Management Strategy

Upaya BTN Ukir Laba Tembus Rp 2 Triliun

Upaya BTN Ukir Laba Tembus Rp 2 Triliun

Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menargetkan pertumbuhan 25% pada tahun ini. Diprediksi, labanya akan tembus Rp 2 triliun. Hingga Triwulan I 2016, laba bersih yang diperoleh BTN sebesar Rp491 miliar. Laba perseroan ini tumbuh 22% dibanding perolehan laba periode yang sama tahun 2015 (Rp 402 miliar).

Perolehan laba bersih BTN berada di atas rata-rata industri dimana pada umumnya pada periode yang sama laba industri tumbuh secara melambat. BTN berhasil memperoleh net interest income sebesar Rp1,8 triliun. Pendapatan dari fee based income tercatat sebesar Rp262 miliar.

Menurut Maryono Direktur Utama Bank BTN, hingga Triwulan I tahun 2016 kredit dan pembiayaan tumbuh 18,9% menjadi Rp143 triliun. Kredit dan pembiayaan pada periode yang sama tahun sebelumnya hanya Rp120 triliun.

Pertumbuhan kredit, menjawab permintaan masyarakat terhadap rumah masih cukup tinggi. Khusus untuk pasar Bank BTN, pertumbuhan kredit ini adalah potret permintaan masyarakat akan hunian kelas menengah bawah masih cukup tinggi. Pihaknya optimistis dengan potret kinerja kredit triwulan pertamasatu. Bank BTN akan dapat memenuhi target yang ditetapkan sampai dengan akhir tahun 2016.

Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 20% atau menjadi sebesar Rp131 triliun dari posisi yang sama tahun 2015, sebesar Rp109 triliun. Pertumbuhan DPK ini juga melampaui rata-rata industri yang hanya tumbuh 6,9%. Sementara itu aset perseroan tumbuh 19,5% dari aset posisi yang sama tahun 2015.

Maryono, CEO Bank BTN

Maryono, CEO Bank BTN

Dari sisi aset BTN mencatat sebesar Rp178 triliun tumbuh dari aset periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp149 triliun. Pertumbuhan aset ini berada di atas industri yang pertumbuhannya hanya 7,6%.

Sementara itu, BTN juga berhasil menurunkan NPL menjadi 3,59% (gross) turun dari NPL periode yang sama sebesar 4,78%. NPL Nett perseroan sendiri tercatat 2,34%. BTN berhasil menekan NPL dibawah 4% pada triwulan I tahun 2016, sesuai dengan target perseroan untuk terus memperbaiki kualitas kredit dengan target NPL di bawah 3% pada akhir tahun 2016.

Saat ini BTN masih menjadi pemimpin pasar pembiayaan perumahan di Indonesia dengan penguasaan pangsa pasar total KPR sebesar 31%. Sedangkan untuk segmen KPR subsidi, peran Bank BTN sangat dominan dengan menguasai pangsa pasar 97% dari total penyaluran FLPP tahun 2015.

Untuk program satu juta rumah tahun 2016, sampai dengan triwulan I 2016 telah terealisasi 58.712 unit. Terdiri dari rumah subsidi 44.449 unit dan rumah non subsidi 14.263 unit. Total kredit yang sudah disalurkan Bank BTN untuk mendukung pembiayaan 58.712 unit adalah sebesar Rp7,6 triliun. Bank BTN berkomitmen untuk mendukung program sejuta rumah tahun 2016 sekitar 570.000 unit rumah.

Maryono, menambahkan BTN bisa lebih maju dibandingkan bank yang lain karena BTN telah melakukan berbagai transformasi, antara lain, BTN berkonsentrasi bisnisnya dalam pembiayaan perumahan. Kedua, BTN meningkatkan pelayanan dengan menggunakan teknologi informasi (IT).

Ketiga, BTN melakukan perubahan cara berbisnis dengan melakukan transformasi di sumber daya manusia (SDM). BTN telah membentuk lembaga Housing Finance Center untuk mengembangkan dan meningkatkan SDM serta mengubah budaya perusahaan.

Sedangkan untuk laba bersih, pada kuartal I-2016, Bank BTN membukukan laba bersih sebesar Rp 491 miliar, tumbuh sebesar 22 persen dibanding perolehan laba periode yang sama di tahun 2015 sebesar Rp 402 miliar.

Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) perseroan tumbuh 20 persen yoy atau sebesar Rp 131 triliun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 109 triliun.

“Selain itu, aset BTN juga mengalami pertumbuhan sebesar 19,5 persen menjadi Rp 178 triliun dari yang sebelumnya Rp 149 triliun,” katanya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved