Strategy

Tren Minimalis Masih Merajai Bisnis Furniture 2013

Tren Minimalis Masih Merajai Bisnis Furniture 2013

Tahun 2013 bisa jadi awal bagi kebangkitan bisnis furniture Tanah Air. Betapa tidak, setiap sendi kehidupan tak bisa lepas dari unsur furniture. Mulai dari hal-hal kecil, seperti makan, duduk, bekerja, sampai tidur pun pasti menggunakan furniture. Sementara dari sisi makro, menjamurnya bisnis restoran, perhotelan, maupun bangunan komersial lainnya, menjadi faktor pendukung bagi bisnis . Tak pelak lagi, furniture menjadi hal yang sangat prospektif dilihat dari segi bisnis dewasa ini. Lantas tren seperti apa yang masih menjadi primadona bisnis ini? Ambar Tjahyono, Ketua Umum Asosiasi Permebelan dan Kerajinan Indonesia menyebutkan bahwa 2013 masih dirajai oleh tema minimalis.

Ambar Tjahyono, Ketua Umum Asosiasi Permebelan dan Kerajinan Indonesia

“Minimalis masih menjadi acuan karena masuknya negara-negara Eropa. Jujur saja, seleranya masih selalu mengacu ke selera barat, jadi minimalis mendominasi. Yang kedua, etnics recylce masih masuk di situ. Kami lihat perkembangan hotel-hotel dan restoran, dimana mereka maunya yang recylce, yang lucu-lucu. Sementara kalau rumah-rumah, pakai yang seleranya minimalis. Tapi kalau orang-orang yang ‘kejawen’ masih suka yang ukir. Tapi minimalis lebih mendominasi,” terang Ambar Tjahyono saat ditemui di Dialog Menuju Industri Furniture ke Depan, Selasa (8/1).

Ambar menambahkan bahwa prospek furniture Indonesia masih sangat bagus. Untuk industri lokal dirinya memprediksi akan naik cepat. Demikian halnya dengan ekspor yang juga terus naik. Lebih-lebih, dalam waktu dekat akan diadakan International Furniture & Craft Fair Indonesia (IFFINA) di JIExpo Kemayoran, Jakarta pada 11-14 Maret 2012 mendatang. Dalam acara tersebut, Ambar memiliki mimpi bahwa tingkat transaksi bisa mencapai US$ 2 juta tahun 2013 dari yang semula US$ 1,8 juta pada 2012. Untuk itulah kualitas barang dikerjakan secara serius, karena buyer yang akan hadir berasal dari 150 negara. Ambar mengklaim bahwa hal ini akan menjadi ajang terbesar karena digarap di bawah Circuit Asian Furniture.

Meskipun situasi Amerika dan Eropa diprediksi masih tetap terpuruk hingga 2 tahun lagi, nyatanya tidak menjadi persoalan yang berarti. “Ekspor itu paling gede di Amerika dan Eropa. Nah, sekarang kami harus mencoba negara-negara baru, ketika Amerika-Eropa sakit, industri furniture kita terus berkembang, dengan melihat pasar-pasar baru, saling masuk ke inter Asia, seperti Cina, India, ” pungkasnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved