Profile Next Gen

Christina Suriadjaja, Langkah Besar di Bisnis Sewa Properti Online

Christina Suriadjaja, Langkah Besar di Bisnis Sewa Properti Online

Meski baru berusia 23 tahun, Christina Suriadjaja, pendiri perusahaan rintisan Travelio.com, mampu menarik perhatian publik internasional. Awal Juni lalu, di Monaco, Prancis, Christina didapuk oleh Ernst & Young Global sebagai EY Next Gen Award Winner 2017 dari 500 anggota NextGen di dunia berkat kiprahnya membesarkan Travelio di usianya yang masih sangat muda.

Christina SuriadjajaCo-founder sekaligus Chief Strategy Officer Travelio itu mendirikan perusahaan yang bergerak di ranah sewa properti online (daring) pada 2015. Hanya berselang dua tahun, Travelio telah menjangkau ribuan properti di puluhan kota di Indonesia.

Putri taipan properti Johannes Suriadjaja –keluarga pendiri PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSI)– itu dibesarkan dalam lingkungan global. Lahir di Indonesia, Christina dibesarkan di Singapura, selanjutnya meraih gelar S-1 bisnis dari University of Southern California Marshall School of Business, California, AS.

Usai kuliah dan bekerja sebentar sebagai management trainee di InterContinental Hotels Group di Singapura, Christina lantas pulang kampung untuk meluncurkan Travelio, startup perhotelan dan manajemen properti residensial, bersama dua rekannya pada 2015. Ia mengatakan, bisnisnya kerap disebut sebagai “Airbnb dari Indonesia” karena memang model bisnisnya menyerupai perusahaan perintis sewa properti daring asal AS itu.

Ketertarikan Christina di bisnis penyewaan properti daring dilatarbelakangi minatnya terhadap dunia perjalanan dan perhotelan sejak usia dini. Dulu, ia menyangka masa depannya terletak di bisnis konsultasi perhotelan. Namun, ajakan teman-temannya untuk bergabung dengan Travelio, yang saat itu baru saja menerima dana investasi awal sebelum peluncuran resmi, mengubah cita-citanya. “Ini adalah kesempatan yang tidak dapat saya tolak karena sejalan dengan semangat saya dan memiliki aspek pelengkap terhadap sektor perhotelan keluarga saya,” katanya.

Memang, SSI yang dikelola ayah Christina, Jonannes, memiliki dan mengelola rantai hotel bintang 3 bermerek Batiqa yang kini telah beroperasi di Karawang, Cikarang, Cirebon, Palembang, Pekanbaru, dan Lampung.

Di Travelio, Christina lebih banyak terlibat dalam aspek perancangan strategi bisnis, pengelolaan properti, dan penggalangan dana. Tak kurang US$ 2 juta sukses diraup Travelio dalam dua putaran pembiayaan melalui perusahaan modal ventura, investor, dan berbagai perusahaan di Asia Pasifik. “Ayah saya tidak memiliki ekuitas di bisnis ini. Investor utama saya adalah Gobi Partners, dana pengelolaan modal usaha yang berbasis di Shanghai yang diinvestasikan oleh perusahaan seperti Alibaba Group, Kazanah Fund, dan Unilever,” kata Christina kepada SWA, menepis anggapan bisnisnya dimodali keluarganya sendiri.

Didukung permodalan yang kian solid, Travelio pun berkembang pesat. Jumlah properti yang bergabung di Travelio mencapai lebih dari 3 ribu unit yang tersebar di 25 kota di Indonesia. Saat ini, sebagian besar properti yang terdaftar di Travelio terpusat di Jakarta. Namun, selanjutnya Travelio berencana menambahkan lebih banyak inventarisnya di kota-kota besar lainnya seperti Surabaya dan Bandung. Targetnya, tahun depan jumlah properti yang terdaftar di Travelio mencapai dua kali lipat jumlah saat ini.

Peningkatan itu demi melayani target pasar Travelio yang mayoritas (80%) berasal dari dalam negeri dan sebagian besar wisatawan. Tidak seperti hotel pada umumnya, periode hunian di properti mitra Travelio cukup panjang dengan sebagian besar mencapai lima hari hingga sebulan. Adapun model penginapan yang terpopuler di Travelio adalah yang bisa menampung banyak orang seperti vila, apartemen, dan rumah tapak. “Penginapan kami kira-kira lebih luas, pribadi, dan strategis karena terletak di daerah yang dekat dengan kawasan komersial atau transportasi. Jadi, biasanya sangat praktis jika bepergian dengan berkelompok atau mencari akomodasi yang lebih ekonomis, private, dan luas untuk masa tinggal yang lebih lama,” paparnya.

Untuk menggaet konsumen, Travelio menggabungkan dua metode pemasaran sekaligus: offline dan digital. Metode pertama ditujukan untuk konsumen perumahan real estate sedangkan pemasaran digital untuk meluaskan dan menjaring pelanggan yang lebih besar. Cara Travelio menjaring pelanggan mencakup beriklan, berpromosi di komunitas lokal, serta berbagai acara perusahaan. “Strategi itu efektif untuk menjaring konsumen sewa bulanan, terutama mereka yang mencari pilihan di dekat rumah sakit, kawasan bisnis atau acara seperti pelatihan perusahaan,” ungkapnya.

Saluran pemasaran digital efektif untuk menarik konsumen penyewa jangka pendek yang jumlahnya lebih besar ketimbang penyewa jangka panjang. Selain itu, Travelio juga menjalin kemitraan strategis dengan pelaku industri perjalanan lainnya seperti Trip Advisor dan Tuniu.com.

Ke depan, Travelio ingin mengerek pertumbuhan dengan memanfaatkan 200 ribu rumah residensial yang tak berpenghuni di Jabodetabek. Harapannya, Travelio dapat mengubah perilaku konsumen menengah dengan menyewa hunian jangka panjang dari Tavelio daripada membeli. “Rencana masa depan saya adalah menjadi platform sewa terbesar di Indonesia di kelas bisnis inventaris. Kami juga bercita-cita meningkatkan pembiayaan pada 2018 untuk mendorong pertumbuhan kami lebih jauh lagi,” Christina memaparkan visinya.

Christina memang telah terbiasa menetapkan tujuan hidup, karier, dan bisnis sejak dini. Kebiasaan itu bersumber dari perbincangan dengan kakeknya, Benjamin Arman Suriadjaja, juga dengan ayahnya sendiri, Johannes. Christina menuturkan, bersama kakeknya, ayahnya mendorong dirinya untuk membangun usaha yang memiliki dampak sosial positif, berkontribusi kepada masyarakat sekitar ataupun industri. Bisnis yang dikelola keluarganya pun selalu menjadi perhatian utama baginya dalam melangkah. “Yang bisa saya katakan adalah saya senang dibesarkan dengan nilai keluarga yang kuat ini, ditambah dengan semangat saya untuk menumbuhkan lanskap perjalanan dan perhotelan di Indonesia,” ungkapnya.

Reportase: Sri Niken Handayani

Riset: Hendi Pradika


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved