Cetak Generasi Hijau, SCG Menautkan Program Beasiswa dan ESG
swa.co.id, Jakarta- Visi Indonesia Emas 2045 menargetkan Indonesia akan menjadi negara tangguh, mandiri, dan inklusif di tahun 2045. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025-2045 yang disusun pemerintah salah satunya menyasar peningkatan daya saing sumber daya manusia melalui pendidikan, pelatihan, dan pengembangan. SCG (Siam Cement Group) mendukung perwujudan visi ini melalui program beasiswa SCG Sharing the Dream yang tersedia di Indonesia sejak 2012.
Program ini menyediakan akses ke pendidikan formal dan pengembangan diri bagi pelajar Indonesia, sejalan dengan prinsip ESG 4 Plus, landasan operasi perusahaan yang dipersonalisasi dari kerangka Environmental, Social, dan Governance (ESG).
Warit Jintanawan, Country Director SCG di Indonesia, menyampaikan SCG menjadi bagian dari perjalanan pelajar Asia Tenggara di Thailand, Indonesia, Filipina, Laos, Kamboja, dan Vietnam. "Hadir sejak 2012 di Indonesia, beasiswa SCG Sharing the Dream merupakan bentuk komitmen SCG untuk mendukung kemajuan Indonesia melalui pembangunan kualitas SDM berdaya saing tinggi dan berkesadaran lingkungan, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 untuk mewujudkan Indonesia sebagai Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan,” ucap Jintanawan di Jakarta, Jumat (7/6/2024)
SCG memahami bahwa untuk membangun SDM berkualitas masa depan, pendidikan harus berevolusi dan berkembang di luar kelas, sebagaimana yang juga menjadi fokus Kurikulum Merdeka oleh Kemendikbudristek yang menekankan pendidikan pada muatan esensial dan pengembangan karakter, di mana pendekatan pembelajaran diperbarui sesuai dengan tantangan zaman dan isu terkini, salah satunya perubahan iklim.
Sejak 2022, SCG Sharing the Dream membuka kesempatan untuk mengimplementasikan gagasan penerima beasiswa untuk berkontribusi membawa perubahan berkelanjutan di komunitas dan lingkungan masing-masing sebagai Generasi Hijau (Green Generation), dengan pendanaan dan bimbingan penuh dari SCG.
Program beasiswa ini telah berhasil mencetak Generasi Hijau penggerak perubahan di Indonesia, seperti Sunda Galih (Galih), yang berinovasi menyulap limbah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi bernilai ekonomi yang kemudian menjadi sumber penghasilan baru bagi komunitas PKK di Desa Sirnaresmi, Sukabumi. Berawal dari pengamatan Galih di sekitar tempat tinggalnya, mayoritas warga desa masih membuang minyak jelantah ke selokan atau sungai sehingga kualitas air tercemar.
Galih menyodorkan solusi perubahan yang mengedukasi warga sekitar mengenai pentingnya pengelolaan limbah dan pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah. Di fase pertama program, 450 lilin berhasil diproduksi dan dijual, dan keuntungannya digunakan untuk membeli dan memasang filter air di beberapa titik desa sehingga manfaatnya bisa terus dirasakan oleh warga desa setempat. Inisiatif ini pun kemudian dilanjutkan mandiri oleh komunitas PKK Desa Sinaresmi sebagai usaha tambahan yang dapat meningkatkan kesejahteraan warga desa.
Selain Galih, Elsa Nopiyanti, salah satu penerima beasiswa Sharing the Dream ini juga menggagas budidaya maggot untuk komunitasnya di Desa Kebonmanggu, Sukabumi. Dilatarbelakangi penumpukan sampah yang mengakibatkan area tempat tinggalnya tidak asri, Elsa memanfaatkan limbah organik sebagai medium budidaya maggot yang berguna untuk pakan ternak.
Dari proyek ini, Elsa, dengan dukungan SCG, berhasil membangun satu fasilitas budidaya maggot yang dikelola karang taruna setempat. Di fase awal, 500 kg sampah organik berhasil terkelola dan menghasilkan 130 kg produk turunan yang menjadi sumber penghasilan karang taruna sekaligus solusi bagi masalah penumpukan sampah di Desa Kebonmanggu.
Ada pula Shintiany Wulandari yang menginisiasi budidaya ikan lele dalam ember rumah tangga sebagai upaya mempertahankan ketahanan pangan rumah tangga dan membuat sumber penghasilan baru bagi kelompok ibu rumah tangga; Ranu Satya Al-Hakiim, yang memimpin edukasi dan produksi ekoenzim sebagai cairan multiguna alternatif produk berbahan kimia; dan Muh. Taqiyudin, yang menggerakan seisi sekolahnya untuk menanam pohon massal sebagai bagian dari inisiatif penekanan emisi karbon.
SCG meyakini pembelajaran lintas disiplin ilmu yang akan mendorong pelajar untuk mengidentifikasi isu lingkungan dan sosial di sekitarnya dan merumuskan solusi bagi masalah tersebut bisa mencetak generasi hijau. SCG akan terus mendukung gagasan-gagasan cemerlang pelajar Indonesia sehingga ide-ide tersebut tidak berhenti di kepala, namun secara nyata dapat membuahkan manfaat berkelanjutan kepada warga lokal. (*)