Management Strategy

Irawati Setiady, Belajar dan Tangan Besi

Irawati Setiady, Belajar dan Tangan Besi

Sudah delapan tahun lamanya Irawati Setiady menjabat CEO PT Kalbe Farma Tbk. Ia menjadi bagian dari sukses Kalbe selama 50 tahun menyehatkan Indonesia. Lalu, seperti apa kepemimpinan di mata putri pasangan Setiady dan Theresa Harsini itu?

“Style orang (dalam memimpin) berbeda. Saya lebih suka pendekatan dengan terus belajar. Saya lebih suka diskusi dan kurang pakai tangan besi. Saya pikir harus seimbang di antara keduanya. Untuk mengontrol orang banyak jika hanya dialog menjadi lambat,” katanya.

Seni dalam memimpin, terutama untuk mengatasi kesenjangan visi pimpinan dan fakta di lapangan, lanjut dia, wanita lulusan Master of Science dari Fakultas Teknologi Pangan Cornell University Ithaca, AS ini mengacu pada value yang termaktub dalam Kalbe Panca Sradha, yakni Trust, Mindfulness, Innovation, Strive to be the best, dan Interconnectedness.

Irawati Setiady ,CEO PT Kalbe Farma Tbk

Irawati Setiady ,CEO PT Kalbe Farma Tbk

“Khususnya, Mindfulness. Seseorang harus mindful tapi sensitif bahwa ada kesenjangan yang harus diselesaikan. Kelima nilai ini menjadi guidance untuk menjadi leader yang baik. Biasanya saya curhat masalah kantor ke BOD, senior atau Presiden Komisaris,” ujarnya.

Untuk membuat setiap kebijakan, pemilik nama lengkap Bernadette Ruth Irawati Setiady ini mengaku selalu mengajak seluruh jajaran dewan direksi untuk berdiskusi tentang isu-isu terkini. Seluruh direksi juga harus lebih dulu bertemu dengan personel mereka sehingga keputusan yang dihasilkan bisa mengakomodir dan dijalankan oleh semua jajaran dan level di perusahaan.

“Selain lebih efektif, jelas lebih long lasting dibandingkan dengan top down. Keputusan itu juga lebih mudah diterima” ujar wanita yang rajin melakukan meditasi dan yoga ini.

Memasuki usia ke-50 tahun, Kalbe Farma kini telah memiliki 17 ribu karyawan yang terus mengusung motto meningkatkan kualitas hidup seluruh rakyat Indonesia. Sebagai pimpinan, Ira harus bisa mengarahkan dan mengontrol apakah motto tersebut telah dijalankan seluruh karyawan. Ia pun terbuka dengan seluruh kritik dan masukan yang membangun demi kelangsungan hidup perusahaan.

“Saya melihat CEO laki-laki maupun perempuan menghadapi tantangan serupa. Sebagai CEO, saya ingin terus berkontribusi untuk perusahaan, membawa perusahaan bisa dikenal di tingkat regional maupun internasional,” katanya.

Kalbe Farma memiliki sistem manajemen yang terus menelusuri dan mengingatkan jajaran direksi tentang apa saja yang harus diperbaiki. Di setiap unit bisnis juga ada strategi jangka panjang yang berisi rencana-rencana apa saja yang harus dieksekusi. Ini bukan sekadar sistem, tetap sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. (Reportase: Tiffany Diahnisa)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved