Tren belanja online khususnya barang branded masih terus berlangsung sejak pandemi dua tahun terkahir. Melihat banyaknya masyarakat yang antusias dengan hal tersebut, Paul Cahyadi mendirikan Voila.id pada tahun 2020 lalu. Platform tersebut didirikan untuk memudahkan pecinta fashion mendapatkan koleksi brand high end internasional.

Selama 2 tahun berdiri, Voila telah memiliki 2 toko offline yakni di Jakarta dan Surabaya. Sementara untuk penjualan online, platform menyediakan pembelian melalui website dan mobile apps. “Kenapa fokus di online juga, soalnya sejak pandemi pertama banyak orang tidak bisa pergi kemana-mana, yang biasanya kalau liburan mereka suka keluar negeri untuk shopping. Untuk dari itu Voila membantu kenyamanan orang-orang berbelanja di Indonesia,” kata Head of Marketing and Communication Voila Zoey Rasjid.

Meskipun sempat dibayangi penurunan transaksi barang-barang luxury ditengah tantangan ekonomi selama pandemi, Voila terus tumbuh karena kombinasi strategi offline dan online store. Tren berbelanja barang mewah yang masih berlangsung selama pandemi juga menjadi faktor pendorong kesuksesan Voila selama 2 tahun.

“For some reason, masyarakat Indonesia suka aksesoris seperti tas dan sepatu dibandingkan baju. Tren dari dulu sampai sekarang tas banyak sekali peminatnya, dimana ada salah satu pelanggan yang bilang beberapa brand tas dapat dijadikan investasi atau resell (dijual kembali), mengingat ketika mereka membeli barang tersebut, harga sudah langsung naik,” ujarnya.

Berkaca dari pandemi, masyarakat Indonesia kini, kata dia, lebih mengapresiasi suatu brand dan sesuatu yang mereka beli. Pelan-pelan mereka berpikir bahwa membeli barang mewah tidak hanya sekedar harga, tetapi juga bentuk apresiasi bagi produk dan sarana investasi. Saat ini, Voila telah memiliki ratusan brand di platformnya dan akan terus menambah brand yang dimiliki, serta mengembangkan jalur online store.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id