Strategy

Cilegon Menanti Industri Padat Karya

Cilegon Menanti Industri Padat Karya

Industri baja punya kaitan sejarah yang erat dengan Kota Cilegon. Kota di ujung Barat Laut Pulau Jawa dan di tepi Selat Sunda ini dikenal sebagai kota industri. Cilegon berjuluk Kota Baja mengingat kota ini merupakan penghasil baja terbesar di Asia Tenggara.

Produsen utamanya adalah kawasan industri Krakatau Steel, Cilegon. Baja tergolong industri padat modal. Walikota Cilegon, Tubagus Iman Ariyadi mendamba lahirnya kawasan industri baru yang bersifat padat karya. Sehingga, mampu menyerap banyak tenaga kerja.

“Ke depan, saya mencanangkan sebuah kawasan Industri yang lebih pada padat karya untuk menjawab kesulitan masyarakat dalam mencari pekerjaan,” kata dia.

Masalah tenaga kerja memang menjadi masalah hampir di seluruh daerah di Indonesia. Terutama, daerah yang tak memiliki sumber daya alam melimpah, sehingga bertumpu pada industri perdagangan dan kreatif.

“Saya akan mulai membangun tol Lingkar Selatan yang menghubungkan Cilegon dengan kota-kota lain. Saya berharap Cilegon dapat menjadi kota tujuan bisnis sehingga masyarakatnya lebih sejahtera,” ujar dia.

Walikota Cilegon, Tubagus Iman Ariyadi

Walikota Cilegon, Tubagus Iman Ariyadi

Iman memimpin Cilegon sejak tahun 2010. Visinya adalah membangun Cilegon dan mewujudkan masyarakat yang sejahtera melalui industri. Beberapa agenda penting kemudian lahir, antara lain Cilegon Sejahtera, Berdaya Saing, Cerdas dan Cekatan, Maju dan Mandiri, serta Berwibawa.

Ia kemudian menyusun beberapa program prioritas. Yang paling mendesak adalah mengatasi masalah perizinan yang memakan waktu lama. Pengusaha yang ingin mengurus izin usaha mesti mengunjungi banyak dinas. “Saya menerapkan pola perizinan satu pintu dan satu atap melalui Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal,” kata dia.

Hasilnya, pengurusan izin menjadi jauh lebih mudah dan cepat dalam lima tahun terakhir. Cilegon pun menjelma menjadi salah satu kota tujuan investasi dalam skala besar. Pemodalnya bisa datang dari dalam maupun luar negeri.

Manfaatnya cukup banyak. Salah satunya adalah kemudahan melakukan perizinan. Hal ini terbukti dalam 5 tahun terakhir, Cilegon mampu menjadi kota tujuan untuk investor masuk dalam skala besar. Investor tersebut juga berasal dari banyak lokasi baik di dalam maupun luar negeri.

“Saya baru saja meresmikan tol lingkar luar Cilegon Selatan yang menghubungkan Cilegon dengan beberapa kota terdekat. Kami juga punya pelabuhan yang memadai berkat kondisi geografis yang cocok,” ujarnya.

Untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif, Iman tak segan-segan turun langsung ke lapangan untuk mengatasi friksi yang terjadi di masyarakat. Di Cilegon, frekuensi gesekan dengan kawasan industri kini sudah jauh berkurang. “Dialog secara persuasif adalah pilihan terbaik,” kata dia. (Reportase: Rizky Chandra Septania)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved