Profile Next Gen

Antusiasme Srikandi Trah Sariaatmadja

Antusiasme Srikandi Trah Sariaatmadja

Bila tak mengenalnya, wanita mungil ini tampak seperti perempuan biasa. Berambut sebahu, berjalan cepat, dan bicara penuh kehati-hatian. Namun, dia adalah Eliza Sariaatmadja, anak ketiga dari empat bersaudara trah Eddy Kusnadi Sariaatmadja. Dan, yang membuatnya laik disorot adalah tantangan yang kini diembannya: bukan hanya mengembalikan pamor BlackBerry Messenger (BBM) sebagai aplikasi chat yang pernah diidolai seantero jagat, tetapi juga menjadikan BBM sebagai one stop lifestyle app. Ya, di aplikasi BBM ini, orang bukan hanya bisa mengobrol lewat teks dan audio, tetapi juga bisa belanja, membeli kupon restoran, nonton video, mengakses berita hiburan dan olahraga, sampai merancang traveling sekaligus memesan hotel dan pesawatnya.

Eliza Sariaatmadja

Tak berapa lama setelah itu, Eliza pun diberi tanggung jawab untuk mengembangkannya. Dia menangani pengembangan bisnis Creative Media Work, perusahaan yang mengelola BBM.

Alumni Jurusan Keuangan dan Akuntansi University of New South Wales (lulus 2010) ini sebetulnya tak banyak bergelut di dunia teknologi. Selepas kuliah, dia menjadi diaspora, bekerja di Standard Chartered, Singapura, di bagian corporate finance setelah sempat di berkarier di dunia investment banking. Semua pekerjaan itu ditinggalkan untuk tantangan yang lebih besar.

Sewaktu Emtek mengumumkan pembelian BBM, tak sedikit orang yang mengernyitkan dahi. Maklum, di seantero dunia, pamor aplikasi yang berasal dari Kanada itu terus digerus para pemain baru, seperti WhatsApp, Line, We Chat, dan belakangan Telegram. Sampai-sampai disebut, Indonesia adalah tempat para pengguna BBM terakhir di dunia.

Namun, tentu saja keluarga Sariaatmadja punya perhitungan sendiri atas akuisisi ini. “Ada anggapan bahwa BBM sudah ditinggalkan. (Namun) kami melihat BBM masih diminati smartphone user,” kata Eliza santai tetapi serius. Dia lantas menunjukkan data hingga pertengahan 2017, BBM memiliki 60 juta user dengan daily active user 30 menit per hari. “Dan (jumlahnya) masih akan terus bertambah,” ujarnya lagi penuh antusias.

Bukan tanpa alasan jika Eliza terlihat antusias menjalani tanggung jawab ini sekalipun pekerjaannya itu membuatnya bolak-balik Singapura-Indonesia, dan sesekali ke Kanada, membereskan seabrek urusan. Perhitungan yang sebenarnya tidak dipahami oleh banyak orang adalah bahwa Emtek bukan sembarangan mengambil BBM. Mengapa? Karena, aplikasi ini sesungguhnya merupakan kepingan penting buat kerajaan bisnis KMK Online. Eliza bergabung dengan bisnis ini pun lantaran melihat sinar yang cerah, selain membantu bisnis keluarganya.

Melihat BBM memang harus menempatkannya dalam konteks kerajaan bisnis KMK Online. Dibentuk tahun 2012, KMK Online bisa dikatakan merupakan wadah kawah candradimuka bagi anak-anak Eddy Sariaatmadja. Di sinilah mereka digembleng untuk mengibarkan bendera trah Sariaatmadja lebih hebat lagi.

Dan sepertinya, anak-anak muda kelahiran dekade 1980-an ini tipikal orang-orang yang begitu antusias serta agresif. Mengambil jalur bisnis digital, KMK Online seperti ikan paus yang tengah lapar-laparnya. Satu demi satu perusahaan daring (online) dicaploknya. Di antaranya, PropertyGuru Pte. Ltd., Bridestory Pte. Ltd., Hijup.com, Kudo, Bobobobo, dan Bukalapak.com. Berbarengan dengan itu, mereka juga meluncurkan platform video berbasis media sosial, Vidio.com. Lalu, meluncurkan kembali Oshop.co.id, situs home shopping, bekerjasama dengan Ochannel. Mereka semua memperkuat media yang sudah dimiliki, yakni Liputan6.com, Bintang.com, dan Bola.com.

Kurang-lebih 17 bisnis online telah ada dalam KMK Online, dan masih akan terus bertambah jika dianggap relevan dengan rencana bisnisnya. Tak pelak, mereka telah menjadi ekosistem tersendiri. Dan, BBM menjadi kepingan penting dari puzzle yang ada. Maksudnya?

BBM bukan semata messaging apps. Di tangan KMK Online, BBM menjadi mobile tools untuk men-deliver layanan yang diberikan dari seluruh unit online miliknya kepada para pengguna. “Kami membaginya dalam empat layanan, yang disebut ‘4K’,” papar Eliza. Pertama, komunikasi, seperti fitur chatting, panggilan suara, panggilan video, private message, retract, dan time message. Kedua, konten digital. Pengguna bisa membaca berita, live streaming, akses video lokal, dan akses konten eksklusif seperti NBA, liga sepakbola, dan baca komik. Ketiga, komersial, yakni e-commerce. Pengguna dapat melakukan transaksi belanja online seperti dengan Bukalapak, reservasi tiket, dan hotel. Keempat, keuangan, yang akan diluncurkan akhir 2017, bekerjasama dengan AliPay, unit fintech milik Alibaba.

Semua layanan itu diberikan lewat kanal yang didesain khusus, Discover. Di sanalah pengguna bisa mengakses layanan hiburan, informasi, hingga belanja serta melancong. Dan jika Anda pengguna lama BBM yang sudah lama meninggalkan aplikasi ini, rasanya akan melihat banyak perubahan. Maklum, KMK Online sudah mengubah baik sisi teknis maupun tampilannya agar user friendly. Pengguna Android, IOS, dan Windows sudah bisa menggunakannya. Tak perlu lagi di BB.

Kelengkapan layanan inilah yang membuat Eliza yakin bahwa BBM memiliki kemampuan besar untuk keluar sebagai pemenang dalam pertempuran instant messaging, terutama di Indonesia sebagai pengguna terbesarnya. Sudah bukan rahasia, secara global pun, pertempuran di area ini sangatlah ketat. Terakhir, Google terjun ke medan pertempuran dengan meluncurkan Allo, berdampingan dengan aplikasi videonya, Duo. Dan khusus Indonesia, aplikasi Telegram juga kian diminati.

Apa yang membuat Eliza antusias, tentu saja karena lengkapnya layanan yang diberikan. “Kami kuat di konten dan kami berpikir ingin menyatukan konten tersebut menjadi satu di BBM. Jadi, BBM ini akan menjadi distribution platform,” katanya. Dan, bukan hanya individu yang menjadi sasarannya. “Kami harapkan BBM (juga) dapat membantu UKM, jadi enabler untuk menjangkau pembeli.”

Dengan ambisi menjadikan BBM sebagai one stop lifestyle app, tak mengherankan KMK Online habis-habisan berupaya mendukungnya. Setiap hari, sedikitnya 100 engineer terbaik diupayakan bisa direkrut. Mereka diminta mengembangkan unit-unit online dalam ekosistem yang sudah ada.

Sekalipun dipersenjatai amunisi yang banyak lewat ekosistem KMK Online, sejatinya tantangan Eliza tidaklah mudah. Dia harus mampu meningkatkan bukan hanya jumlah pengguna, tetapi yang paling penting adalah tingkat penggunaan BBM. Crowd (kerumunan) yang ada dalam eksosistem di BBM harus betul-betul aktif sehingga traffic berjalan tinggi.

Saat ditanya target pengguna BBM, Eliza menjawab diplomatis, “Sebanyak mungkin.” Satu hal pasti, kini dia menjadi sangat sibuk. Di Indonesia dia hanya beberapa hari, lalu balik ke Singapura lagi. Dalam waktu dekat, dia harus memindahkan ribuan server dari Kanada ke Singapura. “Karena, kami akan akan fokus di Indonesia,” katanya.

Apakah Eliza akan bisa menjawab tantangan yang ada, ini hal yang tak mudah diprediksi. Pertama, para pesaing tak tinggal diam. Contohnya, WhatsApp tengah menyiapkan layanan pembayaran dan transfer uang. Kedua, mengambil hati orang untuk loyal di era sekarang tidaklah gampang.

Eliza kini fokus untuk terus meningkatkan layanan agar makin banyak orang jatuh hati pada BBM. Layanan yang kini tengah disiapkannya adalah kerjasama dengan AliPay. Dengan layanan ini, nantinya semua pengguna BBM memiliki dompet elektronik untuk bertransaksi. BBM juga akan mendukung akses kesehatan ke masyarakat luas. Nantinya, akan ada layanan BBM Health yang memberikan akses konsultasi dokter melalui internet.

Alhasil, bisa dikatakan, waktulah yang kelak akan membuktikan apakah Srikandi dari Trah Sariaatmadja mampu menuntaskan tantangannya. Namun setidaknya, dia sudah punya satu hal untuk modal sukses: antusiasme. Dan, itulah yang ditunjukkannya di awal Agustus 2017 itu, di lantai 22, SCTV Tower, Jakarta.

Sudarmadi, dan Tiffany Diahnisa


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved