Marketing Strategy

Prospek Bisnis Laundry Makin Kinclong

Prospek Bisnis Laundry Makin Kinclong

Perkembangan industri perhotelan yang tumbuh subur selama 3-4 tahun terakhir tampaknya berbuah manis pula bagi industri laundry. Industri ini pun mengalami pertumbuhan dari 2013 hingga 2014 sebanyak 16%.

kanan: Wasono Raharjo, Ketua Umum Asosiasi Profesi Laundry Indonesia (APLI)

kanan: Wasono Raharjo, Ketua Umum Asosiasi Profesi Laundry Indonesia (APLI)

Hadirnya hotel budget rendah seperti Amaris, Ibis dll, di tahun 2014 hingga 2015 nyatanya mampu menyumbang 26.000 kamar tahun lalu.”Jumlah kamar sebanyak itu, justru akan butuh laundry, tidak mungkin pihak hotel mengelola sendiri,” ujar Wasono Raharjo, Ketua Umum Asosiasi Profesi Laundry Indonesia (APLI).

Meski begitu, di tahun yang sama perkembangan bisnis turun menjadi 12%, namun di sisi lain mereka justru mengeruk keuntungan. Asosiasi yang berdiri sejak tahun 1978 ini, ternyata mendapat keuntungan yang cukup besar dari diberlakukanya BPJS.

Ia mengaku perkembangan bisnis naik sebanyak 20%, sepanjang tahun lalu. Asosiasi ini sendiri membawahi 4 divisi utama yaitu, hotel laundry, rumah sakit laundry, komersil laundry, dan garment laundry.

Hingga saat ini, asosiasi yang berganti nama di tahun 2005 tersebut sudah menaungi 4.000 anggota dari seluruh Indonesia, walaupun begitu, jumlah ini belum mencakup seluruh perusahaan laundry di Indonesia. Menurut Warsono, untuk lingkup Jabodetabek saja, sudah ada ribuan pelaku industri laundry di luar laundry kiloan.

Ia pun melihat besarnya prospek industri ini di Indonesia, mengingat mulai tumbuhnya industri hotel dan rumah sakit di Indonesia. Namun sayangnya, perhatian pada industri ini masih sangat kecil, salah satunya masih sedikitnya sertifikasi untuk para pekerja laundry profesional.

Selain itu pekerja laundry profesional pun semakin sedikit jumlahnya di Indonesia. kebanyakan dari mereka pindah ke negara-negara Uni Emirat Arab, terutama Dubai. Menurutnya, kemudahan proses melamar kerja rupanya menjadi magnet tersendiri bagi para karyawan.

Mereka melamar kerja melalui internet, mulai dari proses memasukan berkas hingga interview. Nantinya setelah sampai di sana, para karyawan sudah dimanjakan dengan berbagai fasilitas.

Sertifikat nyatanya menjadi daya jual yang tinggi bagi para pelaku industri laundry. Tak heran bila kini, tenaga kerja laundry profesional setingkat manager mulai sulit dicari. “Kalau dia masuk ke industri kapal pesiar, biasanya manager ini tidak hanya berangkat sendiri, tetapi juga dengan timnya. Bisa-bisa 200 orang dia bawa semua,” dia menjelaskan.

Meski begitu, ia mengaku senang dengan banyaknya para pelaku industri laundry yang mulai diakui di luar negri tersebut. Mereka bisa menjadi pintu penghubung bagi teman-temannya maupun asosiasi laundry itu sendiri.

Ke depan, dia berharap makin bertambahnya jumlah karyawan laundry yang diberikan pelatihan dan diberikan sertifikasi. Pihaknya optimis menghadapi tahun 2016, di mana pada tahun ini diharapkan tumbuh sekitar 20%. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved