Management Strategy

Malas Inovasi, Siap-Siap Mati

Malas Inovasi, Siap-Siap Mati

Evolusi di tubuh perusahaan adalah harga mati. Perusahaan yang mampu bertahan dan mencetak kinerja mengagumkan biasanya rutin melakukan inovasi. Jangan tunggu pendapatan mulai stagnan baru mulai merencanakan inovasi. “Saat revenue perusahaan masih naik dan berlimpah profit, jangan pelit sama inovasi. Banyak contoh perusahaan yang walau sudah punya aplikasi namun tak kunjung berinovasi,” kata Yoris Sebastian, Founder & Creative Thinker OMG Consulting.

Dia mencontohkan Go-Jek yang belum genap setahun meluncurkan aplikasi ojek online sudah berevolusi berkali-kali. Mereka ogah hanya bersandar pada Go-Ride dan memperluas layanan lewat Go-Food, Go-Box, Go-Tix, Go-Mart, Go-Send, Go- Busway. Bahkan, kini mulai dengan inisiasi tanpa kolaborasi B2B di Go-Clean, Go-Massage dan Go-Glam.

“Bayangkan kalau hanya fokus pada Go-Ride? Mereka akan terus terbelenggu dengan persaingan subsidi yang sangat kuat dengan kompetitor mereka. Justru ini pelajaran untuk semua perusahaan. Jangan tunggu nanti saat kepepet,” ujar dia.

Yoris Sebastian, Founder & Creative Thinker OMG Consulting.

Yoris Sebastian, Founder & Creative Thinker OMG Consulting.

Dia menjelaskan, banyak perusahaan yang menilai amortisasi aplikasi yang mahal itu harus habis dalam waktu 5 tahun. Padahal, tidak melakukan apa-apa lebih berbahaya ketimbang melakukan sedikit inovasi yang tentu juga ada risikonya. Meski inovasinya datang dari apa yang berkembang di dunia, keberanian untuk menjadi yang pertama di Indonesia patut diacungi jempol.

Banyak lahan Fuji Image Plaza dan dihentikannya izin minimarket di Jakarta menjadi pemicu inovasi 7-Eleven dengan izin bukan minimarket. Konsep ini malah berhasil karena jadi tempat nongkrong terjangkau yang belum pernah ada di dunia. “Lihat sukses mereka dibanding Circle-K yang sebenarnya lebih dulu menguasai pasar,” ujar dia.

Selama ini, lanjut dia, banyak perusahaan yang terlalu fokus ke Key Performance Index (KPI). Seluruh waktu dan tenaga dihabiskan untuk mengejarnya, sehingga tidak ada waktu dan tenaga tersisa untuk melakukan inovasi. Seringkali anak buah sudah mengusulkan ide kreatif untuk menghasilkan inovasi di divisinya namun biasanya ditolak oleh pimpinan dengan alasan tidak sesuai dengan program yang sudah dirancang untuk pencapaian KPI.

“Perlu manajemen inovasi seperti yang biasa saya lakukan bersama klien. Berpikir kreatif menjadi budaya dan ruang inovasi dirangsang secara sistemik dengan adanya lomba inovasi internal. Banyak yang selama ini sudah menggelar lomba internal namun sebatas continues improvement,” ujarnya.

Dia menjelaskan, brand Samsung sukses meninggalkan jauh brand Sony yang tadinya di atas mereka lantaran menerapkan konsep inovasi tidak sekadar continues improvement. Pendapat dari eksternal dan dari beragam latar belakang juga penting agar bisa menghasilkan inovasi yang benar-benar out of the box.

“Bank Mandiri dengan Mandiri Innovation Award. Mereka selalu lahir dengan berbagai inovasi. Misalnya, Menu favorit di ATM sehingga nasabah tak perlu antre panjang dan menunggu nasabah lain memasukkan satu persatu nomer pelanggan. Program wirausaha untuk buruh migran Indonesia kini ditiru bank-bank lain,” ujarnya. (Reportase: Herning Banirestu)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved