Management Strategy

Swiss German University Selaraskan Kompetensi dan Soft Skills

Swiss German University Selaraskan Kompetensi dan Soft Skills

Saat dimana akses terhadap pengetahuan dan keterampilan sangat luas, soft skills berperan penting dalam menentukan kesuksesan lulusan perguruan tinggi. Filosofi pengajaran Swiss German University berpusat pada pembentukan karakter dan soft skills. Soft skills adalah kemampuan, bakat, atau keterampilan yang ada di dalam diri setiap manusia, dan disebut juga keterampilan personal dan inter personal.

“Pembentukan karakter dan soft skills dibentuk dari lingkungan belajar, pengintegrasian standar internasional dan kebutuhan industri ke dalam kurikulum dan program magang yang secara khusus terbagi di dalam negeri dan luar negeri, khususnya Eropa,” kata Rektor Swiss German University, Filiana Santoso.

Sejak berdiri di tahun 2000, Swiss German University bertujuan untuk membentuk pengetahuan dan ketrampilan yang diarahkan sesuai dengan ekspektasi industri serta menanamkan prinsip-prinsip dalam bekerja yang didapat dari pengalaman mahasiswa yang terekspos pada lingkungan profesional baik lokal maupun internasional.

Pengamat pendidikan dan CEO Jurusanku.com, Ina Liem melihat pentingnya pembentukan soft skills sejak dini khususnya di dalam keseharian kegiatan belajar–mengajar pendidikan. Memang, pengetahuan dan keterampilan praktek atau practical skills memang menjadi modal utama bagi setiap lulusan pendidikan tinggi.

(ki-ka) Ina Liem - Pengamat Pendidikan & CEO Jurusanku.com, Dr. rer. nat. Filiana Santoso - Rektor SGU, Josef WInter - Presiden Direktur & CEO PT Siemens Indonesia

(ki-ka) Ina Liem – Pengamat Pendidikan & CEO Jurusanku.com, Dr. rer. nat. Filiana Santoso – Rektor SGU, Josef WInter – Presiden Direktur & CEO PT Siemens Indonesia

“Soft skills berperan besar sebagai penentu kesuksesan lulusan baik untuk pengembangan usaha atau penciptaan peluang bisnis, terutama dalam menghadapi era globalisasi dan MEA,” katanya.

Dalam ‘Global Talent Index’ yang dirilis oleh EIU (Economist Intelligence Unit) di tahun 2012, sebanyak 52% pelaku industri di Asia Pasifik mengatakan kelemahan terbesar dari sumber daya manusia yang tidak lolos proses rekrutmen adalah lemahnya soft skills secara khusus kreatifitas dalam menghadapi tantangan pekerjaan dan ketrampilan komunikasi yang baik.

Padahal, kompetensi dan latar belakang pendidikan tenaga kerja Indonesia adalah salah satu hal krusial dalam persaingan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Para pekerja dituntut untuk memiliki keterampilan yang mumpuni, cerdas, kreatif, dan inovatif.

Contohnya, PT Siemens Indonesia mempunyai standarisasi dalam perekrutan sumber daya manusia yang berkualitas demi memacu pertumbuhan perusahaan. Karyawan harus ‘siap pakai’ serta memiliki ketrampilan praktis sesuai dengan bisnis perseroan.

“Mereka juga harus punya jiwa kepemimpinan, kemampuan komunikasi serta etos kerja yang baik, serta berorientasi internasional tanpa menghilangkan pengetahuan dan pendekatan lokal,” kata Presiden Direktur dan CEO PT Siemens Indonesia, Mr. Josef Winter.

Dari survei yang dilakukan EIU (Economist Intelligence Unit)/SHRM (Society for Human Resource Management) Foundation di tahun 2013, tantangan terbesar dalam pengembangan sumber daya manusia terampil di tengah era globalisasi ini adalah ketidakselarasan antara kompetensi yang dihasilkan oleh institusi bersistem pendidikan tradisional dengan kompetensi yang sesungguhnya dibutuhkan oleh pelaku industri.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved