Marketing Strategy

Alergi Susu Sapi, Ini Kiat Sarihusada

Alergi Susu Sapi, Ini Kiat Sarihusada

Nutrisi di awal kehidupan sangat penting artinya untuk tumbuh-kembang anak. Anak yang alergi terhadap protein susu sapi mesti mendapat perhatian lebih. Mereka membutuhkan nutrisi yang dapat menekan tingkat alergi, aman, dan dapat memenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. PT Sarihusada Generasi Mahardika (Sarihusada) menggelar diskusi khusus bertema “Early Life Nutrition: Dasar-dasar dan Pedoman Praktis Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak dengan Alergi Protein Susu Sapi.”

Lingkup bahasannya, mulai dari mengenali faktor risiko alergi pada anak, mengenali gejala alergi, dan menyadari peran penting nutrisi yang tepat di awal kehidupan bagi optimalisasi tumbuh kembang anak dengan alergi protein susu sapi. Konsultan Alergi Imunologi Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Budi Setiabudiawan mengatakan, anak-anak dengan kedua orang tua memiliki riwayat alergi lebih berisiko memiliki anak dengan alergi serupa lebih dari 50%.

“Anak dengan salah satu orang tua memiliki riwayat alergi berisiko 20-30%. Anak dengan orang tua tak punya riwayat alergi pun berisiko mengalami alergi sebesar 5-15%,” katanya.

Konsultan Alergi Imunologi Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Budi Setiabudiawan (kanan)

Konsultan Alergi Imunologi Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Budi Setiabudiawan (kanan)

Sebesar apapun risiko yang dimiliki anak, penanganan sedini mungkin harus ditempuh sehingga anak terhindar dari dampak jangka panjang dan tumbuh kembangnya tidak terhambat. Untuk anak dengan risiko tinggi karena riwayat orang tua, diperlukan pengawasan yang lebih intens untuk memastikan tumbuh-kembangnya. Mulai dari mengenali gejala klinis alergi, alergen pemicu, serta intervensi nutrisi dengan memantau asupan nutrisi dan menggantinya dengan nutrisi yang lebih mudah dicerna dan well tolerated.

Protein terhidrolisis parsial adalah hasil dari teknologi yang memotong panjang rantai protein menjadi lebih pendek dan memperkecil ukuran massa molekul protein sehingga protein akan lebih mudah dicerna dan diterima oleh anak. Teknologi ini memungkinkan anak yang tidak toleran terhadap protein susu sapi tetap memperoleh nutrisi dengan asupan protein yang dibutuhkan untuk mendukung tercapainya pertumbuhan yang optimal. Rantai yang lebih pendek dan ukuran massa molekul yang lebih kecil memudahkan nutrisi yang dikandung dicerna dan diserap.

“Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasi pemberian nutrisi dengan protein terhidrolisis parsial sebagai salah satu langkah praktis dalam upaya intervensi nutrisi bagi anak dengan alergi protein susu sapi,” kata dia.

Jika anak telah untolerant terhadap protein susu sapi, nutrisi dengan protein terhidrolis parsial tak lagi efektif. Alternatif pemberian nutrisi yang efektif bagi anak-anak seperti ini adalah formula dengan isolat protein kedelai. Sejumlah penelitian membuktikan pola pertumbuhan, kesehatan tulang dan fungsi metabolisme, fungsi reproduksi, endokrin, imunitas, dan sistem saraf dari anak pengonsumsi formula dengan isolat protein kedelai tidak berbeda signifikan dengan temannya yang mengkonsumsi susu sapi.

Pada acara ini, Sarihusada memperkenalkan Kartu Deteksi Dini UKK Alergi Imunologi yang diterbitkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Kartu ini memuat nilai risiko keluarga pada ayah, ibu, dan saudara kandung ini dapat membantu orang tua untuk menghitung risiko alergi pada anak, sehingga penanganan alergi dapat dilakukan sedini mungkin dan sekomperehensif mungkin.

“Kami membantu memperkenalkan tool dan menyelenggarakan diskusi nutrisi ini sebagai bagian dari komitmen kami memberikan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai alergi dan langkah-langkah praktis yang dapat dilakukan,” kata Head of Corporate Affairs Sarihusada, Arif Mujahiddin.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved