Strategy zkumparan

Tiga Peran Corsec Golden Energy Mines Hadapi Disrupsi

Sudin SH Corporate Secretary PT Golden Energy Mines Tbk (Foto: Anastasia/SWA)

PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) menjalani periode Covid-19 dengan melakukan transformasi di berbagai lini. Misalnya, menerapkan Work From Home (WFH) untuk karyawan office dan pengetatan sistem bekerja di area tambang menggunakan bubble system. Sistem ini memisahkan kegiatan operasional tambang dengan masyarakat sekitar.

Selain mengetatkan operasional kerja, perusahaan juga mengubah cara berkomunikasi. “Selama tiga tahun, zoom online popular di level komisaris, direksi, dan internal perusahaan. Saat ini, kami sudah beradaptasi dengan sistem digital,” kata Sudin SH Corporate Secretary PT Golden Energy Mines Tbk. dalam Webinar dan Awarding yang diselenggarakan SWA Media Group secara virtual dengan tema Corporate Secretary Champions 2023 New Challenges & New Strategic Roles of Corporate Secretary in the Disruption Era (30/03/2023).

Peran Corporate Secretary(corsec) pun tidak luput dari perubahan. Sudin menjelaskan ada tiga peran Corsec dalam menghadapi disrupsi, yakni mengikuti perkembangan pasar modal, khususnya perundang-undangan di pasar modal. Kedua, menjaga pelaksanaan tata kelola perusahaan, ketiga menjadi penghubung perusahaan dengan pihak ketiga.

“Kami mengapresiasi OJK karena telah memberikan relaksasi pelaporan selama 60 hari. Di tahun lalu pun OJK masih memberikan relaksasi selama 30 hari baik untuk laporan keuangan maupun RUPS,” ujarnya. Dalam tata kelola perusahaan, GEMS menjalankan pelaporan rutin dan menjalankan aksi insidentil. KSEI, kata dia, juga menyediakan E-RUPS dan E-KEI yang memudahkan GEMS melakukan E-RUPS tahunan secara online.

Pada 2021, GEMS juga sempat melakukan corporate action yang penting dengan menggelar laporan publik insidentil: Free Float. Sekedar tahu, IDX mewajibkan kepemilikan saham publik sebesar 7,5 persen bagi setiap perusahaan listing di BEI. Peraturan ini diluncurkan pada tahun 2016. GEMS yang kala itu baru melakukan listing di tahun 2011 belum memenuhi aturan baru ini. Saham GEMS yang dimiliki publik hanya sebesar 3%. “Karena tidak bisa memenuhi free float, saham GEMS disuspend oleh IDX pada Januari 2018,” kata dia.

Buntut dari kejadian tersebut, pemegang saham pengendali GEMS melakukan divestasi sehingga saham publik perusahaan pertambangan ini menjadi 7,5 persen. “IDX meminta kami melakukan public expose insidentil untuk menjelaskan corporate action tersebut. Kemudian, suspend kami dicabut dan saham bisa diperdagangkan secara normal,” ujarnya menambahkan. Sejak pencabutan itu, harga saham GEMS yang tadinya bertengger di angka Rp2550 di tahun 2018 naik menjadi Rp6525 di tahun 2023.

Selain melakukan perbaikan di sisi tata Kelola, GEMS juga memaksimalkan digital dalam operasionalnya. Hal itu membuat produktifitas dan keuntungan perusahaan meningkat, Inovasi baru pun kian banyak bermunculan. Selain itu, perusahaan juga lebih fokus pada costumer dan operasional tambang.

“Transformasi digital membuat kami fokus pada IT dan banyak meluncurkan inovasi di bidang digital,” ujar Sudin. Inisiatif project yang dilakukan antara lain meluncurkan e-safe untuk menjaga healthy safety and environment di area tambang, sehingga pengerjaan lebih cepat dan tepat waktu. Kedua, meluncurkan e-permit agar perijinan lebih cepat dipenuhi. Ketiga, menggunakan kamera dan video berbasis Artificial Intelligence untuk menunjang penambangan di lapangan.

Keempat, memiliki command center sehingga tim bisa memantau penambangan dan pengangkutan hingga ke palabuhan. Kelima, meluncurkan e-memo untuk menunjang operasional di head office. “Ke depan, kami akan fokus mengembangkan super apps,” ujarnya menutup pembicaraan.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved