Covid 19

Tim Riset Uji Klinis Covid-19: Kami Tidak Terburu-buru

Foto: Pixabay

Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran, Kusnandi Rusmil mengatakan pihaknya merasa tidak terburu-buru dalam melakukan uji klinis vaksin COVID-19.

“Saya merasa biasa-biasa saja, tidak terburu-buru. Kami sudah melakukan dua kali penyuntikan. Nanti semua yang disuntikan itu dipantau selama 6 bulan. Laporan pertama pada Januari, nanti selesainya Maret,” ujar Kusnadi, Selasa (3/11/2020).

Ia mengatakan vaksin yang diuji klinis di Biofarma sudah memasuki tahap ketiga. Artinya, pengujian dilakukan multilokasi. Selain diuji di Indonesia, vaksin ini juga diuji di Brazil, Turki, dan Amerika Latin. Sebelumnya, pengujian vaksin sudah dilakukan di Tiongkok dengan melibatkan 125 orang pada fase 1 dan 600 orang pada fase 2. Sebelum uji klinis, vaksin terlebih dahulu diujikan di tumbuh-tumbuhan dan hewan.

Saat ini, penyuntikan atau imunisasi pada manusia telah dilakukan dua kali, yaitu melibatkan 1620 orang pada suntikan pertama dan kurang lebih 1600 orang pada suntikan kedua. Hasilnya, sampai sekarang tidak ada yang mengkhawatirkan.

Menanggapi berita relawan vaksin yang tumbang, Kusnandi mengatakan hal tersebut bukan karena vaksin. “Memang ada yang drop out 17 orang, tapi bukan karena reaksi vaksin. Melainkan karena ada penyakit bawaan seperti tipes sehingga dia tidak bisa melanjutkan imunisasi kedua,” tegasnya.

Kusnandi menambahkan, masyarakat tidak perlu khawatir. Menurutnya, uji vaksin yang dilakukan saat ini tergolong aman.

“Saya sudah berpengalaman melakukan uji klinis vaksin lebih dari 30 tahun. Ini termasuk uji klinis yang aman dibandingkan yang saya lakukan untuk vaksin tetanus dan difteri,” ujarnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved