Management Trends zkumparan

PJBS Targetkan Pengelolaan 15.600 MW di tahun 2021

PJBS Targetkan Pengelolaan 15.600 MW di tahun 2021

Dwi Koesnanto, GM PLN Distribusi Jatim (Tengah) dan Ompang Hasibuan, Direktur Operasi PJB Service (Kanan).

PT PJB Service, anak perusahaan PT PJB yang mengelola operasional dan pemeliharaan pembangkit listrik, melebarkan lini bisnisnya ke sektor captive power.

Captive power merupakan swasembada pengelolaan listrik, dimana para pengusaha mengelola listriknya secara independen atau mandiri. Hal tersebut dilakukan lantaran target yang dicanangkan perseroan untuk dapat mengelola listrik hingga 15.600 MW pada 2021 mendatang.

Hal ini ditegaskan Djati Prasetyo, Direktur Utama PJB Service dalam acara PJBS Electricity Talk: Business Forum, Regulation, and Technology in Captive Power Market di Sidoarjo, Jawa Timur (3/11/2017).

Dia menjelaskan, PJBS sebagai anak perusahaan hanya mendukung trajektori PJB dan PLN. Dimana 70% kinerja perseroan merupakan penugasan atau menyuport perusahaan induk.”Kami mencoba berbisnis di luar itu, kami melihat captive power merupakan potential costumer,” ujar Djati. Menukil data yang dikeluarkan PLN distribusi Jawa Timur, saat ini, tercatat 1.200 perusahaan yang menggunakan captive power di Jawa Timur. Perusahaan tersebut terdiri dari BUMN dan swasta.

Djati mengungkapkan, selama ini, pengusaha perlu menambah biaya tambahan untuk jasa pemeliharaan pembangkit. Selain itu, peremajan dan perbaikan pembangkit dilakukan pihak pemasok spare part secara reaksioner. Lebih lanjut dia bilang, pihaknya siap untuk melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan pembangkit dengan lebih efisien. Karena menggunakan sistem yang telah terdigitalisasi, maximo.

“Lewat sistem ini, kebutuhan spare part, historical kerusakan, hingga database material inventori control sudah terdata, sehingga kami lebih siap dalam mengoperasikan dan memelihara pembangkit,” kata dia.

Selain itu, pihaknya juga melakukan management outage 18 bulan sebelum pelaksanaan untuk meningkatkan akurasi kebutuhan pembangkit saat dilaksanakannya overhaul. “Kami siap dalam melakukan operational dan pemeliharaan pembangkit captive power secara lebih efisien dan akurat,”dia melanjutkan.

Untuk mendukung pengelolaan 15.600 MW, Djati mengungkapkan pihaknya juga telah melakukan investasi di sektor SDM.”Perkembangan teknologi merupakan keniscayaan. Dalam training development center kami, pengembangan SDM bersinergi dengan teknologi yang ada kini,”ujarnya.

Saat ini, tercatat, perseroan telah mengelola 5.236 MW yang tersebar dari Sabang sampai Maluku. Dimana 250 MW kapasitas pembangkit merupakan perusahaan milik negara, seperti PLTU, PLTA, PLTGU, PLTG, PLTMG, dan PLTD.

Kedepan, perseroan juga akan meneruskan ekspansi bisnis yang sempat terhambat ke wilayah Asia. Sebelumnya, PT PJBS diketahui telah menjalin kerjasmaa strategis dengan perusahaan Gulf Power di Arab Saudi. Namun, megaproyek pengadaan listrik 35.000 MW milik pemerintah, mengaharuskan perseoran pulang kampung dan fokus pada proyek tersebut. “Rencana untuk melanjutkan ekspansi ke Asia Tenggara, khususnya Singapura dan Malaysia ada dan masuk dalam rencana kerja 5 tahun kedepan, khususnya untuk overhaul,” kata dia.

Sebagai tambahan, saat ini, pertumbuhan pendapatan PT PJBS dari tahun 2006 hingga 2016 mencapai 6,7%. Perseroan menargetkan pendapatan revenue sebesar Rp1,3 triliun sampai akhir tahun nanti.

Editor: Eva Martha Rahayu

www.Swa.co,id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved