Management Strategy

ANJ Produksi Listrik Sendiri, Begini Caranya

ANJ Produksi Listrik Sendiri, Begini Caranya

Biaya untuk memproduksi energi listrik jelas tak murah. Apalagi, jika menggunakan sumber energi fosil, seperti solar. Memang, saat ini harga minyak dunia tengah merosot tajam. Tapi, harga ini sempat naik berkali-kali lipat beberapa tahun lalu. Solusinya adalah menggunakan energi terbarukan. Kemampuan ini dimiliki perusahaan sawit seperti PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ).

Korporasi yang melantai di Bursa Efek Indonesia pada 2013 lalu itu kini mengoperasikan 4 perkebunan kelapa sawit yang telah berproduksi. Dua kebun di Sumatera Utara seluas 18 ribu hektar, satu di Pulau Belitung seluas 12 ribu hektar, dan satu lagi di Kalimantan Barat seluas 8 ribu hektar. Perseroan juga tengah mengembangkan perkebunan sawit di Sumatera Selatan dan Papua Barat.

“Sejak awal masuk ke bisnis kelapa sawit, para pendiri sudah memikirkan 3P, yakni people, planet, dan profit. Ini tercermin dari visi dan misi perusahaan. Setiap kebun yang dimiliki, kami selalu menyiapkan konservasinya,” kata Istini Siddharta, Presdir ANJ.

Istini Siddharta, Presdir ANJ

Istini Siddharta, Presdir ANJ

Setelah proses penge-press-an, tandan kosong yang dihasilkan dikembalikan ke kebun untuk pupuk kompos. Minyak sawit dihasilkan dari sabut sawit yang di-press. Limbah sabut sawit juga digunakan sebagai pupuk. Namun, proses pembusukan saat membuat pupuk kompos dari limbah sawit ini akan menghasilkan gas metana yang bisa menimbulkan efek rumah kaca.

“Gas metana inilah yang ditangkap dan dikonversi menjadi tenaga listrik. Saat ini, baru ada di Belitung (PT Austindo Aufwind New Energy). Penelitiannya dilakukan tahun 2008, jauh sebelum perkebunan lain melakukannya. Kami melakukan kerjasama penelitian dengan Aufwind, kumpulan ilmuwan dari Jerman,” katanya.

Sebenarnya, menurut dia, kebutuhan listrik untuk pabrik dan kantor sudah bisa terpenuhi dari pengolahan biomass, yakni limbah padat yang dibakar untuk menghasilkan energi listrik. Tapi, penangkapan gas metana lebih untuk mencegah timbulnya efek rumah kaca. Meski saat itu belum ada aturan khusus tentang energi terbarukan, penangkapan gas metana terus dijalankan. Listrik yang dihasilkan kemudian ditawarkan ke PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

“Tahun 2012, produksi listrik dari konversi gas metana di Belitung baru 1,2 MW. Kini, angkanya sudah 1,8 MW. Dari kebun sawit seluas 10-12 ribu hektar, bisa dihasilkan listrik 3-4 MW dengan skema serupa. Kami mau replanting, artinya luasannya berkurang karena 6-7 tahun baru menghasilkan. Jadi, sekarang kami seperti rumah tumbuh dulu,” ujar dia.

Tenaga listrik sebesar itu bisa digunakan untuk kebutuhan lebih dari 2.500 rumah tangga, masing-masing sebesar 450 KVA. Berkat listrik dari ANJ, PLN juga mampu menghemat konsumsi solar hingga 2,5 juta liter pertahun. (Reportase: Herning Banirestu)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved