Strategy

Amar Bank Perkuat Posisinya sebagai Bank Digital

Hadir sebagai pembicara dalam Katadata – Indonesia Data and Economic (IDE) Conference 2021 (24/3/2021), Presiden Direktur Amar Bank, Vishal Tulsian, mengatakan pihaknya memperkuat posisi Amar Bank sebagai bank digital yang menghadirkan inovasi untuk memajukan kehidupan masyarakat Indonesia.

Dalam diskusi yang bertemakan Digital Banking Revolution, Vishal menyampaikan bahwa teknologi memiliki peran penting untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Amar Bank, pada Agustus tahun lalu, meluncurkan produk digital banking, Senyumku (mobile-only digital banking) untuk membantu masyarakat membangun kebiasaan menabung setelah kesuksesan Tunaiku, pionir digital lending di Indonesia yang diluncurkan pada 2014 untuk memperluas akses kredit kepada masyarakat yang belum atau kurang terlayani oleh lembaga keuangan formal.

Hadirnya digital bank diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Perekonomian Indonesia sempat mengalami kontraksi tahun lalu sebesar -2.07% dan berada di bawah China, Turki, dan Korea Selatan. Airlangga Hartanto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian membuka konferensi IDE Katada 2021 mengungkapkan optimisme akan pemulihan ekonomi yang berlangsung seiring dengan distribusi vaksin dan terkendalinya pandemi Covid-19. “Pemerintah optimistis ekonomi Indonesia diperkirakan akan kembali pulih di kisaran antara 4-5,5% di tahun ini di tahun 2021. Terlebih lagi, Indonesia juga merupakan kontributor terbesar ekonomi digital di Asia Tenggara,” ujarnya.

Menurut data Google, saat ini, pangsa ekonomi digital Indonesia mencapai US$ 40 miliar. Pada 2025, potensi ekonomi digital Indonesia diperkirakan naik menjadi US$ 133 miliar, menduduki peringkat pertama di atas Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia, dan Filipina. Untuk mendukung peningkatan potensi ekonomi digital, pemerintah pun terus mendorong pembangunan awan data (cloud) ke Indonesia. “Kita ketahui dengan cloud, database di mana saja bisa diakses. Pemerintah juga mendukung pembangunan fasilitas infrastruktur digital lainnya, yaitu pengadaan jaringan 4G dan 5G di 9.113 desa/kelurahan. Layanan 5G bakal segera tersedia di Indonesia. Untuk itu, pemerintah mendorong optik fiber yang terkoneksi dari barat ke timur.

Senada dengan Airlangga, pada sesi pertama konferensi tersebut, Wakil Presiden Republik Indonesia Bapak Prof. Dr. K.H. Ma’ruf Amin juga menyampaikan bahwa pemerintah mendukung perkembangan digitalisasi di semua sektor “Opportunity-nya sudah terbuka, kita sudah punya tekad untuk melakukan digitalisasi di semua sektor. Karena itu pemerintah saat ini sedang menyiapkan semua infrastruktur digitalnya di seluruh Indonesia, 3 tahun ini sudah hampir semua.

Mendukung hal tersebut, terkait digitalisasi di ranah perbankan, Ketua Dewan Komisioner OJK Prof. Wimboh Santoso, Ph.D dalam paparan keynotenya menyampaikan, dengan adanya 120 juta rakyat Indonesia kelas menengah harapan, 83 juta penduduk Indonesia tergolong unbanked dan penggunaan Internet sebesar 67% di Indonesia yang dikategorikan cukup besar dan penetrasi smartphone sebesar 60%, hal ini menjadikan Indonesia memiliki potensi yang besar untuk industri keuangan digital.

Wimboh juga menyampaikan bahwa transformasi digital di sektor jasa keuangan akan menjadi game changer bagi penyedia aktivitas keuangan di masyarakat. “OJK memberikan dukungan untuk mempercepat akselerasi transformasi digital dimana roadmap 2020-2025 akan diarahkan untuk memperkuat tata kelola dalam manajemen risiko terintegrasi, mendorong penggunaan IT sebagai game changer, mendorong terjadinya kerjasama penggunaan teknologi, dan mendukung implementasi digital di sektor perbankan,” tambahnya.

Perjalanan transformasi digital Amar Bank dimulai tahun 2014 dengan adanya Tunaiku, produk fintech digital lending pertama di Indonesia yang memanfaatkan teknologi big data analytics untuk melayani segmen masyarakat yang belum dan kurang terlayani oleh perbankan melalui website dan aplikasi. Seiring berkembangnya produk Tunaiku, pemegang saham Tunaiku kemudian mengakuisisi Amin Bank dan kemudian berganti nama menjadi Amar Bank.

Selanjutnya, Amar Bank fokus untuk bertransformasi menjadi bank digital yang mengedepankan teknologi untuk memajukan kehidupan masyarakat Indonesia. Komitmen Amar Bank tersebut dibuktikan dengan penyaluran pinjaman Tunaiku yang saat ini telah mencapai lebih dari 5 Triliun Rupiah dan nasabah yang sudah terbantu lebih dari 400,000 nasabah di mana lebih dari 100,000 merupakan UMKM. Setelah memiliki jumlah nasabah yang besar dan memahami kebutuhan serta kesulitan nasabahnya, Amar Bank kemudian membangun produk digital banking, Senyumku, yang dilengkapi oleh kecerdasan buatan (AI) dan teknologi cloud (awan data).

Vishal Tulsian menjelaskan perbedaan antara bank digital dan bank konvensional, dengan 3 poin. Pertama, perbedaan fungsi di mana bank konvensional dapat melakukan transaksi perbankan pada umumnya seperti menabung, mentransfer dan meminjam uang sementara bank digital bukan hanya sekedar internet banking, bank digital seperti Senyumku (Amar Bank) menyediakan keseluruhan rekening-rekening bank dalam satu tampilan, membantu nasabah untuk secara otomatis mengkategorikan pengeluaran untuk mengelola keuangan Kedua, perbedaan pengalaman atau experience yang di mana sekarang lebih banyak nasabah yang sudah terbiasa dengan sesuatu yang instan atau cepat sehingga bank digital harus memberikan kemudahan bagi para nasabah. Ketiga, perbedaan pendekatan yaitu mindset dimana bank konvensional membuka cabang dan mengharapkan ‘nasabah datang ke bank’, sedangkanb bank digital ‘mendatangi nasabah’.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved