Strategy

Delos Berambisi Menjadikan Indonesia Produsen Udang Terbesar

Delos Berambisi Menjadikan Indonesia Produsen Udang Terbesar
Foto : Dok Delos

Delos, perusahaan rintisan akuakultur, memiliki beberapa pencapaian dalam target tahunannya seiring dengan beroperasinya perusahaan ini sejak setahun silam. Meski begitu, perseroan meniti peluang agar Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia dengan garis pantai sepanjang 95 ribu km dapat memiliki komoditi ekspor udang yang besar.

Bahkan, sesungguhnya mampu menjadi yang terbesar di dunia, jika 75% dari total keseluruhan tambak di Indonesia dapat berkontribusi lebih dari 10% kuantitas ekspor.

Para Pendiri Delos, yakni Guntur Mallarangeng, Bobby Indra Gunawan, Aris Noerhadi, dan Alexander Farthing, menghadirkan tim multidisiplin yang mencakup akuakultur, biologi kelautan, teknologi, sekaligus manajemen bisnis sebagai suatu kesatuan. Guntur mengatakan Delos terus mengejar ambisi menjadikan Indonesia sebagai produsen udang terbesar di dunia.

“Sekaligus menjadi pemimpin Revolusi Biru serta membekali para petambak dengan teknologi berbasis sains dan manajemen operasional. Perjalanan sebagai pemimpin revolusi biru akuakultur Indonesia akan terus berlangsung dan berkomitmen membantu serta mendukung para petambak untuk meingkatkan produktivitas panen mereka,” ujar Guntur dalam keterangan yang diterima SWA Online pada Jumat (30/9/2022).

Usai meraih pendanaan tahap awal dari sejumlah investor seperti MDI Ventures, Arise Fund (co–invest dengan Finch Capital) dan Centauri Fund (co–invest dengan KB Financial Group), serta Alpha JWC, maka Delos meluncurkan aplikasi AquaHero yang menjadi gabungan antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan manajemen operasional untuk memudahkan petambak memantau dan meningkatkan produktivitas tambak udang mereka berdasarkan data.

AquaHero menggunakan metode pengumpulan data modern dan metode sains termutakhir untuk memperkirakan treatment yang dibutuhkan sekaligus untuk meminimalisir risiko dalam budi daya udang. Sistem ini telah diimplementasikan pada tambak-tambak udang yang tergabung dalam ekosistem Delos.

Selama setahun bergulir itu, Delos mengelola ratusan hektare area tambak udang intensif dan super-intensif yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun, tentunya masih banyak hektar area tambak lain di seluruh Indonesia yang memerlukan sentuhan Delos. Dari keseluruhan tambak yang telah dikelola, Delos selalu berhasil meningkatkan produktivitas hasil panen hingga 2 kali lipat dari sebelumnya. Sekaligus berhasil mencegah penyakit dengan tes kualitas air yang rutin dilakukan setiap hari. Sementara dari segi profitabilitas, tim manajemen selalu memantau biaya operasional tambak, sehingga modal budi daya udang yang dikeluarkan menjadi lebih efisien.

Kemudian, Delos Maritim Institut (DMI) merupakan salah satu program pelatihan akuakultur yang berfokus pada kualitas SDM yang berkelanjutan di masa mendatang telah merampungkan angkatan studi pertamanya. Rencananya, DMI pada Oktober 2022 mengaktivasi tahap kedua membuka seleksi untuk peserta didik angkatan kedua yang tidak hanya menyasar mahasiswa semester akhir dan lulusan baru, namun juga mengajak anak kolam dan anak nelayan untuk berpartisipasi sebagai peserta yang ingin belajar langsung di bidang akuakultur, khususnya budi daya udang.

“Mewujudkan mimpi menjadikan Indonesia sebagai pemain utama ekspor udang dunia memang tidak mudah. Namun, dengan potensi alam dan sumber daya manusia yang dikelola dengan baik, Delos S percaya mimpi ini akan segera tergapai,” sebut Guntur.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved