Strategy zkumparan

Mandiri Capital Investasi Rp1 Triliun ke Startup Lokal

Mandiri Capital Indonesia (MCI) membenamkan investasi Rp 1 triliun kepada 14 startup di bidang Teknologi Finansial (Tekfin) sejak berdiri 5 tahun lalu.

Investasi tersebut dilakukan ke beberapa sub sektor tekfin seperti platform pinjaman online (P2P Lending), pembayaran dan solusi bisnis. Menurut Direktur Utama MCI Eddi Danusaputro, melalui investasi tersebut MCI telah mendorong berbagai inovasi dan sinergi dengan Mandiri , seperti penyaluran modal (loan channelling) ke lebih dari puluhan ribu segmen UMKM, baik dari sektor bisnis kovensional hingga pertanian.

“Kami juga membantu mengembangkan digitalisasi UMKM, baik dari sisi pembayaran maupun dukungan sistem lainnya, seperti proses akuntansi dan sumber daya manusia serta penggunaan digital signature sebagai bentuk efisiensi proses bisnis,” ujarnya.

Pada platform P2P lending, lanjut Eddi, MCI telah berinvestasi di Amartha, Crowde, KoinWorks, dan Investree. Untuk pembayaran, investasi MCI telah dilakukan di platform LinkAja, Yokke, PTEN dan DAM. Sementara pada tekfin solusi bisnis, investasi MCI dilakukan di Mekari, PrivyID, Cashlez, Gojek, Iseller dan Halofina.

Seperti diketahui, MCI berdiri pada 10 November 2015 bersamaan dengan keluarnya izin sebagai Perusahaan Modal Ventura (PMV) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berdirinya MCI sejalan dengan dimulainya fase disrupsi finansial oleh perusahaan rintisan. Pendirian MCI oleh Bank Mandiri pun bertujuan sebagai jembatan untuk mendorong inovasi dan sinergi antara Grup Mandiri dengan startup di dalam ekosistem.

Chief Financial Officer MCI Hira Laksamana menyampaikan , bisnis MCI setiap tahunnya terus bertumbuh dengan baik. Meskipun kondisi perekonomian pada tahun ini mengalami berbagai tantangan. Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya posisi ekuitas dan aset MCI per September 2020, masing-masing berada di kisaran Rp1,8 triliun dan Rp2 triliun.

“Capaian ini menempatkan MCI berada di posisi terbesar pertama untuk ekuitas dan kedua untuk aset dibandingkan dengan pelaku PMV lainnya di Indonesia,” ujar Hira.

Selama 5 tahun terakhir, lanjut Hira, MCI juga telah mencatatkan prestasi seperti divestasi pada Moka yang diakuisi oleh Gojek pada tahun 2019, Cashlez yang melantai pada Bursa Efek Indonesia (IDX) di papan akselerasi tahun ini, meluncurkan rangkaian Whitepaper yang bekerja sama dengan DailySocial dengan tajuk: Asuransi Teknologi (Insurtech), Solusi untuk UMKM (SME Empowerment), serta melakukan kolaborasi Unicorn & Centaurs dengan Institusi Finansial (Unicorn & Centaurs Collaboration).

MCI juga mendukung usaha literasi dan inklusi dalam bidang keuangan melalui Fintech Inspire (Finspire), Indonesia Innovation Forum (IIF) dengan BEKRAF, dan program Mandiri Inkubator.

MCI berkomitmen terus berkontribusi melalui penambahan jumlah penyertaan saham dan inisiatif baru baik di tahun 2020 maupun di tahun-tahun mendatang. Inisiatif tersebut terutama terkait dengan rencana peluncuran produk dana ventura, yaitu Mandiri Venture Fund dan Indonesia Impact Fund. Komitmen tersebut didasarkan pada laporan lanskap startup dari Amvesindo yang menyebutkan, tren investasi startup di Indonesia didominasi pada 3 sektor, yaitu TekFin, Teknologi Edukasi, dan Software-as-a-Service (SaaS). Jika melihat dari jumlah transaksi, pada tahun 2018 terdapat 71 transaksi pendanaan dan 113 transaksi pendanaan ke Startups pada tahun 2019. Namun, hingga kuartal-III 2020 hanya terdapat 52 transaksi.

“Sangat terbuka peluang di masa datang untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan startup di Indonesia. MCI juga ingin berperan lebih aktif dalam membantu proses digital dan inovasi di ekosistem BUMN dengan skala yang lebih luas secara nasional,” jelasnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved