Diaspora

Ebed Litaay (President IDN-G 2015-2017) : “Kerjasama Harus Berdasarkan Kebersamaan”

Ebed Litaay (President IDN-G 2015-2017) : “Kerjasama Harus Berdasarkan Kebersamaan”

Sehari-hari Ebed Litaay adalah profesional di sebuah perusahaan yang berkantor di Belanda. Namun, beberapa tahun terakhir ia banyak sekali berinteraksi dengan kolega diaspora Indonesia di mancanegara maupun para mitranya di Indonesia. Maklum, Ebed adalah President Indonesia Diaspora Network Global (IDN-G) periode 2015-2017. “Diaspora selalu ingin membantu Indonesia karena walaupun mereka jauh di mata, tapi Indonesia selalu dekat di hati mereka,” ujar Ebed, meyakini.

Beberapa waktu lalu, SWA berkesempatan mewawancarai lelaki berperawakan besar ini mengenai sejauh mana kolaborasi yang tercipta antara para diaspora Indonesia di mancanegara dengan para mitranya di Indonesia. Berikut kutipannya :

Selama ini apa saja program-program yang sudah diinisiasi dan dijalankan IDN-G selama masa kepemimpinan Anda?

Diaspora

Ebed Litaay (President IDN-G 2015-2017)

Kami, antara lain, telah melakukan kerjasama dengan Garuda Indonesia dengan pilot project di Belanda. Kami juga bekerjasama dengan BNI, di mana para diaspora meskipun WNA dan tinggal di luar negeri, dapat membuka rekening di BNI. Kami juga mempromosikan destinasi-destinasi khusus di Indonesia seperti di Pulau Seribu. Di samping itu, kami juga menjalankan proyek-proyek penangangan sampah dan limbah di NTT, Maluku dan Papua Barat, yang merupakan grass root level dan ada impact social-nya. Dan masih banyak lagi. Yang penting adalah program dan proyek-proyek itu memberi kontribusi untuk negara.

Sejauhh mana pelaksanaan proyek-proyek tersebut dan hasilnya?

Program penanganan limbah dan sampah membuat masyarakat sadar efek sampah dan limpah untuk tubuh dan lingkungan. Semua orang di Pulau Saparua, Maluku, bekerjasama untuk membersihkan pulau mereka. Ini adalah satu-satunya proyek yang melibatkan seluruh masyarakat untuk memiliki kesadaran untuk membersihkan pulau mereka sendiri.

Dengan operasi bansos, masalah kesehatan masyarakat , terbantu misalnya dengan operasi bibir sumbing, luka bakar dan katarak. Selain itu juga ada transfer of knowledge pada dokter-dokter setempat. Lalu, dengan pengiriman alat kesehatan, banyak rumah sakit di daerah bisa, meningkatkan layanan kesehatan.

Dan, dengan mempromosikan kopi dari Bandung, kopi tersebut dapat juara 3 di ajang MICE (Melbourne International Coffee Expo) di Melbourne, Australia.

Namun, banyak proyek yang masih baru atau bar mau dilaksanakan. Yang jelas, para diaspora mendapat banyak dukungan dari masyarakat.

Apa yang dibutuhkan agar terjadi program-proogram kolaboratif yang melibatkan diaspora?

Proyek-proyek diaspora memang ada di banyak bidang. Agar terwujud (di berbagai daerah), harus ada local partner, dan juga harus ada jaringan orang-orang yang sudah aktif di bidang tersebut. Tujuannya agar bisa saling belajar. Selain itu juga harus ada kerjasama dengan masyarakat lokal dan pemda terkait dengan kewenangan, syarat dan peraturan. Kesemua hal tersebut agar proyek-proyek kolaboratif bisa didukung oleh semua pihak di masyarakat.

Selama ini apa saja kendala yang menghambat terwujudnya program-program kolaboratif?

Kendala yang sering terjadi, dari sisi mitra lokal, setelah MoU ditandatangani, atau setelah langkah pertama dilewati, seringkali tidak ada follow-up-nya. Ekspektasi juga berbeda. Atau, bila counterpart sudah berganti, fokusnya ternyata berbeda. Sedangkan dari sisi diaspora, kendalanya adalah sudah kurang mengerti tatakrama Indonesia. Ketrampilan Bahasa Ibu pun sudah tidak baik. Dan juga, cara kerja berbeda.

Apa saran Anda agar semakin banyak kolaborasi yang terwujud antara diaspora dengan para mitranya di Indonesia?

Untuk terwujudnya kolaborasi yang baik, harus ada tujuan dan visi-misi yang sama. Kerjasama harus berdasarkan kebersamaan, saling mendengarkan, dan bahu-membahu. Juga harus ada planning yang lebih riil dan konkrit, supaya hasilnya juga riil dan konkrit. Jadi, jangan hanya NATO, No Action Talking Only. (Reportase: Tiffany Diahnisa)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved