Property Wonderful Indonesia

Selangit Properti Kucurkan Rp60 Miliar Bangun Hotel di Danau Toba

Selangit Properti Kucurkan Rp60 Miliar Bangun Hotel di Danau Toba
(Paling kiri) Michael Junjungan Yobel Akasi Wongso

PT EPW Selangit Properti, perusahaan pengembang properti, mengucurkan dana senilai Rp 60 miliar untuk membangun Coffee Hotel Ayola di Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.

Pembangunan hotel ini mengantisipasi lonjakan wistawan ke wilayah ini seiring dengan rencana pemerintah mengembangkan Danau Toba sebagai salah satu dari 4 Super Prioritas pengembangan 10 Bali Baru. “Kami mengalokasikan dana sekitar Rp 60 miliar hingga Rp 65 miliar untuk membangun hotel ini. Pengerjaan konstruksi diharapkan selesai selama 1 tahun sehingga Coffee Hotel Ayola ditargetkan beroperasi pada September atau Oktober 2020,” tutur Michael Junjungan Yobel Akasi Wongso, Dirut EPW Selangit Properti di Dolok Sanggul pada akhir pekan lalu. Peletakkan batu pertama telah dilaksanakan pada September ini.

Michael menyebutkan sumber dana pembangunan hotel berasal dari dana patungan kerabat keluarga dan kolega yang memegang saham perusahaan. Nantinya, hotel ini berbintang 3 dan memiliki 88 kamar yang dilengkapi berbagai fasilitas penunjang, antara lain Ballroom, Meeting Rooms, Cafe, Kolam Renang, Jogging Track, Amphitheater dan Coffee Park.

Michael optimistis prospek bisnis di kawasan ini bakal berkembang lantaran lokasi Coffee Hotel Ayola ini sangat strategis dan akan menjadi penghubung untuk pelancong dan pebisnis yang menyambangi kawasan Tapanuli Raya, seperti ke Humbang Hasundutan, Dairi, Pakpak Barat, Samosir, Tobasa, Tapanuli Utara, dan Samosir yang dapat ditempuh dari sisi Tele via Dolok Sanggul.

Adapun, Coffee Hotel Ayola itu berjarak 45 menit perjalanan menggunakaan kendaraan bermotor dari Bandara Sisingamangaraja ke XII di Silangit, yang melewati destinasi wisata dataran tinggi Sipinsur yang pemandangannya ke Danau Toba. Dari hotel ini, hanya butuh waktu 35 menit sudah bisa menikmati keindahan Danau Toba dari sisi Baktiraja yang dikenal memiliki beragam panorama alam yang indah semisal, lembah Bakkara, air terjun Janji, air terjun Sipultak Hoda, Dolok Batu Maranak, Tipang, Aek Sipangolu, dan Istana Sisingamangaraja. “Bahkan menikmati keindahan dan birunya air Danau Toba dari atas kapal menyusuri tepian Danau Toba”, ujar Michael.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada akhir Juli 2019 mengunjungi hampir semua titik yang ada di kawasan Danau Toba ini, yaitu di Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Simalungun, Tobasa, dan Samosir. Pemerintah menyiapkan dana sebesar Rp 3,5 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk mengembangkan pariwisata di kawasan Danau Toba dan menjadi destinasi wisata berkelas global.

Presiden Jokowi meminta Badan Otorita Danau Toba untuk mendesak investor agar segera mulai membangun kawasan wisata di sekitar Danau Toba. Jika investor masih ragu membangun kawasan tersebut, Presiden memerintahkan Badan Otorita untuk mengganti investornya. “Kalau ini sudah mulai, investornya enggak mulai-mulai setop ganti. Saya sekarang memang harus tegas-tegas gitu. Kalau ndak kapan mulai? Tempat yang sangat bagus seperti ini gampang dicari investor,” kata Presiden Jokowi menjawab wartawan usai meninjau kawasan wisata The Kaldera Toba Nomadic Escape, di Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara (Sumut), Selasa (30/7/2019), seperti dikutip dari laman Setkab.

Presiden memastikan pembangunan infrastruktur di kawasan wisata Danau Toba dimulai tahun ini dan selesai tahun 2020 agar menunjang pemasaran kawasan wisata ini Menurut Presiden Jokowi , pembangunan pengembangan pariwisata di sekitar Danau Toba akan dilakukan paralel, yaitu pembangunan infrastruktur jalan, lokasi wisata, lingkungan, dan SDM.

Menurut Presiden, ada 386 hektar luas tanah di kawasan wisata Danau Toba yang sudah clear dipegang Badan Orotita Danau Toba. Karena itu, ia minta secepatnya dimulai, baik itu yang tanggung jawab pemerintah, infrastruktur jalan, dan lain-lain. Nantinya, lanjut Kepala Negara, di tempat tersebut akan ada hotel bintang 4, bintang 5, resort, dan juga padang golf juga. “Tetapi yang jelas ini untuk MICE, meeting, wisatanya juga komplet, wisata air ada, wisata alam ada, air terjun ada, wisata religi ada. Sudah komplet,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Kawasan ProspektifBerpijak dari hal itu, Michael mengatakan pihaknya akan membawa pelaku usaha MICE (Meeting, Incentive, Convention, & Exhibition) nasional dan internasional untuk melihat sisi lain kawasan Danau Toba dengan waktu yang lebih efisien. Untuk itu, EPW Selangit Properti bakal bekerjasama dengan biro perjalanan nasional dan manacangara untuk menyiapkan paket perjalanan dan Coffee Trip. “Mengapa Kopi? Karena Humbang Hasundutan merupakan salah satu penghasil kopi arabika terbaik di dunia dan telah diekspor ke mancanegara sejak lama. Ini bisa menjadi salah satu nilai jual lokasi ini,” Michael menjabarkan. Michael juga menjelaskan pihaknya akan mengupayakan kegiatan rutin Festival Kopi tingkat nasional dan internasional di Coffee Hotel Ayola. Selain bertemakan kopi, hotel ini berkomitmen sebagai hotel yang akan memberikan tempat bagi para pegiat UMKM di Humbang Hasundutan untuk memamerkan produknya seperti karya-karya pegiat Humbang Shibori, Tenun Songket Humbang, Humbang Batiq, Humbang EcoPrint dan hasil karya para pegiat dari UMKM lainnya.

Rencana lainnya, hotel ini bekerjasama dengan Tu Ompung Initiatives untuk membangun Amphitheater sebagai lokasi konser musik tradisional, musisi lokal, musisi tamu serta Coffee Show dari para Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) dan Koperasi Serba Usaha di bidang kopi di Humbang Hasundutan. “Bahkan di Amphitheater ini kelak direncanakan juga pelaksanaan Jazz Gunung Toba bekerjasama dengan Jiwa Jawa yang telah rutin melaksanakan Jazz Gunung Bromo dan Jazz Gunung Ijen. Kami sedang melakukan penjajakan dengan Sigit Pramono yang menggagas acara jazz itu,” ucap peraih gelar Bachelor of Science in Managerial Economics – International Business dari Bentley University, Boston, Massachusetts, Amerika Serikat dan Master of Science in International Management dari Nottingham University, Inggris.

Lanjang berusia 23 tahun ini bersama saudara sepupunya, Gabariel Purba, mengembangkan EPW Selangit Properti untuk memuluskan rencana pembangunan hotel tersebut. ”Operasional hotel akan dikelola oleh Topotels yang telah mengoperasikan 18 hotel di Indonesia, 3 di Malaysia dan 3 di Myanmar,” ucap Michael. Coffee Hotel Ayola diharapkan akan menjadi ikon baru kota Dolok Sanggul yang dingin dengan menawarkan “Tataring” di kawasan wisata itu. Michael menargetkan titik impas alias BEP (break event point) dari jumlah total investasi perusahaannya membangun hotel ini akan tercapai pada 7 tahun sejak hotel beroperasi pada semester II tahun depan.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved