Sajian Utama

Nexian: Merangsek Jadi Ikon Baru

Nexian: Merangsek Jadi Ikon Baru

Tak dapat dimungkiri, Nexian adalah merek yang meroket cepat dalam empat tahun terakhir. Menyasar segmen pengguna ponsel menengah-bawah, Nexian sukses menancapkan citra sebagai merek top. Program-program promosinya disambut gempita pelanggannya, khususnya segmen value for money. Jangan heran, kinerjanya pun kinclong. Tahun 2010, tingkat penjualannya disebut-sebut tertinggi di antara para pemain ponsel lokal yang total jumlahnya lebih dari 20 merek.

Yang menarik, sukses itu diraih dalam tempo yang relatif singkat. Saat pertama kali diluncurkan, tahun 2006, Nexian bukanlah siapa-siapa. Namanya pun nyaris tak terdengar. Namun, saat itu manajemen PT Metrotech Jaya Komunika yang dikomandani Martono Jaya Kusuma punya optimisme yang kuat. Terutama, karena melihat prospek pasar ponsel di Indonesia yang sangat cerah. “Kami melihat industri telekomunikasi di Indonesia paling atraktif dan akan terus berkembang. Kebutuhan komunikasi sangat tinggi, hal ini disebabkan karakteristik orang-orang Indonesia yang selalu ingin terhubung satu dengan lainnya,” kata Martono.

Berdasarkan riset ROA (Research On Asia), pengguna ponsel di Indonesia akhir 2006 tercatat sebanyak 68 juta pelanggan dan terus akan tumbuh. ”Hal itulah yang memacu saya untuk ikut meramaikan pasar industri ponsel di Indonesia dengan meluncurkan Nexian,” ujar Martono yang sebelumnya menjadi GM Sanex Motor. Lantas, apa yang membuat Nexian melejit? Mengapa dia bisa unggul di pasar yang begitu sesak?

Martono menceritakan, momentum terbaik Nexian untuk melejit terjadi sejak Nexian dipercaya operator telekomunikasi menjadi mitra untuk product bundling. Dari situ, produk ini mulai diterima pasar ponsel. Ini artinya, kemitraan strategis dengan operator memegang peranan. Namun, melejitnya produk ini tak bisa dilepaskan dari hal berikut ini: inovasi produk, promosi yang konsisten, digarapnya komunitas, pelayanan, dan konsistensi pada value for money.

Mari kita bedah satu-satu. Fokus bermain di kelas menengah, mengusung semboyan “teknologi tidak perlu mahal”, Nexian terus membombardir mereka dengan inovasi produk dan fitur yang menarik. “Kami terus berinovasi mengembangkan fitur-fitur menarik hasil karya anak bangsa seperti Nexian Messenger dan Nexian Music Card Player,” kata Martono. Berbagai macam konten dan tipe ponsel dikeluarkan Nexian karena mereka melihat arena kompetisi di bidang teknologi di ponsel telah bergeser: bukan lagi hanya dari sisi hardware, melainkan lebih kepada consumer experience dan content application. Hadirnya media sosial juga menjadi faktor yang diperhatikan dalam urusan konten. Fitur Facebook dan Twitter adalah menu yang wajib dihadirkan. Fitur lain seperti dunia wanita juga disajikan, seperti pada Nexian She. Akan tetapi, yang fenomenal dan kian melejitkannya adalah saat merilis Nexian G900 (tahun 2009). Dengan jeli, produk ini memenuhi hasrat penggemar BlackBerry dari kalangan value for money. Nexian G900 adalah ponsel QWERTY pertama dengan harga terjangkau.

Itu dari sisi inovasi produk, yang membuat sejumlah kalangan tak henti memburunya. Pihak Metrotech sendiri terlihat cerdik dalam menangkap animo pasar. Agar mereknya kian berkibar, mereka tak henti menyapa konsumen. Untuk urusan promosi, jangan ditanya. Nexian terus mengguyur pasar dengan iklan-iklan menarik, termasuk menampilkan pasangan artis Anang-Syahrini.

Tak berhenti di situ. Di tengah sesaknya pasar, Nexian terus berusaha mendiferensiasi diri. Selain dengan bombardir fitur, konten dan iklan, Nexia menggarap pasar komunitas seperti Nexian Slank, Nexian Nidji dan Nexian lainnya yang menyasar segmentasi konsumen. Langkah ini boleh dibilang tak terlalu digarap para pesaing di kelasnya.

Mengomentari hal itu, Martono mengungkap bahwa pihaknya memang berupaya menjalankan blue ocean strategy di tengah ketatnya persaingan. “Yang terpenting, yang kami lakukan adalah memosisikan diri sebagai konsumen, sehingga kami terus berupaya memberikan apa yang konsumen butuhkan melalui consumer experience.”

Pelayanan konsumen memang sangat diperhatikan. “Semua layanan yang dibutuhkan masyarakat sudah dipersiapkan. Mulai dari konten hingga masalah pascajual,” katanya. Contoh lain, Nexian membuat program 3 Days Service, para pelanggan bisa mereparasi ponsel Nexian miliknya, dan dalam tiga hari langsung selesai.

Faktor akhir yang membuat Nexia melesat cepat adalah kemampuannya tetap menghadirkan itu semua dalam banderol harga yang ramah. Tak mengherankan, meluncur pada 2006, penjualan Nexian terus meroket, memasuki jalur hypergrowth.

Ditanya tentang kesuksesannya, Martono memberikan komentar, “Saya sangat bangga dengan semangat dan etos kerja tim Nexian. Mereka selalu berprinsip ‘Bekerja dengan hati, melihat dengan kaki’.” Moto ini juga dijadikan disiplin bagi karyawan Nexian untuk terus memberikan yang terbaik kepada konsumen. Dengan itu, Nexian bisa mencoba melihat setiap peluang pasar dan terus berusaha memenangi setiap pertarungan secara maksimal. “Kami memulai dengan penjualan langsung dan sampai saat ini kami sudah memiliki jaringan distribusi terluas di bawah naungan Selular Group,” katanya.

Agung Wijanarko, GM MDS Device Management XL, mengakui pertumbuhan Nexian yang besar pada akhirnya menarik minat para operator untuk menjadi mitra bisnis. XL salah satu yang gencar bekerja sama dengan Nexian dengan paket bundling. Sejak munculnya G900, XL hadir dengan paket bundling bersama Nexian. “Pertimbangannya saat itu karena Nexian hadir dengan harga yang murah dibandingkan BlackBerry yang sedang naik daun. Handset Nexian mirip dan layanannya hampir mirip walaupun lebih sederhana, yaitu chatting dengan Mig33,” papar Agung.

Yang membuat XL berkenan menjadi mitra karena pangsa pasar yang dituju Nexian adalah pasar menengah-bawah yang secara volume jauh lebih besar. Agung menilai kerja sama ini terus berjalan karena Nexian memiliki kualitas pelanggan yang lebih baik dibandingkan merek lokal lainnya. “Dan untuk di network XL sendiri, pengguna Nexian adalah nomor tiga dari total pelanggan,” katanya. “Mencapai ratusan ribu.”

Dalam waktu dekat XL dan Nexian akan kembali meluncurkan paket bundling. Namun, program ini bukan seperti paket biasa, tetapi lebih integrated campaign karena di dalamnya ada konten dan proses aktifasi data untuk penggunaan mobile data. “Nexian sangat kondusif, timnya sangat responsif dan selalu memberikan masukan sehingga terjalin komunikasi dua arah. Jadi, kami bisa bersama membahas apa yang bisa dijalankan lebih baik, pasar mana yang bisa disasar,” Agung mengungkapkan.

Kesuksesan yang diraih Nexian memang manis. Namun, Martono mengakui tantangan berat terus menghadangnya. Kompetitor terus hadir dengan inovasi-inovasi baru. “Ini telah diprediksi akan meningkatkan jumlah pemain baru dan menciptakan kejenuhan pasar. Karena, banyak penyedia ponsel lokal yang tersedia di pasaran saat ini dan memiliki diferensiasi yang rendah,” katanya. Bahkan, bukan hanya pemain lokal yang adu sikut. Persaingan pasar menjadi sengit karena pemain besar juga tidak mau kehilangan kuenya. Mereka pun menawarkan harga rendah untuk produk kelas menengah. Besarnya peluang pasar ini membuat operator telekomunikasi juga ikut-ikutan menawarkan ponsel low-end.

Ehm, siapa sih yang tak mau kue manis? Siapa yang tak ngiri kepada Nexian? Semua tentu ingin tumbuh melesat.(*)

Sudarmadi/Yurivito Kris Nugroho


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved