Technology zkumparan

Sukses Gilang “Kandang.in” Ternak

Sukses Gilang “Kandang.in” Ternak
Gilang Kurniaji, founder Kandang.in platform investasi peternakan
Gilang Kurniaji, founder Kandang.in, platform investasi peternakan

Kandangin dalam dialek Jakarta bisa bermakna memasukkan ternak ke kandang atau mengembalikan ternak ke “rumah”-nya. Namun, bagi Gilang Kurniaji, makna Kandang.in lebih luas dan dalam daripada itu. Kandang.in adalah platform investasi peternakan besutan Gilang yang didukung oleh teknologi digital. Platform ini bisa menjadi jembatan antara investor dan peternak yang memerlukan permodaan melalui investasi pendanaan secara syariah. Kandang.in berdiri secara resmi pada September 2017, walaupun ide awal mendirikannya sudah ada sejak 2015.

Perusahaan rintisan di bawah PT Kandang Karya Teknologi ini didirikan Gilang bersama dua rekannya (sebagai co-founder), Ginanjar Fahrul Muttaqin dan M. Ishaq Firdaus. Pembagian tugasnya, Ginanjar sebagai Chief Technology Officer, Ishaq sebagai Chief Investment Officer, dan Gilang sendiri sebagai Chief Executive Officer Kandang.in.

Gilang mengembangkan sektor peternakan karena menyakini dunia peternakan merupakan sektor yang menarik dicermati. “Kondisi sektor peternakan yang selalu bergantung pada impor semakin menambah keprihatinan kami,” katanya. Ia menceritakan, sebelum memutuskan menggunakan platform investasi syariah untuk membantu permodalan peternak, pihaknya melakukan riset lapangan dan menemukan sebenarnya banyak peternak yang memiliki potensi berkembang. Namun, kendala utama yang mereka hadapi adalah permodalan.

Pada tahap awal, pihaknya mencoba pilot project di internal mereka sendiri dengan membantu permodalan peternak. Pihaknya menggunakan akad syariah bagi hasil untuk membantu peternak sapi dan kambing untuk dijual hewan ternaknya pada saat Idul Adha. Ternyata, pada pilot project tersebut peternak yang dibantu pendanaannya sukses dan bisa memberikan nilai bagi hasil yang sangat menarik. Pada saat itu bisa memberikan bagi hasil sekitar 6% dalam jangka waktu kerjasama selama empat bulan. “Kejadian ini semakin menambah semangat kami untuk menyempurnakan teknologi, platform, dan sistem kami,” kata Gilang, Sarjana Pendidikan Teknik Informatika dari Universitas Negeri Malang ini, mengisahkan.

Pada periode berikutnya, pihaknya mencoba kembali sebuah pilot project dengan mengajak rekan-rekannya untuk membantu mendanai peternak di daerah. Kali ini dengan menggunakan platform berbasis web sebagai langkahnya untuk mendapatkan umpan balik pengguna dan review untuk menyempurnakan platform Kandang.in sebelum resmi dirilis untuk masyarakat luas.

Lalu, apa keunikan yang ditawarkan Kandang.in? Menurut Gilang, keunikan yang ditawarkannya: dari sistemnya sendiri menargetkan pasarnya adalah kalangan milenial muslim. “Kami juga ingin menyediakan platform investasi bagi kalangan milenial yang ingin belajar atau mencoba investasi dengan mudah,” katanya. Mereka bisa mencoba belajar untuk melakukan investasi dengan nilai nominal awal investasi yang tidak terlalu besar. Cukup dengan Rp 500 ribu, investor sudah bisa berkontribusi untuk membantu mendanai permodalan peternak di berbagai daerah. “Jadi, kami berupaya menyediakan proyek-proyek pendanaan yang tidak hanya menguntungkan, namun berdampak sosial di daerah,” ungkapnya. Ini sesuai dengan slogannya: Kandang.in bukan sekadar investasi, solusi untuk negeri.

Kandang.in juga menyediakan kemudahan dari sisi teknologi. Cukup dengan mengakses dari aplikasi atau website Kandang.in di bagian dashboard investor, maka investor bisa memilih sendiri proyek-proyek yang ingin dibantu didanai. Nantinya, investor pun akan mendapatkan laporan periodik, laporan bagi hasil, dan informasi tambahan lain hanya dengan jarinya melalui aplikasi Kandang.in. “Kami ingin memberikan pengalaman baru dalam melakukan investasi bagi milenial yang mudah dan kekinian,” ungkap Gilang. Saat ini, pihaknya sudah merilis aplikasi dashboard investor versi web, versi mobile browser, dan aplikasi android. “Insya Allah, dalam waktu dekat kami juga akan menyediakan aplikasi versi IoS untuk pengguna iPhone,” kata mantan software engineer di sebuah perusahaan ini.

Untuk mengedukasi pasar atau calon investor, pihaknya lebih banyak menggunakan media sosial seperti Instagram, Facebook, dan artikel di blog. “Alhamdulillah, saat ini sudah lebih dari 5 ribu calon investor yang subscribe ke platform kami dan ada 2 ribu investor yang telah register menjadi calon investor, serta lebih dari 600 investor yang telah aktif dan atau recurring mendanai proyek-proyek di Kandang.in,” alumni Magister Informatika Institut Teknologi Bandung ini menjelaskan.

Untuk mitra peternak, Kandang.in telah mendanai lebih dari 20 kelompok peternak di berbagai daerah, mulai dari Lombok (Nusa Tenggara Barat); Trenggalek, Tulungagung, Blitar, dan Bangkalan (Jawa Timur); Gunung Kidul (Daerah Istimewa Yogyakarta); serta Banjar dan Cikampek (Jawa Barat).

Berapa total dana yang disalurkan? “Selama satu tahun, kami membuka layanan kami dengan menyalurkan dana Rp 5,4 miliar kepada peternak. Alhamdulillah, pada proyek-proyek yang telah selesai, tingkat kegagalan bagi hasil sangat kecil, di bawah 1%,” kata Gilang bersyukur. Ia berharap total dana yang bisa disalurkan ke mitra peternak bisa tumbuh 40% dibandingkan tahun lalu. “Sekitar Rp 8 miliar untuk total proyek yang kami targetkan akan kami buka untuk didanai investor. Sedangkan jumlah investor, kami berharap bisa tumbuh 30-50% untuk tahun ini,” katanya.

Saat ini tim utama Kandang.in beranggotakan tujuh orang. Namun, pihaknya memiliki perwakilan di setiap klaster peternak dengan sistem kontrak atau bagi hasil. “Jadi, kalau ditotal, ada 15 orang yang menjadi tim Kandang.in,” ungkapnya. (*)

Dede Suryadi dan Anastasia Anggoro Suksmonowati

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved