Strategy

Strategi Dana Hadapi Ancaman Resesi dan Kompetitor

CEO Dana Indonesia Vince Iswara. (Ubaidllah/SWA)

Ancaman resesi membayangi perekonomian di tahun 2023 ini. Industri perbankan, manufaktur, hingga fintech bersiap mengantisipasi agar ancaman resesi tidak benar-benar memberikan dampak buruk bagi pertumbuhan bisnis.

Salah satu layanan finansial non perbankan Dana juga bersiap melakukan sejumlah upaya dalam menghadapi ancaman resesi. CEO Dana Indonesia Vince Iswara mengatakan, pihaknya akan meningkatkan sejumlah layanan keuangan.

“Untuk tahun 2023 kami akan memberikan banyak layanan keuangan. Ini yang akan diutamakan, karena secara penetrasi sudah lumayan, tapi sekarang ingin pengguna Dana mendapatkan benefit-benefit yang lebih baik,” kata Vince menjawab pertanyaan wartawan di Kantor Pusat Dana Indonesia, Rabu (25/1/2023).

Menurut Vince, resesi menjadi momentum untuk para pengguna agar lebih memanfaatkan layanan keuangan dari Dana, baik untuk keuangan sehari-hari, maupun investasi. Sehingga ancaman resesi bisa dihindari sedini mungkin.

“Jadi jika kita berbicara resesi, ini justru momentum layanan Dana membantu keuangan teman-teman untuk kehidupan sehari-hari. Membantu memanage, investasi, kredit, itu semua akan kita nikmati di tahun 2023,” kata Vince.

Sementara saat ditanya mengenai strategi menghadapi kompetitor dan perkembangan digitalisasi perbankan, Vince mengaku saat ini Indonesia masih dalam era pertumbuhan transformasi digital. Sehingga jika beranggapan bahwa pasar bisnis keuangan digital sudah menciut sehingga saling sikut, Vince berpendapat hal itu belum terjadi. “Indonesia itu baru belasan persen, terakhir tahun 2021 sekitar 10%, atau anggaplah pertumbuhannya 13 -15% dari ritel transaksi itu digital. Jadi kalau kita lihat potensi pertumbuhannya itu masih 85% lebih,” kata Vince.

Jika ada pemain-pemain baru atau pemain baru (sejenis Dana), Vince mengaku pihaknya sangat gembira. Karena semua pihak harus berkolaborasi mengedukasi masyarakat bahwa pertumbuhan digital itu penting untuk masa depan Indonesia. “Digitalisasi itu it’s not an option (pilihan), but it’s a must (tapi suatu keharusan) bagi masyarakat Indonesia supaya kita bisa masuk ke era yang kita sebut negara maju. It’s a must,” kata Vince menegaskan.

Sementara untuk bersaing, Vince mengaku Dana selalu mengedepankan product and experience. Misalnya seseorang punya m-banking beberapa bank, lalu capek bolak balik maka pakai Dana saja karena bisa jadi satu semuanya. “Jadi kita memberikan akses kenyamanan. Instrumen apapun juga, ada kartu kredit, kartu debit, bank A dan B semuanya bisa dipakai di satu aplikasi Dana. Itu yang pertama, kenyamanan,” ujarnya.

Kedua, keamanan. Di Dana, prioritas yang paling utama adalah keamanan pengguna. Keamanan untuk transaksi itu termasuk tidak hanya terbaik di Indonesia, tapi juga terbaik di dunia. “Kita ada security score cut, itu dari independent party untuk analisa keamanan Dana. Kami selalu paling atas dibandingkan semua institusi,” ucap Vince mengklaim.

Dana juga akan melakukan inovasi-inovasi yang lain seperti pembayaran saat ini sudah ada QRIS, E-Wallet, dan lainnya. Ke depan tidak hanya pembayaran, kita juga akan ada layanan untuk kredit, investasi, dan asuransi. “Jadi sebagai pengguna, itu benar-benar dompet kalian ada di Dana, dompet untuk pembayaran, investasi, asuransi, kredit, dan lainnya,” katanya.

Rangga Wiseno selaku Chief of Product Dana Indonesia menambahkan bahwa Dana dengan bank itu tidak pernah melihat sebagai kompetitor, tetapi sebagai partner. “Contoh ada bank itu kesulitan reach out ke customer yang under bank sama unbank dan di situlah Dana sebagai jembatan. Pengguna bisa transaksi pakai Dana, tetapi bisa pakai kartu dari bank A, B, atau C,” ucapnya.

Saat ini, pengguna layanan keuangan Dana mencapai 135 juta pengguna. Meningkat dari tahun 2021 yang hanya 100 juta pengguna. Bahkan 40% pengguna Dana berada di luar Pulau Jawa. Sementara itu, rata-rata jumlah transaksi harian di aplikasi ini sebesar 160,30% pada November 2022 (YTD) atau sejumlah 16,4 juta transaksi. Kebiasaan pengguna dalam bertransaksi secara digital untuk melakukan transaksi kirim uang juga meningkat 323,46% pada November 2022 (YTD).

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved