Management Strategy

Memotong Biaya Logistik di Indonesia dengan Openport

Max Ward CEO OpenPort.

Max Ward CEO OpenPort.

Di antara negara Asia Tenggara lainnya, Indonesia menjadi salah satu negara dengan biaya logistik tertinggi, yaitu 26% dari total PDB di tahun 2015. Biaya logistik Malaysia dan India hanya 14% dari PDB, sementara China mencapai 18%.

“Transformasi dari industri ini sangat dibutuhkan untuk mengurangi beban biaya logistik. Selain itu transormasi model operasi dan pengembangan pelabuhan sangat dibutuhkan. Pasalnya transformasi ini bisa menekan biaya logstik menjadi 9% pada 2035. Baik sektor publik maupun swasta diharapkan bisa bekerja sama untuk mengurangi beban tersebut, “jelas Anthonie Versius, Managing Partner Roland Berger.

Ia juga menyoroti kebutuhan untuk mengembangkan sistem jaringan hub-and-spoke, memperbaiki regulasi, dan menambah kapasitas jalan dan kereta api saat ini. Menurutnya, Indonesia timur memiliki peranan penting dalam pengembangan rute maritim. Harapannya, rute ini bisa meningkatkan pembangunan ekonomi di Kalimantan dan Sulawes iserta mampu meningkatkan manfaat pelabuhan juga pengiriman yang berbasis di Jawa Timur.

Apabila infrastruktur dan pengembangan pelabuhan di Jawa Timur ditingkatkan, maka operator logistik daerah ini akan bisa merebut pangsa pasar Tanjung Priok. Pelabuhan paling ramai di Jakarta Utara ini menjadi pelabuhan paling ramai dan menangani lebih dari 50% dari kargo trans-shipment di Indonesia. Sayangnya, penanganan kepabeanan masih cenderung lambat karena kapasitas pelabuhan yang terbatas. “Kita perlu merevolusi cara sektor logistik dan supply chain bekerja,” jelas Max Ward, CEO OpenPort.

Teknologi dan proses yang baru akan membuat sektor logistik menjadi lebih efektif. Juga, memungkinkan pemain lokal untuk bersaing dan melakukan bisnis dengan operator besar di dalam industri. Salah satunya dengan munculnya multi-shipper platform berbasis cloud yang dapat diadopsi dengan biaya minimal dan dapat diakses melalui smartphone.

Terobosan aplikasi mobile terintegrasi juga dapat digunakan untuk menghubungkan operator-operator truk amat diperlukan. Mengingat biaya logistik angkutan truk mencakup 72% dari biaya logistik transportasi di Indonesia. Openport, merupakan platform berbasis mobile untuk end-to-end manajemen supply chain perusahaan di pasar negara berkembang. Mereka menghubungkan pengiriman dan pengangkut untuk mengurangi biaya, meningkatkan kinerja, dan terus mendorong optimasi supply chain melalui model Open Enterprise Logistics (OEL).

Hal ini memungkinkan platform ini untuk manajemen supply chain secara in-house. Ini dapat menjadi metode utama dalam mengurangi biaya. Sistem ini memungkinkan pembelian sesuai permintaan. Selain itu, sebagai suatu platform jaringan bersama, peningkatan efisiensi secara signifikan dapat direalisasikan dengan mengurangi jumlah truk kosong melalui backhaul dan shared loads.

Hal tersebut akan mengurangi biaya logistik untuk perusahaan pengiriman baik dari luar maupun di dalam negeri hingga sebesar 30%. Ini juga dapat memperbesar margin untuk penyedia transportasi domestik dengan cara meningkatkan pemanfaatan/utilisasi aset perusahaan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved