Property zkumparan

Apartemen The Loggia Usung Konsep Transformable Living Terbaru

Apartemen The Loggia Usung Konsep Transformable Living Terbaru
Mulyadi Janto, Head of Residential SBU PTFarpoint Realty Indonesia

Satu lagi apartemen yang meramaikan hunian vertikal di Jakarta Selatan. Adalah The Loggia Apartment yang dibangun oleh PT Farpoint Realty Indonesia (saham 55%) dan Tokyo Tatemono (saham 45%). Keduanya merupakan pengembang real estate dari Indonesia dan Jepang. The Loggia mengusung konsep transformable living terbaru diilengkapi furnitur dan ruang penyimpanan yang transformable. Apartemen 20 tingkat ini mengedepankan desain unik dengan efisiensi tempat dan area yang membuat setiap penghuninya lebih bebas bereksplorasi.

Widijanto, Chief Operating Officer PT Farpoint Realty Indonesia, menargetkan penjualan ratusan unit The Loggia sekitar Rp1,44 triliun. Total lahan yang akan dikembangkan seluas 1,2 hektar. Rencananya, apartemen ini akan dibangun dua tower sebanyak 498 unit. Ada tiga tipe yang dipasarkan: satu kamar tidur seluas 72-76 meter2, dua kamar tidur plus seluas 75-83 meter2 dan tiga kamar tidur seluas 115-117 meter2. Harganya dibanderol Rp25,8 juta per meter persegi.

Mulyadi Janto, Head of Residential SBU PT Farpoint Realty Indonesia, menjelaskan, untuk mewujudkan hunian yang lebih lapang atau the art of spacious living, lewat konsep “Reversibility into Emptiness,” Farpoint berkolaborasi dengan firma desain papan atas Jepang, Atelier Bow-Wow (ABW) untuk wujudkan desain ruang yang inovatif. Sebagai salah satu maestro desain mikroarsitektur dunia, ABW berfokus pada eksplorasi ruang, dengan penciptaan ruang yang lapang dan transformable yang menyajikan lebih dari satu fungsi.

“Lewat The Loggia, kami menghadirkan konsep hunian vertikal baru demi menjawab tantangan, sekaligus memaksimalkan kenyamanan bagi masyarakat yang ingin tinggal di tengah kota. Dengan fitur-fitur efisien yang bisa berubah fungsi kapanpun sesuai kebutuhan, inovasi ini tentunya dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, apalagi di saat mereka dapat tetap menyimpan benda-benda sentimental miliknya, namun tetap menciptakan ruang lapang di apartemennya,” ujar Mulyadi.

Konsep transformable pada apartemen ini terinspirasi dari konsep “ikigai,” yang menerjemahkan rahasia hidup panjang dan bahagia masyarakat Jepang, lewat prinsip minimalis dan decluttering. Di The Loggia, penghuni dapat menemukan kelapangan di ruang terbatas kota Jakarta yang sangat padat, sehingga setiap penghuni dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.

Sebuah penelitian dari real estate marketplace terkemuka, Zillow.com, mengungkapkan, ada prioritas yang meningkat dari pembeli rumah usia muda untuk mencari area rumah yang lebih lapang. “Namun, harus diakui, sangat sulit menemukan rumah dengan luas yang sempurna di Jakarta, apalagi dengan harga yang terjangkau. Lewat konsep desain yang unik ini, kami melihat konsep rumah mikro ala Jepang akan sangat populer, berkat ide briliannya untuk membuat ruang sempit tampak lebih luas,” tambah Mulyadi.

Nah, untuk mewujudkan hunian nyaman di jantung kota Jakarta, berbagai inovasi dan furnitur hemat ruang yang diterapkan di The Loggia meredefinisi hunian lapang, berkat kemampuannya mengubah ruang padat menjadi kosong di kesempatan tertentu.

Dengan beragam pilihan unit, mulai dari 72 m² hingga 117 m², setiap unit dapat di-upgrade menjadi area private sanctuary, yang dilengkapi dengan day beds, tempat tidur susun, sliding panel rotan yang dapat dimodifikasi untuk ciptakan ruang lapang, serta ruang penyimpanan tersembunyi di berbagai sudut. Salah satu kamar tidur berada di ketinggian 60 cm, dengan area bawah digunakan sebagai ruang penyimpanan bawah lantai, sehingga penghuni dapat tetap “menyembunyikan” seluruh barang pribadi tanpa perlu membuangnya.

Reversibility into Emptiness tidak hanya terwujud dari rumah yang rapi, tetapi bagaimana setiap elemen yang ada bisa memberikan nilai untuk ruangan tersebut. Misalnya, bagaimana sinar matahari memancarkan pantulan di lantai ubin ke langit-langit, bias cahaya melalui dinding rotan, atau angin yang bertiup melalui jendela ke koridor.

“Gerakan dan transformasi furnitur ini merupakan momen nyata yang bisa dieksplorasi, salah satunya lewat meja makan yang dapat dilipat di dinding. Hasilnya, ruang makan pun bisa berubah menjadi ruang komunal untuk mengumpulkan lebih dari 10 orang. Suasana multi-sensory seperti ini yang penting untuk menyegarkan pikiran tiap penghuni,” ujar Yoshiharu Tsukamoto, Co-principal Architect Atelier Bow-Wow dan Profesor Tokyo Institute of Technology.

Untuk kenyamanan maksimal, The Loggia juga memberikan sentuhan Indonesia ke dalam setiap desainnya, seperti ubin buatan tangan bergaya vintage dari Yogyakarta. Memberikan semilir angin alami di setiap unit, perancang menciptakan pintu masuk yang memberikan ventilasi silang ke dalam hunian, yang semakin menekankan The Loggia sebagai properti pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menyediakan konsep desain unik, yang ditargetkan selesai pembangunannya di tahun 2022 ini.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved