Property

Infrastruktur Kerek Harga Properti di Timur Jakarta

Infrastruktur Kerek Harga Properti di Timur Jakarta

Tinggal di kota Jakarta impian banyak orang. Apalagi menempati hunian yang nyaman, mengingat harga tanah properti lainnya terus melonjak harganya. Secara umum pasar properti Jakarta masih tetap menjanjikan, mengingat Jakarta sebagai barometer pusat bisnis dan perekonomian Indonesia.

Menurut Ali Tranghanda, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW), selain pergerakan ke barat dan selatan ke arah TB Simatupang, pergerakan di koridor timur menunjukkan potensi yang menjanjikan. Pasalnya, rencana infrastruktur disertai dengan harga tanah yang relatif masih rendah dibandingkan dengan wilayah Jakarta lainnya, memberikan peluang bertumbuhnya pasar lebih tinggi.

Banding harga tanah di wilayah Jakarta dalam 3 tahun terakhir, berdasarkan data IPW harga di Jakarta Timur (Rp 7,9 juta per m2), jauh tertinggal dibandingkan wilayah lain yaitu rata-rata Rp 13,2 juta/m2 (Jakarta Barat), Rp 17,1 juta/m2 (Jakarta Utara), 17,9 juta/m2 (Jakarta Selatan) dan Rp 18,7 juta/m2 (Jakarta Pusat). Bahkan beberapa pengembang di wilayah ini masih menawarkan harga rumah di kisaran Rp 1 – 2 miliar yang terbilang masih cukup rendah untuk ukuran rumah di DKI Jakarta.

Diakui Ali, ketertinggalan Jakarta Timur karena minimnya jaringan infrastruktur di wilayah ini dibandingkan wilayah lainnya. Hal ini membuat pasaran harga tanah perumahan pergerakan tidak secepat wilayah lain. Dengan munculnya potensi pembangunan infratstruktur di koridor timur Jakarta, maka pergerakan harga tanah di Jakarta Timur mulai terlihat.

Berdasarkan analisis yang dilakukan IPW dalam 3 tahun terakhir, pertumbuhan harga tanah perumahan di Jakarta Timur menempati urutan tertinggi sebesar 5,58 persen/tahun dibandingkan Jakarta Selatan (4,19 persen) , Jakarta Pusat (4,19 persen), Jakarta Barat (4,15 persen), dan Jakarta Utara (2,85 persen).

Potensi lain terlihat dari arah pergerakan masyarakat dari arah Cikampek sebesar 32,76 persen, menjadi yang tertinggi pergerakan masyarakat ke arah Jakarta. Selain terjadi kemacetan, kondisi ini menyimpan potensi yang luar biasa. Masih belum terkoneksinya ruas-ruas tol di koridor timur membuat banyak potensi pasar properti yang belum muncul di Jakarta Timur. Namun demikian dengan terhubungnya tol Cakung ke Cilincing-Tanjung Priok akan memberikan potensi yang luar biasa bagi pertumbuhan pasar properti di wilayah sekitarnya.

Peluang naiknya harga tanah yang diakibatkan perubahan tata ruang Pulogadung menyusul akan diberlakukannya aturan bahwa Jakarta bebas dari kawasan industri sehingga akan terjadi relokasi industri di Pulogadung keluar Jakarta. Tentunya kondisi akan memberikan keuntungan bagi pertumbuhan Pulogadung yang akan semakin bernilai secara komersial.

Dipastikan para pelaku pasar properti akan menjadikan Jakarta Timur sebagai salah satu pertimbangan utama dalam melengkapi portofolio investasinya, tidak terkecuali para retailer internasional seperti Lulu Hypermarket, Aeon Mall, IKEA, bahkan pengembang luar negeri Hongkong Land mulai masuk ke wilayah ini.

Berdasarkan rating wilayah yang dilakukan Indonesia Property Watch dengan mempertimbangkan aspek potensi wilayah dan infrastruktur, pertumbuhan harga tanah, Tingkat persaingan, dan Image lokasi, Jakarta Timur berada di urutan tertinggi dengan nilai 160, diikuti Jakarta Barat 130, Jakarta Selatan 120, Jakarta Utara 110, dan Jakarta Pusat 80.

Meskipun wilayah lainnya masih berpotensi untuk berkembang namun dengan harga tanah yang sudah tinggi maka perkembangan properti lebih ke arah vertikal. Namun untuk pergeseran pasar perumahan landed sangat dimungkinkan ke arah koridor timur Jakarta. Potensi yang cukup besar dengan hadirnya jalur Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta Selatan, masih belum dapat mengalahkan potensi Jakarta Timur.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved