Next Gen Wisdom

Pesan Ayah Bos Pan Brothers: No Tipu-tipu!

Pesan Ayah Bos Pan Brothers: No Tipu-tipu!

Kepercayaan adalah modal utama dalam berbisnis. Tanpanya, bisnis tak bisa bersemi dan bahkan tumbuh besar. Inilah prinsip utama yang dipegang teguh bos PT Pan Brothers Tbk, Ludijanto Setijo. Nyaris gulung tikar, perusahaan garmen yang dipimpinnya sukses melesat ke pentas internasional.

“Ayah saya pesan ke saya satu, jangan nipu orang dalam berbisnis. Pan Brothers punya integrity, passionate, dan nasionalisme,” kata CEO Pan Brothers, Ludijanto Setijo.

Untuk memenangkan persaingan, perseroan terus merangsang kemampuan inovasi seluruh karyawan. Inovasi yang dibutuhkan tak hanya dari segi produk, tetapi juga produktivitas. Kebijakan otomatisasi dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produksi.

“Kami masih ada kendala bagaimana inovasi di sisi karyawan. Dibandingkan Vietnam, produktivitas Indonesia lebih rendah 30%. Bila dibandingkan dengan China bisa setengahnya. Mungkin culture-nya. Saya bawa karyawan kesana untuk melihat etos kerja pekerja di luar negeri,” ujarnya.

CEO Pan Brothers, Ludijanto Setijo

CEO Pan Brothers, Ludijanto Setijo

Padahal, tidak semua inovasi bisa berhasil atau dengan kata lain bisa diterima pasar. Tapi, perusahaan yang mampu bertahan biasanya adalah mereka yang senantiasa melakukan inovasi. Inilah cara mereka untuk memenuhi selera dan kebutuhan pasar. Itulah kenapa tes pasar juga sangat diperlukan.

“Pemasaran kami 1/3 di Asia, 1/3 di Eropa, 1/3 di Amerika sejak 2011. Kami 5 eksportir terbesar dari Mitsubishi, Adidas, The North Face, Amer Group & Nike, Prada, Boss, Wilson, Calvin Klein, Lacoste, dan lainnya,” ujar dia.

Di tengah pesatnya perkembangan dunia fesyen, teknologi, serta media sosial, setiap ada pop up fesyen teranyar, selalu kebanjiran pembeli. Jika tidak mampu beradaptasi, Pan Brothers bisa tertinggal dan hilang dari peta persaingan industri garmen. Itulah kenapa emiten berkode PBRX ini terus memperbarui mesin guna meningkatkan kapasitas produksi.

“Saya beli mesin di Italia dan China. Sekarang, di satu pabrik, 15% operasionalnya sudah otomatis. Target kami adalah 40% di tahun berjalan. Tahun lalu, (kami beli mesin) dari Korea,” kata pria yang akrab disapa Ludi ini.

Pada tahun ini, lanjut dia, Pan Brothers menargetkan kenaikan penjualan hingga 10%. Meski begitu, ia melihat pasar global belum pulih sepenuhnya. Dengan pasar yang masih slow down, target tersebut dirasa sangat berat dan hanya akan terealisasi sekitar 5-6%.

“Kebanyakan bukan karena jumlah pembeli yang bertambah, tapi karena switch order ke kami. Sehingga, pabrik lain jadi sepi,” ujarnya. (Reportase: Tiffany Diahnisa)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved