Green Companies zkumparan

Pupuk Kaltim, Kinerja Cemerlang dengan Praktik Green Company

M. Arief Rusdi, GM Teknologi PT Pupuk Kalimantan Timur, bersama team
M. Arief Rusdi, GM Teknologi PT Pupuk Kalimantan Timur, bersama team

Kinerja bisnis PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) menunjukkan hasil positif. Pupuk Kaltim membukukan pendapatan di tahun 2018 senilai Rp 18,96 triliun, naik 25,64% (dari Rp 15,09 triliun). Laba bersih naik 12,2% dari Rp 1,65 triliun menjadi Rp 1,84 triliun. Kinerja fundamental yang kinclong ini adalah cermin keberhasilan manajemen Pupuk Kaltim dalam mengimplementasikan beberapa program, salah satunya mempraktikkan green company berdasarkan prinsip 3P: People, Planet, Profit, di setiap aspek operasional bisnis, seperti proses pengambilan bahan baku, pengolahan, hingga penggunaan energi yang efisien. Langkah ini merupakan komitmen manajemen BUMN ini untuk menerapkan proses manufaktur berbasis lingkungan hidup dan prinsip-prinsip green company sejak 2017.

Pupuk Kaltim adalah produsen pupuk dan petrokimia. Kapasitas produksi pabriknya sebanyak 3,43 juta ton urea per tahun dan 2,74 juta ton amoniak per tahun. Selain memiliki tujuh unit pabrik, BUMN pupuk ini mempunyai fasilitas pendukung berupa pergudangan dengan total kapasitas 225 ribu ton dan delapan dermaga yang bisa disandari kapal dengan bobot 40 ribu DWT (dead weight tonage).

Proses produksi dari hulu hingga hilir, serta operasional perusahaan lainnya diselaraskan dengan tata kelola perusahaan yang berbasis lingkungan hidup. “Kami sudah menerapkannya di beberapa sistem manajemen, seperti sistem mutu, tata kelola lingkungan, dan pengelolaan energi yang ramah lingkungan,” tutur M. Arief Rusdi, GM Teknologi Pupuk Kaltim.

Hal itu berimbas positif pada pengembangan produk perusahaan ini, yaitu pupuk urea ramah lingkungan. Sebelumnya, Pupuk Kaltim pernah memproduksi pupuk urea berbahan kimia yang dampaknya kurang menggembirakan terhadap tingkat kesuburan tanah. Kini, seperti dikisahkan Arief, pihaknya berinovasi dengan membuat pupuk majemuk yang ramah lingkungan. “Kami juga mengembangkan pupuk hayati, sehingga tanaman bisa benar-benar efisien dalam penyerapan pupuk,” katanya.

Pupuk Kaltim sudah melakukan program demplot (demonstration plot) terhadap pemakaian pupuk hayati di lahan pertanian. Arief menjelaskan, penggunaan pupuk kimia sebanyak 600 kg dibutuhkan untuk lahan seluas 1 hektare. Sementara itu, penggunaan pupuk hayati mengurangi kebutuhan pupuk kimia sebesar 50% atau 300 kg dari jumlah total kebutuhan pupuk itu di lahan seluas 1 ha tersebut. Untuk memopulerkan pupuk hayati, Pupuk Kaltim mengedukasi petani di beberapa daerah, yaitu di Pulau Jawa, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Pulau Sulawesi. “Tren global akan mengarah ke pemakaian pupuk yang efektif. Pupuk kimia lama-lama akan berkurang pemakaiannya,” Arief memprediksi tren penggunaan pupuk di masa mendatang.

Langkah ini merupakan wujud nyata Pupuk Kaltim mengimplementasikan program green company di setiap aspek operasional. “Kami melakukan penerapan green purchasing, green office, green port, dan standar industri hijau. Kami menerima penghargaan green port, yaitu menjadi pelabuhan pertama di Indonesia yang menerapkan konsep ramah lingkungan,” ungkap Arief. Implementasi green company ini membuahkan hasil manis.

Contohnya, efisiensi energi di pabrik 1A dan pabrik 3 yang menerapkan standar internasional ISO 50001 dan tercatat sebagai pabrik pupuk pertama dan satu-satunya di Indonesia yang bersertifikat internasional ini. “Kemudian, kami menjalankan 18 program peningkatan kinerja energi dengan penghematan energi gas sebesar 4,53% dari target 3% atau 502.159 mbbtu (million metric british thermal unit), nilainya setara US$ 2,22 juta di pabrik 3. Tahun 2017, total penghematan energi Pupuk Kaltim sebesar 2.079 Giga Joule,” Arief menjelaskan.

Usaha lainnya adalah menurunkan emisi gas rumah kaca atau karbondioksida (CO2) sebesar 938 ribu ton, mengaplikasikan teknologi reverse osmosis di pabrik 1 dan 5, memiliki cryogenic purification untuk efisiensi energi di unit produksi terbaru, yaitu pabrik 5. Kemudian, mengurangi limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) sebesar 245 ton atau setara Rp 1,2 miliar dari tujuh program pengurangan dan pemanfaatan limbah, meningkatkan efisiensi air dan konservasi keanekaragaman hayati, serta mengurangi sampah sebanyak 3.700 ton di tahun 2018.

Selanjutnya, inisiatif Pupuk Kaltim lainnya dalam menerapkan aspek 3P itu, antara lain, menggunakan kompos sebagai bahan pembawa (carrier) pupuk hayati, mengganti reagen (pereaksi) kimia yang berbahaya terhadap lingkungan menjadi reagen kimia yang ramah lingkungan, menggunakan energi terbarukan (biodiesel B100) yang terbuat dari minyak jelantah, dan memproduksi pupuk hayati. “Saat ini Pupuk Kaltim memiliki pabrik biodiesel walau skala produksinya masih kecil, bahan bakarnya adalah minyak jelantah yang diambil dari rumah makan di Bontang dan Malahing. Pupuk hayati yang diproduksi Pupuk Kaltim mencapai 15 ribu ton/tahun,” Arief menjelaskan.

Anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero) ini juga menjalankan program corporate social responsibility, salah satunya inovasi CSR unggulan di desa tengah laut di Malahing, Bontang, sebagai destinasi wisata. “Kami membuat roadmap untuk detail engineering design tahun 2018-2022. Ini salah satu binaan Pupuk Kaltim yang bertujuan menjadikan Malahing sebagai destinasi wisata. Wisatawan bisa belajar memanen rumput laut atau memanen ikan di keramba jaring tangkap,” kata Arief memaparkan.

Inovasi CSR berbasis lingkungan lainnya adalah mengimplementasikan sand filter Penjaring (Pemurnian Air Hujan Ramah Lingkungan) di Kampung Malahing dan Pulau Gusung. Ketersediaan infrastruktur air ini memudahkan masyarakat lokal memperoleh air. Sebelumnya, masyarakat setempat harus menempuh jarak sekitar 6 km ke daratan untuk membeli air. Berikutnya, Pupuk Kaltim mengolah minyak jelantah menjadi biodiesel sebagai pengganti solar di genset penghasil listrik di Desa Malahing itu. Program CSR berbasis lingkungan hidup ini diklaim Arief sebagai acuan atau benchmark dan studi banding program pemberdayaan masyarakat untuk seluruh anak perusahaan Pupuk Indonesia.

Sederet program itu merupakan bagian terpadu dari keberhasilan Pupuk Kaltim mendongkrak kinerja. “Kondisi keuangan perusahaan cukup bagus. Kami menyumbang 50% dari seluruh laba induk usaha Pupuk Indonesia,” ungkap Arief. Prestasi keuangan ini berbarengan dengan penghargaan yang diterima Pupuk Kaltim di bidang lingkungan hidup, di antaranya peringkat emas PROPER Nasional 2017-2018 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Yang terbaru, Pupuk Kaltim menempati peringkat ketiga di ajang Indonesia Green Company 2019. (*)

Andi Hana Mufidah Elmirasari & Vicky Rachman


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved