Management Strategy

Dahsyat, Program Hijau Chevron Geothermal Salak

Dahsyat, Program Hijau Chevron Geothermal Salak

Chevron adalah salah satu produsen energi panas bumi terbesar ke-6 di dunia. Energi yang dihasilkan berasal dari dalam perut bumi. Energi ini mampu menghasilkan listrik yang besar tanpa efek gas rumah kaca. Mereka juga punya sederet aksi go green yang patut ditiru. Seperti yang dilakukan Chevron Geothermal Salak.

Tak hanya mengelola sumur uap panas bumi dengan jenis uap yang didominasi air sejak tahun 1994, mereka juga mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi sejak 1997. Kapasitas terpasang energi listrik terbarukan ini sebesar 377 MW yang dialirkan kepada lebih dari 2,3 juta rumah tangga dan berkontribusi pada pasokan listri Jawa, Madura, dan Bali.

“Energi panas bumi bersih karena tidak menimbulkan efek gas rumah kaca, dan hanya memerlukan sedikit lahan untuk pemanfaatannya. Energi panas bumi juga andal karena mampu menyediakan energi sampai 90% dari kapasitas daya sepanjang tahun,” kata Fernando, PR & Costumer Affair Chevron Geothermal Salak.

cgs

Aksi go green lainnya adalah inovasi efisiensi energi yang mampu menghemat penggunaan energi sebesar 24.400 Mwh, atau setara pemenuhan listrik bagi sekitar 37.700 rumah tangga masing-masing (450W). Caranya, dengan memanfaatkan teknologi terbaru Thermal Electric Generator, penggunaan panel surya teknologi optik (solar tube) dan lampu LED.

Kemudian, konversi sumur injeksi ke sumur produksi di Lapangan AWI-9 dan AWI-3 CGS, telah menghemat 750.000 liter solar atau menghindari 2 juta Kg CO2e dan juga mencegah timbunan limbah serpih bor sebesar 731 ton. Program pengurangan emisi mampu mereduksi CO2 sebesar 10,84%, NO sebesar 29,95% dan CO 40,79%. “Kami bisa menurunkan 11.400 ton emisi dan menyerap 171.000 ton CO2e pertahun,” katanya.

Tahun 2015, perseroan berhasil mengurangi hingga 99,53% limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan produksi energi panas bumi. Program 3R sampah domestik yang dilakukan berhasil mendaur ulang 79% dari total sampah yang dihasilkan. Perseroan memanfaatkan jelantah sebagai bahan baku biodiesel, mengelola sampah menjadi kompose, kerajinan dan lainnya bersama mitra usaha. “Kami juga memanfaatkan serpih bor untuk batako dan pengerasan jalan,” ujar Dony Indrawan, Manager Corporate Communication, Chevron Geothermal Salak.

“Kami berhasil melakukan konservasi air lebih dari 4 juta m3 (99,02%) terhadap total pemakaian air dengan menggunakan injeksi brine dan kondensat untuk mengurangi beban pencemaran dan zero discharge. Termasuk memanfaatkan air kondensat untuk pengisian kembali menara pendingin dan pemeliharaan sumur,” katanya. (Reportase: Syukron Ali)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved