Technology Trends

Azure Cloud Computing Bantu Digitalisasi Pengeloaan Air

Data ADB Indonesia Country Water Assessment menyebutkan, ada 24 juta penduduk Indonesia yang masih kekurangan air bersih dan sebanyak 38 juta orang tidak memiliki akses ke fasilitas sanitasi yang memadai. Komodo Water juga melaporkan, di Nusa Tenggara Timur hampir 25% rumah tangga hidup tanpa akses ke sumber air minum yang memadai dan berkelanjutan. Akibatnya, warga harus berjalan berkilo-kilo untuk mengambil air guna kebutuhan sehari-hari.

Hal ini menginspirasi perusahaan sosial Komodo Water untuk membangun akses air bersih agar terjangkau oleh warga di sekitar Taman Komodo dan Flores. Upaya ini menggunakan teknologi terbarukan dan berkelanjutan milik Microsoft.

“Bersamaan dengan berkembangnya ekonomi pulau ini, permintaan dan penggunaan air warga sekitar juga ikut meningkat,” kata Shana Fatina, CEO dan Pendiri Komodo Water. Sehingga, untuk menghindari krisis air, mereka memperluas serta mengembangkan aplikasi pengelolaan air terintegrasi dengan memaksimalkan big data dalam mengidentifikasi sumber air potensial. Aplikasi tersebut, kata Shana, bisa memberikan nilai tambah tidak hanya untuk pelanggan tetapi juga untuk pembuat kebijakan, dan bisnis komersial.

Aplikasi yang digunakan oleh Komodo Water adalah Azure Kubernetes Services (AKS), solusi cloud-native apps dari Microsoft Azure, untuk mengidientifikasi titik air bersih di Labuan Bajo dan merekomendasikan lokasi pembangunan instalasi pengolahan air, serta jalur distribusi air bersih. AKS memudahkan proses pengembangan aplikasi dan mengefisiensikan biaya.

Dari sisi pengembangan, terdapat fitur Control Plane yang memungkinkan Azure mengambilalih kegiatan overhead seperti health monitoring dan maintenance aplikasi. Hal ini dapat mengurangi beban kerja developer sehingga mereka bisa fokus untuk melakukan aktivitas lainnya. Sementara dari sisi biaya, Control Plane telah menjadi bagian dari Azure resource sehingga pengguna hanya perlu membayar dan mengelola AKS-nya itu sendiri tanpa ada biaya tambahan.

Melalui teknologi tersebut, Komodo Water telah menjangkau 16 ribu orang, mengidentifikasi 104 sumber air dari 118 titik yang telah disurvei, memfasilitasi 107.187 galon air, mengurangi konsumsi bahan bakar hingga 30.000 liter, mengurangi kemasan plastik hingga 40 ton, dan menghindari setidaknya 64.589 kilogram emisi CO2.

“Saat dunia menjadi digital, kami juga mengikuti perubahan tersebut agar dapat tetap produktif, efektif, dan kompetitif,” ujarnya. Pihaknya berharap, teknologi yang diaplikasikan bisa menjangkau ke wilayah lain di luar Nusa Tenggara Timur. Sebab, menurutnya, data yang dikumpulkan tidak hanya menampilkan data statis air, tetapi juga untuk memecahkan masalah yang lebih besar, seperti akses air dan penggunaan air di seluruh Indonesia.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved