Strategy

Program Loan Channeling Rp100 Miliar Untuk Masyarakat Unbankable

Bank Hana dan Kredit Pintar Salurkan Pinjaman Rp100 Miliar

Untuk menyalurkan dana kepada masyarakat unbankable yang membutuhkan pinjaman jangka pendek, PT Bank KEB Hana Indonesia (Bank Hana) dan PT Kredit Pintar Indonesia (Kredit Pintar) bekerja sama program loan channeling sebesar Rp 100 miliar. Kerja sama ini bertujuan untuk menyalurkan dana kepada masyarakat unbankable yang membutuhkan pinjaman jangka pendek.

Menurut Chief Consumer Banking Officer Bank Hana, Anton Hermawan, sinergi dengan Kredit Pintar menjadi momentum bank untuk menjangkau masyarakat underbanked. “Kemitraan dengan fintech P2P Lending merupakan bisnis model baru bagi Bank. Oleh karenanya, prinsip kehati-hatian dalam pemberian pinjaman perlu diterapkan dengan lebih ketat,” tutur Anton dalam keterangan tertulis.

Direktur Kredit Pintar, Wisely Wijaya, mengatakan,”Kami yakin bahwa pinjaman sebesar Rp100 miliar ini akan mampu menjangkau masyarakat yang sungguh-sungguh membutuhkannya.”

Mengacu data Maret 2021, Kredit Pintar telah menyalurkan pinjaman sebanyak Rp14 triliun sejak didirikan. Adapun pinjaman tanpa jaminan ini telah disalurkan kepada kurang-lebih dua juta peminjam. Fintech ini memiliki lebih atau kurang dari 650 ribu peminjam aktif, dengan kisaran total pinjaman tahun ini dari Rp648 miliar dan total pinjaman yang belum dibayar Rp996 miliar.

Pengguna hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit untuk mengajukan pinjaman. Jika pengajuan pinjaman disetujui, dana akan dikirim langsung ke rekening pengguna.

Untuk diketahui, PT Kredit Indonesia adalah perusahaan fintech (financial technology) P2P Lending yang memiliki visi untuk meningkatkan kehidupan masyarakat Indonesia melalui penyediaan akses yang mudah untuk mendapatkan pinjaman jangka pendek dan mulai beroperasi sejak tahun 2018.

Sejak awal kemunculannya di 2016, industri fintech telah tumbuh pesat. Fintech membantu mendorong inklusi keuangan di Indonesia dengan melayani lebih banyak masyarakat yang sebelumnya tidak tersentuh oleh layanan keuangan formal. Menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2019, tingkat inklusi keuangan Indonesia pada 2019 mencapai 76,19%. Angka ini meningkat cukup pesat sejak kebangkitan fintech bila dibandingkan dengan 2017 dimana tingkat inklusi keuangan kurang dari 50%.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved