Next Gen

Ricky Surya Prakasa, Terapkan Strategi Value Over Price untuk Unggul di Pharma Dermatology

Ricky Surya Prakasa, Terapkan Strategi Value Over Price untuk Unggul di Pharma Dermatology
Ricky Surya Prakasa, Presiden Direktur Meccaya.
Ricky Surya Prakasa, Presiden Direktur Meccaya.

Mungkin banyak orang yang belum mengenal nama PT Meccaya. Namun, kalau disebut merek Salep 88, niscaya banyak orang yang akan mengaku pernah mendengarnya. Ya, Salep 88 memang menjadi produk Meccaya yang cukup melegenda di masyarakat Indonesia.

Didirikan oleh Benjamin Surya Prakasa di tahun 1982, Meccaya konsisten menjadi perusahaan farmasi yang punya spesialisasi di bidang dermatologi (pharma dermatology). Selama 40 tahun Meccaya berdiri, merek andalannya, Salep 88, telah menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia secara turun-temurun untuk mengatasi masalah kulit akibat jamur.

Dari sisi manajemen organisasi, Meccaya kini dikelola oleh generasi penerus perusahaan keluarga ini. Ricky Surya Prakasa, generasi kedua, dipercaya menjabat sebagai Presiden Direktur Meccaya.

Ricky bukan sekadar anak dari keluarga pemilik, tapi juga punya bekal kompetensi yang ciamik. Setelah lulus dari program bachelor di Seattle University dengan predikat magna cum laude, ia menyelesaikan studi MBA-nya di tahun 1996. Ia juga mengikuti Senior Executive Leadership Program 2019-2022 di Harvard University. Di dunia akademis di Amerika Serikat, ia merupakan anggota Alpha Sigma Nu dan Beta Gamma Sigma honor society.

Karier Ricky dimulai di bidang finansial, sebagai peserta program internship di Merryll Lynch. Selesai dengan program itu, ia kemudian mengikuti program Management Associate di Citibank Indonesia.

Kiprah Ricky di perusahaan keluarganya dimulai pada 1998, dengan menjabat sebagai Direktur Keuangan. Saat itu Indonesia sedang dilanda krisis moneter yang cukup berat. Sektor manufaktur dan perdagangan yang mengandalkan pengadaan barang impor juga terkena dampak kenaikan biaya yang signifikan. Meccaya mengalami kesulitan akibat kenaikan harga dan kelangkaan bahan baku produksi.

Tantangan yang dihadapi Ricky kala itu ialah rasio keuangan perusahaan yang buruk, terutama gross profit margin ratio yang negatif, lantaran biaya manufaktur produk lebih tinggi dibandingkan dengan harga produk yang dijual. Ada situasi sulit bila ingin menaikkan harga di tengah ketidakpastian ekonomi saat itu.

“Harapan kami, suatu saat Indonesia memiliki perusahaan pharma dermatology terdepan di Asia Tenggara.” Ricky Surya Prakasa, Presdir PT Meccaya

Menyadari kondisi tersebut, Ricky berupaya menerapkan strategi adaptif dan sustainable secara bertahap, dengan menjadikan gross margin dan profitabilityratio sebagai target utamanya untuk diperbaiki. Lalu, menyesuaikan aspek-aspek strategi manajemen, operasional, dan pemasarannya.

Untuk mencapai target utama tersebut, Ricky mengadopsi pendekatan Value Over Price yang merefleksikan sustainable strategy dan daya saing produk di pasar. Inti strategi ini adalah mengedepankan peningkatan mutu di setiap kenaikan harga.

“Adanya Value Over Price Strategy memacu perusahaan untuk meningkatkan mutu produk dan servisnya, serta memantau komponen biaya dan peningkatan efisiensi di setiap alur operasional perusahaan,” kata Ricky yang mengaku memiliki passion di bidang finansial dan farmasi.

Meccaya pun membuat divisi pengadaan impor sendiri dan mengimpor langsung setiap bahan baku impornya, sehingga dapat memangkas biaya perolehan bahan baku secara signifikan. Untuk aktivitas operasional, Meccaya mulai menjalankan sistem produksi fully automation dan quality control point untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional yang berkontribusi positif terhadap profitabilitas perusahaan.

Sampai saat ini, kata Ricky, Meccaya masih terus mengadopsi strategi Value Over Price yang mengedepankan peningkatan mutu, servis, efisiensi, serta efektivitas pada setiap kenaikan harga. “Ini membuat produk-produk kami sustain tetap menjadi market leader,” ujarnya.

Untuk tahun 2022 dan ke depannya, Ricky mengungkapkan, Meccaya akan terus berinovasi dengan menghasilkan produk-produk pharma dermatology terbaik sebagai solusi kesehatan kulit masyarakat Indonesia. Pihaknya berencana memasarkan delapan produk baru, antara lain 88 Anti Acne, 88 Anti Itch, Meccaderm, Sarijel, Lukajel, dan Lukaderma. Ia menyebutkan, pihaknya rutin melakukan riset kepuasan pelanggan yang diadakan melalui platform media sosial, juga bekerjasama dengan pihak eksternal.

Untuk mendukung bisnisnya, di tahun 2021 Meccaya menambah lahan pabrik baru di kawasan industri MM2100 untuk meningkatkan kapasitas produksi. Dan, membangun laboritorium pharma dermatology yang modern.

Segala aktivitas yang dipimpin oleh Ricky tersebut membuahkan pertumbuhan bisnis 5%-20% setiap tahun. Ia berharap perkembangan ini terus berlanjut dengan adanya penambahan produk-produk baru dan unit bisnis di tahun 2023, yaitu Unit Consumer Health dan Dermo Cosmetics.

Ricky menargetkan, pada 2023 akan menjajaki pasar ekspor Asia Tenggara, dimulai dengan Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam, dengan mendaftarkan brand mereka melalui platform registrasi Madrid Protokol di tiap-tiap negara. “Harapan kami, suatu saat Indonesia memiliki perusahaan pharma dermatology terdepan di Asia Tenggara,” katanya tandas.

“Kami juga berupaya menerima tantangan dalam lima tahun ke depan, dimulai dengan mengekspor produk-produk unggulan kami, seperti brand 88, Meccaderm, Sarijel, dan Lukajel,” kata Ricky.(*)

Jeihan K. Barlian & Anastasia A. Suksmonowati

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved