Strategy

Berkat Modal Pemerintah, Perikanan Nusantara “Hidup Lagi”

Berkat Modal Pemerintah, Perikanan Nusantara “Hidup Lagi”

Dahulu, kinerja PT Perikanan Nusantara (Persero) tak sebagus sekarang. Perseroan hampir 9 tahun ‘mati suri’ andai tak diselamatkan pemerintah di tahun 2007. Direktur Utama Perinus Persero Abdussalam Konstituanto menuturkan, mereka harus beroperasi dengan modal negatif. Perusahaan ini sebenarnya sudah tidak layak dengan menanggung kerugian Rp 222 miliar sedangkan modalnya negatif Rp 96 miliar. Begitu juga alat-alat produksi yang sudah hancur dan jumlah pegawai yang mencapai 1.300 orang, sudah tiga tahun tidak digaji.

Untunglah, perusahaan mendapat suntikan dana sebesar Rp 100 miliar dari penyertaan modal negara (PMN) di tahun 2007. Tapi, hampir 60% dananya digunakan untuk pembayaran normatif karyawan yang tiga tahun tidak terbayar. Akhirnya, sisa dana 40% (Rp 40 miliar) digunakan untuk restrukturisasi. Perseroan melihat dari sisi usaha mana yang paling efisien dengan membuat skala prioritas dan yang paling mudah memberi keuntungan.

Akhirnya, alumnus FE Universitas Airlangga itu memulai dengan jasa docking. Dari sini perusahaan mulai bisa membayar gaji, karena semua cabang yang ada docking-nya dibangun docking, tanpa harus ada tambahan modal. Pada 2010, semua modal mulai positif dan bisa membayar gaji. Langkah selanjutnya yang diambil adalah melakukan pensun dini yang mengurangi lebih dari separuh karyawan hingga tersisa 300 orang.

Direktur Utama PT Perikanan Nusantara (Persero) Abdussalam Konstituanto

Direktur Utama PT Perikanan Nusantara (Persero) Abdussalam Konstituanto

Kini, Perinus memiliki berbagai aktivitas bisnis. Bisnis inti mencakup pengembangan budidaya ikan dan Pengolahan ikan (value added product) dan perdagangan ikan (dalam dan luar negeri). Sedangkan supporting business terdiri atas pabrik es, jasa perawatan dan perbaikan kapal, dan perbengkelan. Bisnis lainnya adalah cold storage dan jasa pengolahan ikan dan jasa sarana lainnya.

Usaha perikanan terpadu, mulai dari Praproduksi yakni pabrik es, jasa docking dan perbaikan kapal, jasa sarana dan prasarana; Produksi yaitu penangkapan ikan dengan kapal milik sendiri, Collecting ikan melalui kemitraan dengan nelayan dan pengembangan budidaya perikanan; Pengolahan produk primer yaitu cakalang beku/fresh, tuna beku, layang beku, kembung beku, tongkol beku, ikan dasar beku, dan produk akhir yakni tuna loin/steak /saku beku, tuna cooked loin, tepung ikan.

Pemasaran produk, lewat ekspor untuk tuna loin/steak /saku beku, tuna cooked loin, tepung ikan; pemasaran dalam negeri untuk produk olahan primer, industri pengolahan ikan dalam negeri yang produk akhirnya berupa ikan cakalang beku/fresh, tuna beku, layang beku, kembung beku, tongkol beku, ikan dasar beku dan tuna loin/steak /saku beku, tuna cooked loin, tepung ikan.

“Untuk produk akhir seperti tuna loin/steak /saku beku, tuna cooked loin, diekspor ke Jepang, Taiwan, Korea, Vietnam (70%). Sisanya, untuk pasar Eropa, seperti Norwegia dan Jerman harus melalui trader, begitu juga ke Amerika. Tepung ikan belum di ekspor,” kata Abdussalam.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved