Management Strategy

Sampoerna Prediksi Pasar Rokok Turun 2%

Sampoerna Prediksi Pasar Rokok Turun 2%

Meskipun pertumbuhan industri rokok kurang menggairahkan, PT HM Sampoerna Tbk mencatatkan kenaikan penjualan rokok di tahun 2015. Perusahaan yang saham mayoritasnya dimiliki oleh Philip Morris International, Amerika Serikat tersebut, mencatatkan penjualan rokok di tahun 2015 sebesar 109,8 miliar batang rokok. Angka ini naik tipis dari penjualan tahun sebelumnya yang berada dikisaran 109,7 miliar batang.

Bila dirinci lebih jauh Sampoerna mencatatkan kenaikan penjualan sekitar 2,0 miliar batang pada penjualan penjualan produk SKM (sigaret kretek mesin), atau mewakili 64,6% dari volume penjualan rokok domestik. Di sisi lain, volume penjualan produk SKT turun sebesar 1,6 miliar batang dibandingkan dengan tahun 2014, dan mencerminkan tren peralihan preferensi perokok dewasa ke produk SKM.

Sementara itu, volume penjualan produk SPM (rokok putih) yang didistribusikan oleh Sampoerna mengalami penurunan dari tahun lalu. Menurut laporan audit ritel Nielsen, Sampoerna berhasil mempertahankan posisi terdepan di pasar Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 35,0% pada tahun 2015, naik 0,1 poin dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sumber: Laporan Keuangan Sampoerna

Sumber: Laporan Keuangan Sampoerna

Adapun untuk tahun ini, Sampoerna memperkirakan pasar rokok di Indonesia akan menurun sebesar 1-2% di tahun 2016. Hal ini dampak dari kenaikan cukai rokok sebesar 15% berdasarkan perhitungan rata-rata tertimbang (weighted average), serta kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) rokok. “Menimbang volatilitas serta berbagai tantangan yang tengah dihadapi pasar saat ini, kami sangat senang bahwa kami dapat memberikan pembayaran dividen yang memuaskan bagi para pemegang saham, serta memaksimalkan imbal balik untuk mereka. Kendati demikian, kami khawatir bahwa tambahan kenaikan tarif cukai atau PPN rokok dapat menyebabkan tekanan yang lebih dalam bagi industri, serta menimbulkan dampak yang tidak baik bagi pekerja di segmen padat karya sigaret kretek tangan (SKT), yang saat ini mempekerjakan ratusan ribu karyawan dalam proses produksinya,” kata Presiden Direktur Sampoerna, Paul Janelle.

Pada kuartal I tahun 2016 ini, Sampoerna mencatatkan laba bersih Rp 3,1 triliun pada kuartal pertama tahun 2016, atau tumbuh 7,6% dibandingkan periode yang sama di tahun 2015, yaitu Rp 2,9 triliun. Di tengah penurunan kinerja industri sebesar 5,9% pada kuartal pertama pada tahun 2016 serta situasi ekonomi yang masih melemah, Sampoerna berhasil mempertahankan kepemimpinannya di pasar industri rokok Indonesia dengan menguasai 34,1% pangsa pasar. Para pemegang saham juga telah menyetujui pembayaran dividen tunai sebanyak 99,9% dari total pendapatan bersih tahun 2015 kepada para pemegang saham.

Sampoerna juga telah memperoleh persetujuan atas perubahan susunan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris. Perseroan mengumumkan bahwa Wayan M Tantra akan menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris yang baru, sementara Ivan Cahyadi dan Mimi Kurniawan akan bergabung sebagai Direktur yang baru. Selain itu, Yos Adiguna Ginting akan bertanggung jawab sebagai direktur independen. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved