Property

Investasi Rp500 Miliar, ITDC - APP Bangun Gedung Perkantoran di Nusa Dua Bali

Investasi Rp500 Miliar, ITDC - APP Bangun Gedung Perkantoran di Nusa Dua Bali

PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) menjalin kemitraan strategis dengan developer PT Agung Panorama Propertindo (APP). Kedua perusahaan berencana mengembangkan proyek properti berupa pembangunan gedung perkantoran seluas satu hektar di Nusa Dua, Bali. Proyek bernilai sekitar Rp 500 miliar itu menggabungkan creativity industry dan resort office, konsep ini diklaim yang pertama dan satu-satunya di Indonesia.

“Seperti kita ketahui, Nusa Dua merupakan kawasan prestisius di Bali yang menjadi tujuan utama pariwisata serta berbagai event nasional dan internasional. Sebagai pusat konferensi kelas dunia, Nusa Dua telah dilengkapi dengan sarana, prasarana dan akomodasi yang memadai. Namun, belum ada gedung perkantoran di sana,” kata Direktur Utama ITDC, Abdulbar M. Mansoer di Jakarta (18/5/2017).

Abdulbar memaparkan, kehadiran CREA merupakan pelengkap dari 7 pilar yang menjadi kekuatan kawasan The Nusa Dua, yang dulu terkenal sebagai kawasan Bali Tourism Development Corporation (BTDC).

Rencana kerja sama dengan APP sebenarnya telah berlangsung sejak lama, bahkan ketika ITDC masih berstatus BTDC. APP dipilih dalam kerja sama ini karena memiliki pengalaman dan track record sebagai developer yang selalu menampilkan produk ikonik dan inovatif.

“Sebagai kawasan yang menjadi pusat perhatian internasional, kami tentu ingin menyajikan produk yang terbaik, dengan harapan semakin banyak event berskala dunia digelar di Nusa Dua. Dampak positifnya akan kita rasakan bersama,” ungkap Abdulbar.

Ia meyakini keberadaan perkantoran yang representatif, inovatif dan mencerminkan budaya lokal akan mampu menarik minat masyarakat internasional bukan hanya untuk menggelar event di Nusa Dua. Mereka bahkan ikut berinvestasi dalam menciptakan bisnis-bisnis baru di masa mendatang.

“Saya berharap gedung ini sudah siap sebelum pelaksanaan pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia yang akan dihadiri para pemimpin dunia tahun depan,” harap Abdulbar.

ITDC merupakan perusahaan yang mengelola kawasan wisata Bali dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Nusa Tenggara Barat. ITDC dikembangkan menjadi holding pengembangan kawasan wisata di berbagai daerah.

Sementara itu, CEO Agung Panorama Propertindo, Usman Effendy, menjelaskan, perusahaannya merupakan salah satu pionir dalam mengembangkan berbagai kawasan di Jakarta. Sejumlah proyek prestisius telah dibangun. Antara lain Springhill Golf Residences, Springhill Golf Mansion, Springhill Golf Terrace, Royale Springhill Apartment, The Boutique Apartment and Office Park, kawasan perumahan mewah Kedoya Garden Jakarta Barat, Wesling Condominium, dan berbagai proyek lainnya.

“Di Indonesia, berbagai start up tumbuh pesat seiring dengan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan industri kreatif. Sementara fasilitas perkantoran yang menunjang aktivitas mereka jumlahnya sangat sedikit,” papar Usman.

Bali dipilih sebagai tempat pengembangan karena industri kreatif di daerah ini tumbuh pesat dan interaksi dengan dunia internasional sangat mudah dan cepat. Dengan demikian, potensi industri kreatif dari Bali dapat dengan cepat menjadi perhatian negara lain.

Gedung perkantoran yang akan dibangun adalah CREA The Nusa Dua Resort Office. Perkantoran revolusioner ini menyuguhkan fasilitas layaknya resor yang beroperasi selama 24 jam, sehingga menjadi solusi dalam menghadapi perbedaan zona area dan waktu. Ini sangat berarti bagi para pebisnis kreatif yang bekerja sama dengan pasar internasional.

“Keberadaan CREA The Nusa Dua Resort Office untuk melengkapi fasilitas di Nusa Dua Bali sehingga akan meningkatkan perekonomian kawasan,” ujar Usman.

Terkait dengan potensi bisnis properti di Bali, konsultan properti dari Keller Williams Casablanca, Ir Tony Eddy MBA MSC CIPS, menjelaskan, Pulau Dewata mengalami pertumbuhan amat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu ditandai dengan tren bisnis properti yang cenderung meningkat selama satu dasawarsa terakhir.

“Tahun ini, bisnis properti akan kembali meningkat sebagai dampak dari berbagai faktor seperti kebijakan pemerintah, tax amnesty, kenaikan daya beli masyarakat, sektor pariwisata yang menggeliat dan faktor keamanan,” tambah Tony.

Beberapa gejala meningkatnya bisnis properti di Bali ditandai dengan maraknya pembangunan hunian, baik untuk perumahan maupun untuk investasi (villa dan hotel) di Nusa Dua. “Dari sekian proyek properti yang ada di Bali, masih sedikit pengembang yang membidik perkantoran. Saya kira ini strategi yang tepat bagi perusahaan properti untuk membidik pasar yang masih baru,” ujar Tony.

Editor : Eva Martha Rahayu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved