Marketing Strategy

Tas Webe Perluas Pasar E-Commerce di Webemall

Tas Webe Perluas Pasar E-Commerce di Webemall

Melihat pesatnya pertumbuhan e-commerce di Indonesia, membuat PT Webe Inter Tirzada, tak ingin ketinggalan kesempatan bisnis. Perusahaan yang menaungi tas merek Webe ini, mengeluarkan sebuah marketplace webemall.co.id. Bagi Wenny Sulistiowaty Hartono, Founder PT Webe Inter Tirzada, marketplace ini merupakan salah satu upaya agar karya original tidak mudah dicontek dan ditiru orang lain.

Wenny Sulistiowaty Founder webemall.co.id

Wenny Sulistiowaty Founder webemall.co.id

“Saya mulai berbisnis sejak tahun 1998 dan banyak produk yang saya buat susah payah dicopy dan dijual orang lain. Selama ini tas Webe hanya dijual melalui outlet resmi, tapi banyak juga yang jual versi KW secara online,” jelasnya. Ia pun mengandeng Frans Budi Pranata sebagai co-Founder dari PT Webe Daring Indonesia.

Wanita asal Semarang ini menceritakan bagaimana ia merasa sedih dan marah saat melihat produk buatan tangannya ditiru dan dipasarkan oleh orang lain. Ia sendiri memulai bisnis sejak tahun 1998 dengan membuat tas untuk produk lain yang dipasarkan ke luar negeri. Pada tahun 2000 ia fokus pada pasar dalam negeri dan tahun 2007 membuat merek tas Webe.

Menurutnya, pasar Indonesia memiliki potensi yang besar, karena ingin menghasilkan sesuatu yang berbeda. Ia fokus mengambil anyaman sebagai dasar dari produknya. Selain dalam neegri, produk ini juga mampu menembus pasar luar dan diekspor ke Amerika, Inggris, Peranci, Jepang, Hong Kong, dll.

Namun, produknya banyak ditiru oleh pihak lain, hingga muncullah 14.000 SKU palsu dan dicari 16.000 konsumen setiap bulannya. Sejauh ini tas Webe sendiri belum pernah dijual secara online. Rencananya beberapa koleksi akan dipasarkan melalui marketplace yang baru diresmikan ini. Namun, untuk jumlahnya, Wenny enggan menyebutkan.

Webe Daring sendiri menjadi perusahaan yang menaungi marketplace tersebut. Rencananya akan ada 300 vendor yang bergabung di 11 kateori seperti sepatu, anak-anak, perhiasan, aksesoris, kesehatan & kecantikan, home & living, seni, makanan, tas, jam tangan, dan apparel.

Di setiap kategori barang yang dijual merupakan hasil buah tangan dari setiap vendor, sehingga tidak ada barang palsu atau KW. Wenny bahkan menyeleksi dan memilih secara langsung setiap produk yang akan dipasarkan di marketplace tersebut. Salah satunya dengan mengecek hak paten dari setiap produk yang akan dipasarkan. Menurutnya, mengecek setiap hak paten merek merupakan salah satu cara untuk memastikan originalitas vendor.

Selain itu, ia berencana untuk mengadakan seminar bagi para vendor yang telah bergabung. Tujuannya, agar para vendor mengerti mengenai hak dan tanggung jawab mereka. Juga, ingin membuka workshop marketing agar para pengusaha bisa tetap bertahan. Rencananya marketplace ini akan dipromosikan melalui internet misalnya iklan di Youtube, Facebook, social media, Adwords, Adchoice dll.

Pihaknya juga berencana untuk memberikan free voucher sign up, membuka stan di mal-mal, dan melakukan workshop setiap minggunya. Nantinya, setiap vendor yang akan bergabung akan dikenai charge 10% untuk setiap barang yang terjual. Menurut Frans, sistem yang digunakan tidak jauh berbeda dengan marketplace kebanyakan.

Ke depannya Wenny berharap agar marketplace ini bisa diterima secara luas. Targetnya tahun 2016 dan 2017 sudah ada ribuan vendor yang bergabung. Mereka juga berencana untuk memasarkan produk secara global, salah satunya dengan membuka kantor di Singapura, tapi kapan tepatnya ia enggan berbicara banyak. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved