testing Covid-19 di Indonesia.

“Wabah Covid-19 ini mesti dikendalikan. Mari kita terlibat dalam penguatan kapasitas testing di Indonesia. Mari kita urunan, saling sumbang membiayai tes swab antigen untuk digunakan secara massal,” ujar Natalia Soebagjo, perwakilan Gerakan Solidaritas. Menurutnya, kita harus berhasil meningkatkan testing, tracing dan treatment.

Untuk mensosialisasikan gerakan ini, dilakukan webinar melalui Zoom dengan tema “Jalan Menuju Pandemi Terkendali” pada Rabu (28/10/2020). Dalam diskusi ini hadir pembicara Doni Monardo, Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana); Pandu Riono, epidemolog dari UI; Sekretaris Pusat PRBMB Unpad, Muhammad Yusuf dan Natalia Soebagjo, inisiator Gerakan Solidaritas.

Pandu menekankan pentingnya testing sejak awal orang-orang yang terinfeksi virus Covid-19. Namun, jika sudah melewati satu minggu atau lebih, maka virus di tubuh orang yang terinfeksi sudah menyebar kemana-mana. “Jadi, kalau di awal pandemi Covid-19 pada Maret 2020 di Indonesia itulah momen yang tepat untuk melakukan testing massal. Jadi, kala itu di awal pandemic mestinya dilarang orang yang bepergian naik pesawat, kereta api atau transportasi lain agar orang-orang yang terdeteksi virus Covid-19 tidak menularkan ke orang lain. Pengetatan perlu dilakukan di mana-mana,” jelas Pandu.

Akurasi tes antigen ini tidak sebaik PCR, tetapi bisa mendeteksi jumlah virus dalam sample (Foto: Eva/SWA)

Bagaimana dengan sekarang? Kata Pandu, untuk saat ini pengetatan sejatinya kurang optimal, lantaran virus sudah menyebar kemana-mana. “Saat ini yang harus dilakukan adalah melakukan testing Covid-19 secara cepat, akurat dan agresif. Langkah ini juga harus dibarengi dengan 3 M (mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak dan memakai masker).

Upaya lain yang harus dilakukan 3T (Tracing, Testing dan Treatment). Testing massal ini harus dilakukan dengan dukungan masyarakat melalui penggalangan dana bersama untuk membiayai testing Covid-19 bagi masyarakat yang tidak mampu. Tidak mungkin hanya mengandalkan peran Pemerintah Daerah, Satgas Covid-19 atau Kementerian Kesehatan.

Jika mengacu data WHO, jumlah testing di Indonesia masih rendah. Jumlah tes per 1 juta penduduk masih rendah. Sebab, pada minggu ke 41 sekitar 703 tes per 1 juta penduduk atau hanya 70,3\% dari target WHO.

Pandu memprediksikan, jika kondisi terburuk terjadi atas perkembangan Covid-19 di Tanah Air ini, maka grafik akan menunjukkan penurunan atau zona hijau pada Kuartal I/2021. “Tapi, kita doakan bersama agar paling tidak akhir tahun 2020 kondisinya sudah membaik,” tuturnya.

Untuk itu, dalam Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen untuk Indonesia diharapkan penggunaan tes antigen. Muhammad Yusuf menjelaskan, tes Antigen dinilai lebih akurat daripada rapid test. Pasalnya, tidak rumit dan harga lebih terjangkau. Gerakan ini untuk membantu pihak-pihak yang paling tepat supaya tes ini bisa efektif dan efisien.

Menurutnya, akurasi tes antigen ini tidak sebaik PCR, tetapi bisa mendeteksi jumlah virus dalam sample , sehingga orang yang berpotensi menularkan bisa diketahui. Alat ini diproduksi mandiri lewat mitra industri. Dan Indonesia harus swasembada solusi Covid-19 agar bisa lebih cepat keluar dari wabah Covid-19 yang telah memporakporandakan sendi perekenomian dan kesehatan bangsa Indonesia.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved