Strategy

BI: Tahun 2017, Kredit Mengalir Deras

Oleh Admin
BI: Tahun 2017, Kredit Mengalir Deras

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan, perekonomian Indonesia saat ini tengah mengalami perbaikan setelah mengalami perlambatan dalam beberapa tahun terakhir. Dia memprediksi, apabila ke depan perekonomian domestik terus tumbuh, pertumbuhan kredit juga akan membaik dalam enam bulan mendatang.

Bank sentral memperkirakan tahun 2017 adalah periode berlanjutnya pemulihan ekonomi dan mematok angka pertumbuhan ekonomi sekitar 5,1-5,5 persen. “World Bank memprediksi 5,3 persen. Kalau pemerintah, 5,1 persen. Tahun 2017 harusnya outlook bisa lebih baik,” ujar Mirza dalam Seminar Nasional Prospek Perekonomian Indonesia di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Kamis, 6 Oktober 2016.

Kantor Bank Indonesia (Foto: IST)

Menurut Mirza, situasi perekonomian dalam negeri saat ini sudah jauh lebih tenang. Kurs rupiah terhadap dolar pun, menurut dia, juga sudah membaik. Dengan begitu, importir juga sudah mulai bisa membuat rencana industri di masa mendatang. “Kalau kurs goyang, importir tidak bisa melakukan perencanaan kegiatan. Tapi saat ini, orang sudah bisa impor dan melakukan ekspansi,” katanya.

Mirza menilai, membaiknya kurs rupiah tak lepas dari kebijakan moneter Amerika Serikat yang lebih mudah diprediksi sejak akhir 2015. “Dulu, kita menunggu terus kebijakan suku bunga AS. Jadi, yang ada adalah volatilitas, kurs terus bergejolak. Ketika AS lebih jelas pattern kebijakan moneternya, sejak Desember 2015, kurs lebih stabil,” tuturnya.

Di saat bersamaan, menurut Mirza, inflasi serta defisit ekspor dan impor terkendali. Pada 2013, defisit ekspor-impor mencapai US$ 31 miliar. Tahun ini, defisit hanya sebesar US$ 21 miliar. “Saat ini, kita memiliki current account defisit yang lebih baik. Harga komoditas juga ada recovery sedikit. BI pun memiliki ruang untuk melonggarkan kebijakan moneter,” katanya.

Namun, dengan adanya gejolak pada 2013-2015 lalu, kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) mencapai 3 persen. Padahal, pada 2012, NPL hanya sekitar 1,4-1,5 persen. Pertumbuhan kredit pun baru mencapai 2,8 persen secara year to date walaupun secara year on year kredit masih tumbuh 6-7 persen. “Tapi kami melihat ini siklus yang biasa terjadi,” ujar Mirza.

Tempo


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved