Strategy zkumparan

Kunci Indocement Tetap Relevan, Terus Perbarui Gaya Bisnis

Human Capital Director & MTT Leader Indocement, Antonius Marcos

Tahun ini, Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (Indocement) genap berusia 45 tahun. Perjalanan ini dimulai ketika pada 1975, perseroan mendirikan pabrik semen di wilayah Citeurep, Jawa Barat. Di awal operasionalnya, pabrik ini memiliki kapasitas produksi terpasang tahun 500.000 ton.

Memasuki usia 45 tahun, Indocement menata dan melakukan transformasi sejumlah gaya berbisnis. Proses ini dilakukan secara bertahap, terutama saat dipicu oleh masa-masa keemasan industri semen tahun 2010-2015.

Human Capital Director & MTT Leader Indocement, Antonius Marcos dalam Expert Insight, Jumat (25/9/2020) mengatakan di tahun-tahun tersebut permintaan semen meningkat pesat. Pertumbuhan rata-rata pabrik semen bisa lebih dari 10% tiap tahun. “Keadaan tersebut menyebabkan banyak pesaing yang masuk. Sehingga kami harus mentransformasi cara-cara bisnis lama,” ujarnya.

Kini, perseroan telah memiliki 13 pabrik dengan total kapasitas produksi tahun sebesar 24,9 juta ton. Adapun sepuluh pabrih berlokasi di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, dua pabrik di Kompleks Pabrik Palimanan, Cirebon, dan satu pabrik di Kompleks Pabrik Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Tidak hanya itu, Indocement pun menggarap lini bisnis lain.

Dikutip dari website Indocement, tahun 2018 Indocement mulai mengadopsi cara baru dalam pemasaran dan penjualan produk dengan menerapkan konsep Sales is a Science (Sias). Platform penjualan yang menitik beratkan pada tiga pilar utama yaitu market knowledge, structure selling dan capability bulding.

Antonius juga menyebutkan adanya penyamarataan Key Performance Index perusahaan untuk masing-masing tahapan bisnis. Contoh, tercapainya pengiriman semen dengan batas waktu tidak lebih dari tiga jam yang mana membutuhkan sinergi dari seluruh proses.

“Suplai, logistik, komersial, dan produksi harus punya KPI yang sama. Dulu pencapain penjualan hanya di produksi, tapi sekarang semuanya harus disamakan,” jelasnya.

Antonius juga mengaku banyak sekali tantangan dalam mengelola bisnis utama dan lini bisnis lain Indocement. Maka seiring berjalannya waktu, perseroan terus menyesuaikan jalannya organisasi dengan kebutuhan konsumen.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved