Covid 19

Update RS Rujukan Covid-19, Bagaimana Tren Pasca Libur Panjang?

Data Kementerian Kesehatan per 2 November 2020 mengungkapkan, pasien sembuh dari Covid-19 bertambah sebanyak 3.624 orang. Dengan demikian jumlah kesembuhan kumulatif nasional menjadi 345.566 orang.

DKI Jakarta masih menjadi provinsi yang menyumbang pasien sembuh tertinggi harian dengan jumlah 1.057 kasus dan kumulatifnya menembus angka 95.783 kasus. Diikuti Jawa Barat dengan tambahan harian sebanyak 389 kasus dan kumulatifnya mencapai 26.671 kasus.

“Tren jumlah pasien Covid-19 yang menurun juga terjadi di Rumah Sakit swasta,” ujar Iing Ichsan Hanafi, Sekretaris Jendral ARSSI (Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia), dalam talkshow yang diadakan Satgas Covid-19.

Lalu bagaimana, situasi setelah libur panjang kemarin? Adakah penambahan kasus terinfeksi Covid-19 yang dirawat di RS? Iing mengatakan, belum melihat dampak dari libur panjang tersebut bahwa kecenderungan naiknya kasus belum terlihat.

Begitu pula pada kondisi di RS Darurat Wisma Atlet Jakarta. Disampaikan oleh Tugas Ratmono, Koordinator RS Darurat Covid-19, jumlah yang dirawat di Tower 6 dan Tower 7 mengalami penurunan dan persentase angka kasus konfirmasi Covid-19 yang sembuh mencapai 85,2\%.

“Proporsi huniannya sebesar 36,3\%. Untuk isolasi mandiri OTG di tower 4 dan 5 jumlahnya 729 orang. Yang bergejala sebanyak 1045 orang. Tingkat hunian 23,41\%. Terlihat bahwa jumlah hunian semakin menurun,” jelasnya.

Ia mengatakan bahwa ketersediaan tempat tidur masih tercukupi. Di tower 4 dan 5 ada total 2.000 bed yang tidak terisi. Dari tower 6 dan7 lebih dari 1.000 bed. “Tingkat ktersediaan lebih dari 70\%,” ujar Tugas.

Baik Iing dan Tugas, keduanya berharap tidak ada peningkatan hunian. Namun demikian mereka sudah mengantisipasi jika terjadi lonjakan kasus. Iing mengatakan, pihaknya memanfaatkan situasi ini untuk relaksasi tenaga medis dan pada sisi manajemen mempersiapkan ruangan penunjang seperti tempat tidur atau fasilitas lainnya sebagai antisipasi lonjakan.

“Kami tetap antisipasi walau kecenderungan untuk naik belum kelihatan. Begitu juga pada RS di daerah-daerah, untuk tempat tidur masih mencukupi,” ujarnya.

Sementara itu pada kasus reaktif rapid test sejumlah lokasi di hari libur panjang kemarin, Iing mengimbau kewaspadaan serta kesadaran masyarakat, bahwa bagi yang reaktif perlu tindak lanjut untuk tes atau penanganan selanjutnya dan berkonsultasi dengan dokter di fasilitas kesehatan.

“Dengan kesadaran ini dia tidak hanya menjaga kesehatan dirinya sendiri tapi juga menyelamatkan banyak orang,” ujar Iing.

Ia juga menambahkan bahwa yang masih menjadi tantangan besar saat ini adalah mengedukasi masyarakat bahwa bila terinfeksi Covid-19 buknalah suatu hal yang memalukan. Menurutnya, masih banyak orang yang menganggap terkena Covid-19 adalah nista, sehingga ketika ada anggota keluarganya yang positif dan perlu dirujuk ke RS untuk isolasi mereka menolak. Begitu pula tentang pemahaman terkait pasien yang meninggal dunia.

“Ini masih memerlukan upaya besar, membutuhkan kerja sama seluruh pihak bagaimana bisa mengedukasi masyarakat,” ujarnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved