Management Strategy

India Siap Perluas Pasar Daging Kerbau ke Indonesia

Peserta dan Narasumber Roadshow on Indian Bovine Meat, di Hotel JW Marriot Mega Kuningan, Jakarta (21/4/2016). (Foto: Syukron Ali/SWA)

Peserta dan Narasumber Roadshow on Indian Bovine Meat, di Hotel JW Marriot Mega Kuningan, Jakarta (21/4/2016). (Foto: Syukron Ali/SWA)

Setelah sukses dengan pemasaran daging beku tanpa tulang dan organ dalamke 64 negara di dunia sejak 1969, kini India tengah bersiap melakukan ekspansi pasar hewan ternaknya di Indonesia. Kali ini, secara spesial India menawarkan daging kerbau sebagai stok kebutuhan daging di Indonesia khususnya menjelang hari raya Idul Fitri.

Sebanyak 10 eksportir terbaik dari negara India telah disiapkan untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia untuk pengiriman daging kerbau. Di antaranya Al Hamd Agro Food Products, Pvt.Ltd, Allanasons Private Limited, Mirha Exports Pvt, Ltd, HMA Agro Industries Ltd.

Menanggapi rencana tersebut, Samuel, Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Peternak Indonesia (Aspeter) menyambut baik rencana Pemerintah membuka keran impor daging kerbau dari India. “Kami menyambut rencana India sebagai bagian dari etika baik terhadap negara tetangga. Secara spesifik belum ada mekanisme bentuk kerja samanya. Kami menunggu kelanjutan dari pihak-pihak terkait lainnya,” jelasnya.

Samuel melanjutkan, jika sudah jelas bentuk kerja samanya, minimal kehadiran daging kerbau dari India, dapat menambah penghasilan peternak Indonesia yang saat ini tengah mengalami kemerosotan karena stok pakan ternaknya yang cukup mahal. Namun ia berharap, ke depannya sebagaimana cita-cita bersama untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara yang mampu untuk swasembada daging. “Karena cita-cita luhur tersebut Aspeter yang lahir pada 2014, siap untuk mengawal ketahanan pangan nasional,” lanjut Samuel.

Dalam sambutannya, Muladno, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan), menjelaskan, Presiden Republik Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 4 Tahun 2016 tentang pengubahan basis impor daging. Dari impor berbasis negara (country base) menjadi basis wilayah (zona base). “Saat ini kami tengah mengkaji peraturan dari PP tersebut, targetnya di bulan April ini peraturan kementerian (permen) nya bisa keluar,” jelas Muladno dalam acara Roadshow on Indian Bovine Meat, di Hotel JW Marriot Mega Kuningan, Jakarta (21/4).

Menanggapi soal kualitas daging hewan ternak dari India dengan negara lainnya, Muladno melanjutkan tidak ada yang berbeda antara daging hewan ternak India atau negara lainnya. “Di mana saja, jenis daging hewan ya begitu-bigtu saja, sama saja. Bedanya India memberi harga tawar yang murah, itu saja,” lanjut Muladno.

Sementara itu, pejabat Otoritas Pengembangan Ekspor Produk Agrikultur dan Makanan Olahan India (APEDA) Tarun Bajaj menjelaskan bahwa hewan dipotong sesuai dengan syariat Islam dan secara kesehatan, Tarun menjamin kualitas daging kerbau dari India tidak ada penularan virus Penularan Mulut dan Kuku (PMK).

“Selama 18 tahun terakhir, kami mengekspor daging kerbau untuk negara bebas PMK bersertifikat OIE seperti Mauritius, Seychelles, Filipina, Brunei dan provinsi-provinsi bebas PMK seperti Sabah dan Sarawak Malyasia selama ini aman, tanpa menyebabkan masalah wabah penyakit akibat impor,” lanjut Tarun.

Selain itu, India diklaim sebagai negara dengan populasi hewan kerbau terbesar di dunia. Jumlahnya mencapai 108.7 juta kerbau. Cara pemeliharaan hewan ternak juga dklaim dengan cara pembebasan di padang rumput hijau dan diberi makan dari sisa tanaman pertanian. Tidak ada praktek menggunakan hormon, antibiotik atau bahan kimia lainnya agara hewan ternak bisa tumbuh dan gemuk.

Untuk memastikan itu semua, pihak dari Kementan dalam waktu dua minggu ke depan akan mengirim tim auditor untuk mengecek proses pemotongan hewan di negara yang tidak bisa mengimpor daging sapi itu. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved