Management Strategy

Produksi Terpenuhi, Tapi Harga Jagung Masih Mahal

Produksi Terpenuhi, Tapi Harga Jagung Masih Mahal

Fluktuasi harga komoditas pangan strategis seperti jagung dan kedelai yang terlalu sering menimbulkan gejolak tersendiri di masyarakat. Pasalnya, jagung merupakan salah satu sumber bahan baku utama pakan ternak unggas. Melonjaknya harga jagung akan berimplikasi pada harga daging ayam.

Demikian pula dengan kedelai yang merupakan sumber protein paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Sekalipun harga kedelai secara internasional mengalami penurunan, tapi harga kedelai dalam negeri masih tetap saja tinggi. Jika daging sapi harganya masih tinggi sedangkan harga kedelai ikut naik, masyarakat Indonesia ditakutkan tidak dapat memenuhi kebutuhan proteinnnya.

indef

Meski Kementerian Pertanian menyatakan jumlah produksi jagung memenuhi kebutuhan, tapi Kementerian Peternakan masih mengalami kesulitan pada pasokan jagung. Hal tersebut tentu saja menyebabkan harga jagung melonjak dua kali lipat. Belum lagi keputusan pemerintah menutup impor jagung pada Januari 2016. Celakanya, harga jagung di level petani masih saja rendah. Padahal, jika melihat kondisi dan harga pasar sangat memungkinkan bahwa harga jagung dapat dipatok dengan angka yang tinggi.

Maman Suherman, Direktur Aneka kacang dan Umbi Kementerian Pertanian, menduga adanya kemungkinan lain. Jauhnya harga pokok jagung dengan harga di pasar bukan disebabkan oleh pasokan yang kurang. Namun bisa juga karena adanya ketidakmerataan rantai distribusi.

“Jika data produksi benar, maka bisa jadi permasalahannya bukan pada kecukupan pasokan, tetapi penyebaran areal produksi dan kualitas produksi. Meski demikian, data produksi ini tentunya harus dilakukan validitas secara benar,” ujar Maman.

Dilihat dari tren, Maman memaparkan bahwa tren produksi, sejak 2014 mengalami kenaikan. Di 2015, tren produksi jagung meningkat menjadi 19,6 juta ton per tahun. Sedangkan, untuk tahun 2016 produksi jagung ditargetkan menjadi 24 juta ton, Dengan target yang ditetapkan, Maman optimis di 2016 Indonesia akan mengalami surplus tanaman jagung. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved