Marketing Strategy

Lika-Liku Smartfren Besarkan Merek

Lika-Liku Smartfren Besarkan Merek

Kendati tergolong masih baru dibanding pemain lain, Smartfren mampu bertengger di posisi teratas di kategori Mobile Internet Provider berdasakan hasil survei Indonesia Original Brand (IOB) 2016. Dalam survei yang dilakukan Majalah SWA dan Business Digest (lembaga riset Grup SWA), Smartfren menyisihkan XL dan Telkomflash di posisi kedua dan ketiga dalam survei ini.

Diferensiasi produk yang dihadirkan dan pelanggan yang dibidik, membuat Smartfren diperhitungkan dan mampu bersaing hingga saat ini. Saat hadir pertama kali pada 2010, Smartfren menyasar pasar yang belum digarap oleh merek-merek pesaingnya yang sudah mapan, yaitu fokus pada penyediaan layanan data. Tak heran ketika awal kemunculannya, Smartfren langsung dikenal sebagai merek data atau internet. Padahal zaman itu, para pemain lain masih mengandalkan voice dan sms. Ini strategi yang pertama.

“ Memang lika-likunya sebagai brand yang baru eksis, kami dituntut untuk punya targeting yang lebih smart. Dalam arti, kami menyasar pasar yang belum digarap oleh brand-brand lainnya yang sudah establish. Itu merupakan hal yang penting. Jadi kami masuk dan fokus dengan targeting data,” ujar Roberto Saputra, Chief Brand Officer PT Smartfren Teleco Tbk.

Yang kedua adalah penentuan target pasar yang menyasar anak muda. Karena bermain di layanan data, maka perusahaan telko ini menyasar kaum muda yang doyan internet. “Jadi sejak awal, kami konsisten dengan targeting dan positioning sehingga kami bisa beda di pasar,” cetusnya.

Roberto Saputra, Chief Brand Officer PT Smartfren Teleco Tbk

Roberto Saputra, Chief Brand Officer PT Smartfren Teleco Tbk

Ketiga, karena target pasarnya anak muda, Smartfren dituntut untuk mengerti bagaimana tren-tren yang terjadi di pasar. Berbagai program pun dibuat. Di antaranya dengan meluncurkan paket unlimited bagi anak muda yang “kantongnya” terbatas tapi tetap ingin berinternet ria sepuasnya. Lalu ketika sosial media booming dan smartphone makin tren, Smartfren juga meluncurkan smartphone Andromax yang diluncurkan dengan harga relatif terjangkau bagi anak muda, yaitu Rp 1,5 juta per unit.

Kemudian saat selfie mulai merebak, Smartfren menghadirkan inovasi baru lagi dengan menghadirkan kamera smartphone yang ada led flash-nya sehingga ketika kondisi gelap pun bisa tetap foto-foto. Yang terakhir, Smarfren meluncurkan layanan 4G. Intinya setiap tahun, Smarfren menghadirkan gebrakan dengan membuat aktivitas brand engagement yang sesuai dengan tren yang ada agar tetap dipilih target pasarnya, “Jadi banyak sekali terobosan-terobosan yang kami buat untuk menjangkau segmen anak muda ini,” ujar Roberto.

Saat ini, layanan 4G Smartfren tidak hanya di Jakarta namun sudah merambah beberapa kota di di Sumatera dan beberapa wilayah lainnya. “Ini salah satu usaha yang kami bangun supaya customer experience kami juga bagus,” katanya. Sekarang ini, membuat customer experience dirasa sangat penting di tengah terjadinya pergeseran dalam membentuk persepsi suatu merek. Artinya persepsi sebuah merek itu bukan lagi dikontrol oleh brand owner tetapi sudah mulai dipengaruhi oleh pelanggan itu sendiri. Jadi ketika pelanggan melihat iklan, lalu mereka mencoba dan merasa produk yang baru dipakainya itu jelek, maka biasanya mereka langsung menuliskannya di media sosial. Hal itu bisa berpengaruh terhadap brand image sebiah merek.

Di situlah, Smartfren menyadari pentingnya pengelolaan media sosial dan community marketing (komunitas). “Jadi kami sudah mulai menggarap community marketing sejak tahun lalu. Tujuannya adalah menyatukan orang-orang pengguna Smartfren yang memang punya interest terhadap gadget untuk kami kumpulin dan tujuan lainnya supaya kami dapet input tentang apa yang terjadi,” ungkapnya. Adapun komunitas yang digarap adalah komunitas organik. Dalam arti, pelanggan sendiri yang membuat komunitas dan mereka juga rajin membuat acara sendiri.Sedangkan Smartfren sendiri bertindak sebagai fasilitator.

Lalu bagaimana kinerja Smartfren saat ini? “Bisa dibilang, lima tahun terakhir ini pertumbuhan kami berkisar antara 25-35%. Tahun kemarin revenue kami Rp 3 triliun. Kalau bicara pertumbuhan melihat lima tahun terakhir Smartfren salah satu operator dengan pertumbuhan yang cepat di Indonesia. Kalau bicara revenue, Smartfren agak unik positioning-nya, yaitu 80% kami dapat dari data internet serta 20% dari voice dan sms. Operator yang lain itu kebalikannya, 65% voice dan sms. Sisanya itu data,” ungkapnya panjang lebar.

Kini, Smartfren pun jangkauannya semakin luas karena sudah menyentuh di 188 kota dan kabupaten. Selain di di Jawa, juga sudah ada di beberapa kota di Sumatera. Lalu di Makasar, Manado, Bali, dan Lombok. Reporter: Dede Suryadi

Twitter @ddsuryadi


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved