Management Strategy

Nida Rooms Bidik 10.000 Kamar

Nida Rooms Bidik 10.000 Kamar

Dua venture capital di Indonesia bersedia menginvestasikan dananya sebesar US$ 4,5 juta di Nida Rooms. Dana segar ini akan digunakan untuk peningkatan standar kualitas hotel budget dan meningkatkan branding awareness.

Country Director Indonesia Nida Rooms, Anna E. Dartania mengatakan, perseroan menargetkan kerjasama dengan 2.000 hotel yang setara dengan 10.000 kamar inventory. Selaku virtual hotel operator, perseroan menargetkan hotel budget yang digandeng telah memiliki layanan cleanlinen, TV, WiFi, dan shower.

“Kami memberi service lain berupa free amenities, yakni free special tv program yang biasanya hanya bisa diakses di hotel bintang 5. Sekarang sudah bisa diakses di hotel rekanan lewat mobile,” katanya.

Menurut dia, kehadiran Nida Rooms sangat membantu pemilik hotel yang menjadi rekanan. Kamar-kamar yang masih kosong akan dipromosikan lewat platform Nida Rooms. Sehingga, mudah diketahui dan dijangkau oleh end user, yakni para traveler terutama para backpacker.

Para pelancong, selaku end user mendapatkan harga terbaik di lokasi yang sesuai kebutuhan mereka. Kualitas hotel bintang 3 juga yang baik. Sementara, partner bisnis yang lain juga mendapat komisi jika membantu menjual inventory Nida Rooms lewat platform booking engine mereka.

Kaneswaran Avili (tengah) CEO dan Co-Founder NIDA Rooms diapit Steven Vanada, Direktur CyberAgent Venture (kiri) dan Adrian M. Li, Managing Partner Convergence Venture.

Kaneswaran Avili (tengah) CEO dan Co-Founder NIDA Rooms diapit Steven Vanada, Direktur CyberAgent Venture (kiri) dan Adrian M. Li, Managing Partner Convergence Venture.

“Rata-rata sewa kamar berkisar antara Rp 100-500 ribu per malam. Perlu digaris bawahi, konsep bisnis kami sama sekali tidak merugikan pihak hotel, bisnis partner maupun end user. Justru kami memberi nilai tambah,” katanya.

Harapannya, kerjasama antara beberapa pihak ini bisa berdampak bagus untuk pengelola hotel. Potensi industri pariwisata di Tanah Air masih sangat menggiurkan. Para backpacker juga semakin banyak jumlahnya. Permintaan hotel yang mudah dijangkau, mudah dipesan, mudah dalam pembayarannya, serta harga sesuai lokasi dan fasilitasnya, terus naik.

“Dengan pendekatan win-win solution, khususnya bagi para end user, hotel rekanan, yaitu menawarkan kenyamanan, harga yang menarik untuk traveler, akan berdampak bagus pada optimaliasi revenue dan tingkat keterisian.

Nida Rooms berdiri akhir Desember 2015. Mereka kini telah memiliki 1.000 partner. Perusahaan rintisan ini berkembang pesat dan kini telah memiliki 1.000 hotel rekanan dan 5.000 kamar. Inventory yang tersebuart di beberapa kota di Indonesia seperti Jawa, Bali, Kalimantan, Sumatera.

“Kami juga merambah kawasan Asia seperti Malaysia, Filipina, Thailand. Saat ini, kami diklaim sebagai virtual hotel operator terbesar di Asia Pasifik. Kami juga leading brand Hotel budget di ASEAN dengan lebih dari 5.000 hotel partner,” kata Anne. (Reportase: Tiffany Diahnisa)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved