Property

PSBB Batasi Ekspansi Bisnis Properti Perkantoran

Selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB), banyak penyewa kantor yang lebih berfokus pada kesinambungan bisnis mereka ketimbang berekspansi atau beberapa penyewa juga menunda perjanjian sewa. Namun, negosiasi perpanjangan sewa tetap berlanjut, seperti beberapa kesepakatan yang sudah berlangsung sebelum pandemi.

Head of Research JLL Indonesia, James Taylor mengemukakan, di sektor ritel, sebagian besar mal tutup atau beroperasi secara terbatas selama periode Maret hingga Juni.

“Hanya beberapa toko dan layanan tertentu yang tetap buka. Dengan kondisi tersebut, aktivitas sewa tertunda dan hanya beberapa perjanjian sewa baru yang disepakati selama triwulan ini,” ujarnya.

Terbatasnya pasokan dan tingkat kekosongan yang rendah dapat memberikan harapan pada pemilik mal-mal kelas menengah ke atas bahwa pasar ritel masih cukup kuat. Namun, pertumbuhan sewa selama beberapa tahun terakhir nampaknya akan terhenti sementara karena operator mal dan para penyewa melakukan penyesuaian di masa adaptasi kebiasaan baru.

Sementara itu, Head of Markets Angela Wibawa mengatakan terdapat satu gedung yang selesai pada triwulan ini, yaitu RDTX Place. Perkantoran grade A seluas 98 ribu meter persegi ini terletak di Jalan Satrio; salah satu jalan utama di kawasan CBD.

Ia menginfokan, sekitar 170 ribu meter persegi telah selesai yang membuat rata-rata tingkat hunian di kawasan CBD sedikit menurun menjadi 74% dibandingkan triwulan sebelumnya. Meski demikian, tidak ada penyelesaian proyek baru di area non-CBD menyebabkan tingkat hunian di wilayah ini tetap stabil di angka 77%.

JLL berharap kegiatan sewa perkantoran akan meningkat mulai triwulan ketiga meskipun beberapa penyewa cenderung tetap berhati-hati. Dari sisi pasokan, penambahan ruang grade A tidak akan terjadi pada sisa tahun ini, namun diperkirakan akan ada di setiap tahun hingga 2023.

“Kami percaya bahwa pandemi ini akan lebih mempengaruhi permintaan jangka pendek ketimbang tarif sewa. Tingkat sewa telah menurun selama sekitar lima tahun terakhir akibat tingginya volume pasokan,” tambahnya.

Head of Advisory, Vivin Harsanto menambahkan ditutupnya kantor pemasaran dan terbatasnya perizinan untuk melakukan acara yang melibatkan berkumpulnya orang secara massal menyebabkan tidak ada kondominium baru yang diluncurkan pada triwulan ini. Oleh karena itu, para pengembang lebih berfokus pada penyelesaian proyek-proyek yang ada dan keberlangsungan bisnis mereka serta mengadopsi strategi pemasaran baru yaitu menggunakan teknologi digital.

Menurut Country Head JLL Indonesia, James Allan, sektor logistik tetap menjadi sektor yang disukai para pengembang lokal dan internasional di Indonesia mengingat besarnya peluang dari sisi sosial-ekonomi negara ini.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved