Management Strategy

Emirates Gunakan Struktur Hybrid Operating Lease

Emirates Gunakan Struktur Hybrid Operating Lease

Pertumbuhan lalu lintas penumpang secara keseluruhan terus menunjukkan keinginan pelanggan untuk terbang bersama maskapai Emirates, serta menggunakan rute efisien melalui Dubai. Premi dan Seat Factor Emirates secara keseluruhan yang berada di bawah penerbangan A380 telah menunjukkan performa yang menekankan popularitas produk premium Emirates dan armada A380. Pada 31 Maret 2016, Emirates memiliki 75 pesawat A380 sebagai armada yang melayani satu dari empat destinasi penerbangan.

Dalam kondisi penuh tekanan dari melemahnya nilai tukar mata uang asing terhadap US$, menghasilkan penurunan jumlah penumpang menjadi 29,7 fils (US$ 8,1 sen) dari Revenue Passenger Kilometres (RPKM). Untuk mendanai pertumbuhan armadanya ini, Emirates mengucurkan dana sebesar AED 26,9 miliar (US$ 7,3 miliar), dari berbagai sumber finansial.

Emirates mencatat hal bersejarah di mana Emirates mendekati struktur hybrid operating lease yang unik dan dibentuk dengan menggandeng bank Jerman dan investor kelembagaan dengan Islamic Debt menggunakan format Murahaba untuk mendanai pesawat A380.

Emirates Airline

Emirates Airline

“Kami terus mendekati pasar Jepang untuk masuk pada struktur Japanese Operating Lease (JOL), dan Japanese Operating Lease with a Call Option (JOLCO) untuk pesawat A380 dan Boeing 777-300ER yang diterima pada tahun tersebut. Kami juga telah menutup operating lease pertama untuk A380 yang dibiayai sepenuhnya oleh Korean institutional market melalui penempatan swasta dengan grup lembaga finansial non-bank,” ujar Sheikh Ahmed bin Saeed Al Maktoum, Chairmand and Chief Executive, Emirates Airline dan Grup.

Persetujuan ini menyejajarkan strategi Emirates untuk mencari sumber pembiayaan berbeda dan menandakan besarnya finansial dan kepercayaan dari para investor yang kuat pada model bisnis penerbangan ini. Emirates membukukan tahun finansialnya dengan perolehan laba sebesar AED 14,1 miliar (US$ 3,8 miliar) dari aktivitas kas operasionalnya.

Pendapatan yang dihasilkan Emirates yang berada di enam wilayah terus berjalan seimbang, dengan kontribusi dari tiap daerah tidak lebih dari 30 persen dari total keseluruhan pendapatan.

Eropa memberikan kontribusi paling tinggi dengan kontribusi regional sebesar AED 24,0 miliar (US$ 6,5 miliar), menurun 5 persen dari 2014-2015. Asia Timur dan Australasia menyusul dengan AED 22,4 miliar (US$ 6.1 miliar), menurun 9 persen. Amerika mencatat pertumbuhan pemasukan mencapai AED 12,0 miliar (US$ 3,3 miliar), meningkat 9 persen. Afrika, wilayah Teluk dan Timur Tengah pendapatan menurun 3 persen menjadi AED 9,1 miliar (US$ 2,5 miliar) dan AED 8,4 miliar (US$ 2,3 miliar) secara berurutan, dan Asia Barat dan Samudera Hindia pendapatan berkurang 4 persen menjadi AED 7,6 miliar (US$ 2,1 miliar).

Sejalan dengan proporsi perusahaan yang lebih fokus pada kepuasan pelanggan, Emirates menginvestasikan sebesar hampir AED 80 juta (US$ 21,9 juta) pada tahun lalu untuk memasang dan mengoperasikan konektivitas pada saat penerbangan di armadanya, yang mencapai 70 persen pesawat dengan Wi-Fi.

Emirates juga meluncurkan perangkat kenyamanan yang telah diperbaharui untuk pelanggan Kelas Bisnis dan Kelas Utama, mainan dan aktivitas untuk anak-anak, meluncurkan kursi fully-flat terbaru untuk Business class pada pesawat 777-300ER, dan meluncurkan armada A380 yang dikonfigurasi untuk dua kelas dengan fitur in-flight entertainment dengan layar terbesar di economy class. Selain itu membuka lounges baru di bandara Tokyo Narita dan Cape Town. Hingga saat ini, Emirates Lounges di seluruh dunia telah berjumlah 39 dengan investasi lebih dari US$ 352 juta pada program lounge tersebut.

Memasuki tahun finansial 2016-2017, Emirates telah mengumumkan rute baru ke Yinchuan dan Zhengzhou di China, Yangon di Myanmar dan Hanoi di Vietnam, di samping peningkatan jumlah kapasitas dari destinasi yang ada sekarang. Emirates SkyCargo berperan penting dalam expansi operasi Emirates, memberikan kontribusi sebesar 14 persen dari total pemasukan maskapai. Divisi kargo Emirates mencatat pemasukan sebesar AED 11,1 miliar (US$ 3,0 miliar), menurun 9 persen dari tahun lalu.

Walaupun tonase meningkat sebesar 6 persen menjadi 2,5 juta ton, pada pasar kargo hal tersebut masih menjadi tantangan dengan pola permintaan yang cepat berubah. Tahun ini, divisi kargo mengalami penurunan Freight Tonne Kilometre (FTKM) sebesar 16 persen yang disebabkan oleh pelemahan nilai tukar mata uang asing.Selain penambahan kapasitas penumpang Emirates ke destinasi baru, Emirates SkyCargo meningkatkan operasi kargo ke Mexico City, dan meluncurkan layanan kargo baru ke Ho Chi Minh City (Vietnam), Ahmedabad (India), Columbus (AS), Algiers (Algeria), dan Ciudad Del Este (Paraguay).

Selama tahun 2015-2016, Emirates SkyCargo telah meresmikan terminal khusus untuk operasi kargo di Al Maktoum International airport (DWC), dan menerima armada Boeing 777F baru. Hingga saat ini armada kargo Emirates berjumlah 15 pesawat, yaitu 13 Boeing 777F, dan dua Boeing 747-400F. Hotel Emirates mencatat pemasukan sebesar AED 700 juta (US$ 191 juta), meningkat 1 persen dari tahun lalu. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved